Part 17

9.7K 470 1
                                    

Jangan lupa untuk tinggalkan jejak kalian dengan cara vote dan komen nya ya, terimakasih 💚

Selamat membaca dan semoga menghibur 🐻🌻

Kai yang terduduk lesu di lantai kamarnya, langsung terbangun begitu melihat pintu kamarnya terbuka. pikiran nya sekarang ini sedang sangat kacau, mengkhawatirkan si bungsu.

Kai menghampiri saudara kembarnya dengan tatapan penuh tanda tanya. "Apa yang terjadi di luar? kenapa aku mendengar suara tembakan tadi? apakah ada penyusup?"

Ken mengangguk singkat, duduk di tepi ranjang Kai membuatnya ikut duduk di samping Ken. "Ya, kau benar. ada penyusup dan dia menembak adik tadi"

Deg!

Mendengar itu tentu membuat Kai terkejut. perasaan nya benar-benar diliputi rasa takut. dia takut bukan karena ada penyusup. melainkan karena mendengar kondisi sang adik.

Kai langsung berdiri. "Lalu bagaimana keadaan adik sekarang? apakah luka nya parah? apa dia baik-baik saja sekarang? Papa udah dateng belum? atau adik sedang di bawa ke rumah sakit sekarang?" tanya Kai bertubi-tubi.

Ken mendengus kesal mendengar pertanyaan beruntun itu. kenapa Kai begitu cerewet, pikir nya.

Ken menatap datar Kai, "duduklah. luka adik tidak terlalu parah. hanya terkena bahu kanannya saja" ujar nya.

Mendengar itu Kai menghela nafasnya lega. tapi tak bisa dipungkiri, ia masih mengkhawatirkan kondisi Galvin. ia ingin menemui adiknya itu. "Syukurlah. tapi tolong buka rantai ini. aku ingin menemui adik sekarang!" ucap Kai.

Ken menggelengkan kepalanya. "Maaf, aku tidak bisa membuka rantai ini"

"Kenapa?"

"Kak Kyler dan bang Liam sedang pergi mencari penyusup itu jadi aku tidak bisa meminta kuncinya"

"Gunakan saja kunci cadangan"

"Aku tidak berani"

Kai mendengus kesal mendengar ucapan itu. "Sialan!" umpatnya, yang langsung dihadiahi tatapan tajam dari saudara kembar. tapi Kai tak memperdulikan itu. dia hanya ingin menemui Galvin, untuk memastikan kalau adiknya itu benar-benar baik-baik saja.

💚😸

"Sialan!"

Kyler masuk ke dalam kamar Galvin sembari mengumpat, diikuti oleh Liam di belakangnya. untung saja Galvin sudah tertidur sekarang, setelah lukanya sudah di obati oleh Papa Adrian.

Adelard dan Adrian menatap Kyler dan Liam. "Bagaimana dengan penyusup nya boy? apa kalian berhasil menangkap orang itu?" tanya Adelard.

Kyler menggelengkan kepalanya, duduk di tepi ranjang memperhatikan wajah damai sang adik. "Baiklah, tidak papa. kita akan mencari taunya nanti" Adelard menepuk nepuk pundak Liam.

Adrian menghela nafasnya berat. "Baiklah kak, kalau begitu aku harus pergi. ingatkan Galvin agar tidak terlalu banyak menggerakkan tangan kanannya. untuk sementara waktu, dia tidak bisa menggunakan tangan kanannya itu mungkin sampai 1 atau 2 Minggu lagi" ujar Adrian tersenyum tipis menatap Galvin.

Adelard berdehem sebagai jawaban. "Kalau mansion ini cukup berbahaya untuk Galvin, aku bisa menampung baby boy ku itu di mansion ku. akan ku pastikan dia akan aman di dalam mansion ku"

"Tidak!" ucap Kyler dan Liam kompak menatap tajam Papa nya. membuat Adrian terkekeh kecil melihat tatapan tajam keponakan nya.

Galvin Malvelino Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang