S2 ✨ 02

5.7K 363 5
                                    

Selamat membaca ❤️

Galvin merenggangkan otot-ototnya, mengerjapkan matanya beberapa kali sebelum merubah posisi nya menjadi duduk.

Ia mengedarkan pandangannya dan sedikit terkejut begitu menyadari kalau dia sudah ada di dalam kamarnya. seingat Galvin, dia sedang ada di dalam mobil bersama Kyler tadi.

Anak itu menggaruk tengkuknya yang tak gatal sama
sekali, dengan wajah bantal yang sangat ketara. "Ko gue ada di sini si? apa jangan-jangan bang Ky yang udah bawa gue ke sini?" gumamnya bertanya-tanya.

Tak mau ambil pusing, Galvin bergegas masuk ke dalam kamar mandi untuk mencuci wajahnya karena waktu jam makan malam sudah tiba.

Ia keluar dengan setelan baju yang lebih nyaman dan wajahnya terlihat lebih segar dari sebelumnya. berjalan santai menuju meja makan lewat tangga. "Wihh makanan kesukaan Galvin semuanya nih" celetuk Galvin berbinar.

Mereka tersenyum mendapati si bungsu yang sudah hadir. Galvin duduk dengan tenang di kursi nya, sesekali mencuri pandang ke Kyler. abang sulung nya terlihat tenang. apakah dia lupa untuk memberikan nya hukuman? ah tapi itu tidak mungkin. Kyler bukan tipe orang yang pelupa.

Kyler tersenyum sangat tipis, begitu menyadari Galvin
yang diam-diam memperhatikannya. sebenarnya ia tak
lupa dengan hukuman anak itu. tapi, dia memilih untuk bersikap biasa saja seolah tak terjadi apapun tadi. begitu pula dengan yang lainnya.

Kyler sedang tidak ingin menghukum adik bungsunya. makanya dia menyuruh seluruh keluarganya untuk tetap diam seolah tak terjadi apapun mengenai Galvin yang bolos.

"Kau ingin makan apa boy? biar daddy ambilkan"

"Ikan yang itu dong dad, Galvin mau nyobain"

Adelard mengangguk dan memberikan ikan yang di tunjuk oleh putra bungsunya tadi.

Tanpa memeriksa ikan itu masih ada duri nya atau tidak, anak itu langsung saja melahapnya hingga membuat anak itu kesakitan di bagian tenggorokannya.

"Ino hati-hati ada du--"

Ucapan Kai terpotong begitu melihat Galvin yang menepuk-nepuk meja makan berulang kali. "Uhukk dad, abang tenggorokan Galvin sakit!!" heboh anak itu.

Mendengar itu tentu membuat mereka panik. semuanya langsung berdiri dari kursi, menghampiri Galvin. "Ada apa dengan mu boy?" tanya Adelard panik.

"Dad, sepertinya Ino menelan duri ikan nya!" ucap Kai.

"Akhh kau sangat ceroboh!" ucap Kyler pada Galvin.

Galvin menggerakkan kakinya tak nyaman. "Dad, sakit tenggorokan Galvin. nanti kalo Galvin mati gimana?!"

"Tertelan oleh duri ikan tidak dapat membuat mu mati, Ino!"

Ken dan Kai menganggukan kepalanya setuju mendengar ucapan Liam. "Jangan terlalu dramatis!" ucap Ken.

"Bodo! daddy duri nya masih nyangkut"

"Makan nasi cepat" ujar Adelard, menyuapi Galvin dengan sesendok nasi putih. Galvin menerimanya lalu menelan nasi itu.

"Bagaimana? sudah lebih baik?"

"Minum!"

Kyler menuangkan segelas air putih untuk si bungsu, memberikan nya pada anak itu. Galvin menegak air putih itu hingga kandas. "Akhh lega~" ucap Galvin.

Adelard mengelus surai rambut si bungsu. "Sudah lebih baik boy?" tanya Adelard lagi dengan lembut.

Galvin mengacungkan jempolnya, lalu kembali makan dengan santai seolah tak terjadi apapun tadi. "Kalian ngapain masih berdiri? duduk-duduk, santai aja" ujar Galvin memperhatikan seluruh keluarganya yang masih berdiri sambil memperhatikan nya dengan berbagai macam ekspresi.

Galvin Malvelino Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang