BONCHAP 📍

4.7K 283 21
                                    

"DADDY!!!"

"DADDY, YUHUU~"

"DADDY ADELARD, AYO MAIN YOK!"

Adelard mendelik begitu mendengar suara melengking
dari putra bungsunya. pria paruh baya itu menghentikan pekerjaannya dan menatap Galvin yang terlihat cekikikan di depan pintu ruang kerjanya.

"Ada apa baby? kenapa kau berteriak-teriak hm?"

"Daddy, sini deh!" panggil anak itu seraya melambaikan tangannya, menyuruh agar sang ayah mendekat ke arah anak itu. Adelard mengernyit heran, tapi dia tetap datang ke arah bungsunya.

Galvin tersenyum penuh arti ke arah sang ayah,
sambil menyembunyikan sesuatu di belakang tubuhnya membuat ayah lima anak itu penasaran dengan apa yang sedang disembunyikan oleh putra nakal nya itu.

"Apa yang sedang kau sembunyikan, baby? coba
tunjukkan kepada daddy. daddy ingin melihatnya" ucap Adelard.

Anak itu menggeleng ribut sambil menunjukkan
deretan gigi-giginya yang putih. terlihat menggemaskan.

"Jangan, daddy nggak boleh liat apa yang Galvin bawa!"

"Kenapa memangnya? daddy ini adalah daddy mu,
jadi seharusnya tidak ada rahasia-rahasiaan diantara ayah dan putranya, mengerti?"

"Mang eak?"

Adelard mendengus samar mendengar ucapan
putra bungsunya membuat anak itu kembali cekikikan
tidak jelas. Galvin yang melihat daddy nya menahan kesal hanya bisa tertawa. "Baby, daddy serius. coba tunjukkan itu, daddy ingin melihatnya" ucap Adelard berusaha sabar.

"Cie daddy kepo" ledek Galvin.

"Baby, daddy serius. jangan bercanda!"

"Emang boleh seserius itu, dad?"

"Baby!"

Galvin kembali menertawakan sang ayah yang kian
hari kesabarannya semakin menipis karena kesabarannya itu selalu diuji oleh si bocil kematian itu. tapi sampai sejauh ini, ia belum pernah melihat sang ayah yang marah besar ke bungsu nya, membuat Galvin semakin senang karena ia bisa terus menggoda Adelard.

"Haha bersyandaa daddy~"

"Nih, Galvin tunjukkin, tapi dengan satu syarat!"

"Apa itu?" tanya Adelard semakin penasaran.

"Daddy jangan buka kotak yang Galvin kasih sekarang.
daddy boleh buka pas Galvin udah pergi dari sini. setuju?" ucap Galvin menaik-turunkan kedua alisnya menggoda sang ayah.

Tanpa berpikir panjang, Adelard mengangguk,
menyetujui ucapan si bungsu. Galvin menunjukkan
sebuah kotak ke sang ayah dan langsung diambil oleh Adelard. sesuai dengan persyaratan tadi, Adelard tidak
akan membuka kotak itu sebelum putra bungsunya pergi.

"Yaudah, Galvin pergi dulu ya daddy!. semoga
daddy suka sama hadiah Galvin. Galvin sayang daddy banyak-banyak!" sebelum pergi, Galvin tidak lupa untuk mencium singkat pipi kiri Adelard membuat ayah lima anak itu tersenyum geli dengan tingkah manis bungsunya.

"Selain menggemaskan, putra bungsu ku itu juga
sangat manis. ah aku jadi penasaran dengan isi kotak ini" Adelard berjalan ke sebuah sofa, tersenyum manis ke kotak yang baru saja diberikan oleh Galvin.

"Sebaiknya aku membuka kotak ini dan melihat
isi di dalamnya" karena tak sabaran dengan isinya,
Adelard pun membuka kotak itu tanpa ragu. dan saat
di buka, ayah lima anak itu langsung dikejutkan dengan
isi kotaknya membuat Adelard refleks melempar kotak itu. bahkan saking kagetnya dia sampai berteriak.

"OH ASTAGA!!" kagetnya, melempar kotak itu ke marmer.

"Benar-benar anak nakal! seharusnya aku sudah
curiga dengan tingkah aneh anak itu tadi!" ucap Adelard sekaligus meruntuki kebodohannya yang langsung percaya dengan tingkah aneh Galvin yang tiba-tiba saja memberikan dia sebuah kotak hadiah.

Galvin Malvelino Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang