S2 ✨ 26

4.1K 264 12
                                    

Selamat membaca ❤️

"Abang, daddy!" panggil Galvin sembari menangis. melihat bungsu nya menangis seketika Adelard langsung berdiri dan berjalan menuju ke si kecil.

Adelard mengambil alih tubuh si kecil dari Roberto. "Hey baby, ada apa dengan mu? kenapa kau menangis?" tanyanya

Galvin mengalungkan tangannya di leher tegas milik sang ayah lalu menyembunyikan wajahnya di perpotongan leher Adelard. "Ino mau di culik tadi, daddy~" adu nya.

"Di culik?!" kompak ayah dan anak kembarnya.

"Om, mendingan Galvin di bawa masuk ke kamar dulu aja. kasian dia masih ketakutan" ujar Raka yang diangguki oleh ayah lima anak itu.

"Baiklah. tapi apa Paman bisa menitipkan bungsu paman pada kalian? temani bungsu paman sebentar. boleh kan?"

Raka, Dewo dan Robby mengangguk dengan kompak membuat Adelard tersenyum tipis. "Baby, kau mau kan ditemani oleh teman-teman mu dulu? karena ada yang ingin daddy bicarakan pada paman mu" ujar Adelard mengelus rambut Galvin.

"Tapi jangan lama-lama ya daddy, Ino tunggu di kamar"

"Tentu."

Adelard menurunkan bungsu nya. "Pergilah" Raka menggandeng tangan Galvin tapi anak itu malah menatap temannya.

"Ino nggak mau di gandeng. Ino mau nya di gendong~"
ucap Galvin yang terdengar seperti rengekan membuat mereka tersenyum geli.

"Dasar bayi!" ucap Dewo dan Robby kompak.

Raka tersenyum dan menggendong Galvin ala koala lalu keempat nya berjalan menuju tangga untuk ke kamar si kecil Alvarendra. bersamaan dengan mereka yang menaiki tangga, pintu lift terbuka menampilkan sesosok Kyler dan adik keduanya.

Keduanya menatap Galvin serta teman-temannya sekilas, berjalan menuju sang ayah yang sudah duduk di sofa ruang tengah bersama si kembar dan Roberto? tunggu, untuk apa paman mereka ada di sini?

Untuk para tamu Adelard, mereka semua nya sudah pergi sejak beberapa menit yang lalu. jadi akan aman jika mereka berbicara serius di ruang tengah sekarang ini.

Kyler mendudukkan dirinya di samping Ken, sedangkan Liam duduk di samping Kai. "Ada apa ini? kenapa Paman ada di sini?" tanya Liam penasaran.

"Paman kemari karena ingin mengantar adik bungsu mu yang hampir saja di culik oleh seseorang boy" jawab Roberto mengejutkan Kyler dan Liam.

"Apa, hampir di culik?!"

"Iya boy, hampir di culik. tapi Paman tidak tau siapa orang itu" ucap Roberto menjawab Liam yang terkejut dengan apa yang dia dengar.

"Tapi apa paman melihat wajahnya?" kini geliran Kyler yang berbicara. Roberto mengangguk sebagai jawaban.

"Bagus! jadi seperti apa rupanya?" tanya Ken penasaran.

"Dia hanya kakek tua yang sempat mengatakan kalau dia akan kembali dan akan membawa Galvin pergi bersamanya"

"Apa mungkin dia.." Adelard menggantungkan ucapannya.

"Bukan mungkin dad, tapi memang kakek tua bangka itu pelaku nya! Kyler yakin itu" sela Kyler menatap tajam lurus ke depan. bahkan tangannya sudah mengepal sempurna.

"Apa kalian mengenal pelaku nya?" tanya Roberto.

Adelard dan keempat putranya saling bertukar pandang secara bergantian ketika mendengar pertanyaan itu. mereka bingung apakah mereka harus menceritakan masalah ini pada Roberto atau tidak? tapi setelah berpikir akhirnya ayah lima anak itu mulai menceritakan semuanya dari awal.

Galvin Malvelino Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang