S2 ✨ 43

3.9K 317 27
                                    

"Eughh"

Lenguhan kecil terdengar dari bibir tipis Galvin,
ketika anak itu merasakan pipi nya di toel-toel oleh seseorang, membuatnya sangat terganggu dengan aksi
orang tersebut. tapi karena dia malas membuka mata, jadi nya Galvin hanya bisa melenguh kecil dan berharap supaya orang itu bisa menghentikan aksinya untuk menoel-noel pipi nya. karena jujur saja, Galvin sangat terganggu!

Bukannya menghentikan aksinya tersebut, orang itu
malah semakin gemas dengan pipi gembul Galvin. orang tersebut sampai terkekeh kecil ketika melihat putra bungsu Adelard sampai mengerucutkan bibirnya karena kesal terus diganggu.

"Adik abang yang satu ini benar-benar menggemaskan"
ucap orang itu mencium pipi adik bungsunya. sudah cukup, Galvin benar-benar terganggu dengan orang itu sampai anak itu memutuskan untuk membuka matanya.

Ketika anak itu ingin melayangkan kata-kata
mutiara nya, tiba-tiba saja mulutnya terkantup untuk
sesaat ketika melihat wajah orang tersebut. ia menggosok matanya, tetapi langsung di tahan oleh orang tersebut.

Orang itu menahan tangan adiknya sambil
tersenyum manis. "Jangan di gosok, itu tidak baik untuk mata mu" ujar orang tersebut.

Galvin mengerjapkan matanya beberapa kali,
terlihat sangat menggemaskan di mata Liam. Liam
kembali mencium pipi gembul Galvin membuat anak
itu membuyarkan lamunannya. "Apa yang sedang kau pikirkan hm?" tanya Liam gemas.

"Ini beneran bang Liam?! Galvin nggak lagi mimpi
kan?!" tanya anak itu heboh sambil menangkup kedua
pipi tirus sang kakak kedua.

Liam menggelengkan kepalanya kecil membuat
anak itu sangat gembira. Galvin berhamburan memeluk abang keduanya dengan erat, tak lupa dengan teriakan nya yang dapat memekakkan telinga.

"HUWAAA BANG LIAM, GALVIN KANGEN BANGET
TAU SAMA ABANG!!" pekik anak itu membuat Liam refleks menutup kedua telinganya sebentar.

"Abang juga sangat merindukan mu, baby. tapi
jangan berteriak lagi, okey? nanti tenggorokan mu akan sakit" ujar Liam lembut, mengelus punggung adik bungsu nya dengan teratur.

Galvin mengangguk kecil dan melepaskan pelukannya, ketika mengingat daddy serta abang sulung nya. "Bang, berarti daddy sama bang Kyler udah ada di bawah dong?!"

"Hm. mereka semua sudah berada di bawah
untuk menjemput mu" balas Liam, mengelus rambut
anak itu.

"Yeay, kalo gitu Galvin ke bawa dulu, ya, bang!"

Galvin segera beranjak dari kasur nya, berlari
menuruni tangga sembari berteriak yang mampu mengalihkan atensi semua orang yang ada di ruang
tengah. Liam yang sedang berjaga di belakang anak itu hanya bisa menggelengkan kepalanya kecil. padahal belum ada lima menit yang lalu, anak itu mengangguk untuk tidak berteriak. tapi sekarang? ah sudahlah.

"DADDY, BANG KYLER!!"

Semuanya menoleh. Adelard dan Kyler tersenyum
tipis melihat anak itu. bukan hanya Adelard dan Kyler
saja yang tersenyum, tapi semuanya juga ikut tersenyum.

"Huwaa daddy, Galvin kangen banget sama daddy"
ucap anak itu, lebih dulu memeluk sang ayah. ia memeluk tubuh ayahnya dengan sangat erat.

Adelard tersenyum geli melihat putra bungsunya
yang langsung bermanja-manja dengan nya. "Daddy
juga sangat merindukan mu, boy. bagaimana hari mu selama kau tinggal di sini hm? apakah menyenangkan?" tanya Adelard sambil membenarkan rambut putra nya yang berantakan.

"Banget dad! Galvin seneng banget di sini. di sini,
Galvin selalu ditemenin main sama bang Nevan. Papa juga, semenjak Galvin di sini, Papa selalu buatin cemilan hehe"

Galvin Malvelino Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang