S2 ✨ 15

4.1K 316 31
                                    

Selamat membaca ❤️

Belum sampai 5 menit, Luke sudah kembali ke ruangan Kyler dengan sebuah catatan informasi yang berhasil dia  dapatkan dari seseorang.

Luke langsung saja memberikan catatan informasi itu pada Kyler. dengan teliti Kyler membaca informasi itu. mata tajam nya terus menelisik informasi mengenai kondisi mansion.

"Chris? siapa dia?" tanya Kyler, datar.

"Chris adalah anak pemulung yang di tolong oleh tuan
muda kecil dan tuan muda kecil juga yang sudah membawa nya ke dalam mansion, tuan muda" jawab Luke.

"Kirim mata-mata untuk awasi bocah itu"

"Dan ya, cari latar belakangnya juga" perintah Kyler.

Luke membungkuk hormat. "Baik tuan muda!. perintah mu akan segera ku laksanakan" ucap Luke lalu pergi dari sana.

Tak berselang lama Luke sudah kembali dengan data latarbelakang yang dimiliki oleh Chris. setelah itu dia pamit pergi dari sana lagi, meninggalkan Kyler sendirian.

Kyler menatap foto Chris sekaligus latarbelakang remaja yang usianya sama dengan si bungsu. pria itu mengeluarkan pisau lipatnya dengan aura psikopat nya.

Seringai iblis ia tunjukkan sambil memainkan pisaunya yang tajam. "Sepertinya aku akan mendapatkan mainan baru" monolog nya diakhiri kekehan kecil.

.

.

.

Di dalam kamarnya, Chris tengah mengigit kuku ibu jari
nya sendiri sambil menatap lurus ke depan. "Gak, gue gak bisa rebut kebahagiaan Galvin. dia udah terlalu baik sama gue dan nggak seharusnya gue khianatin dia kaya gini" ucap Chris pada dirinya sendiri.

"Tapi gue juga mau ngerasain rasanya di sayang sama keluarga. gue mau tau rasanya kaya gimana. jadi gapapa kan kalo gue egois sedikit? toh Galvin juga udah cukup bahagia selama ini karena dia selalu dapet perhatian lebih dari keluarganya. beda sama gue yang belum pernah ngerasain itu sama sekali dari kecil bahkan sampe sekarang"

Setelah mengatakan itu, Chris menggelengkan kepalanya ribut. "Lo ngomong apaan si Chris?! nggak! pokonya lo nggak boleh rebut kebahagiaan Galvin. lo harus tau diri, Chris!"

"Ayo boy, kita ke kamar. daddy akan menemani mu"

...

"Haha tapi ini bukan mansion gue. ini mansion nya daddy gue. ya kan dad?" ucap Galvin sambil memeluk Adelard dari samping.

Adelard mengacak-acak rambut si bungsu gemas. ia tersenyum lebar. "Mansion ini juga milik mu baby"

...

"Hm. adik bungsuku itu selalu bertingkah dan setiap hari
dia selalu saja membuat ulah yang membuat kami pusing sendiri. dia itu sangat nakal dan susah di atur. tapi aku dan yang lainnya menyukainya"

"Apakah Galvin senakal itu?"

"Ya, tapi kami akan selalu menyayangi nya. Ino adalah permata Alvarendra. sampai kapanpun posisinya tidak akan pernah tergantikan oleh siapapun" ucap Ken.

"Kami semua sangat menyayangi nya lebih dari siapapun. bahkan orang baru tidak akan mampu menggantikan posisi nya di hati kami. Ino akan selamanya menjadi bungsu kami"

Tapi ketika mengingat kejadian itu membuat Chris benar-benar cemburu dan hasratnya yang ingin mendapatkan kasih sayang dari keluarga Alvarendra semakin membara.

"Akhh!!" teriaknya frustasi.

Chris berjalan keluar kamar, duduk termenung di ruang tengah. tapi netra nya malah menangkap sebuah bingkai foto yang berisikan Galvin dan keluarga Alvarendra yang lainnya sedang tersenyum bahagia di kamera.

Galvin Malvelino Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang