"Ino, ayo bangun dek" ujar Kai berusaha membangunkan
si bungsu dari tidur nyenyak nya. Galvin menggeleng ribut kala Kai mencoba menarik tangannya agar dia bisa bangkit dari kasur."Huwaa Galvin masih ngantuk, bang! Galvin nggak mau
ikut joging" ucap Galvin terdengar merengek. Ya, pagi ini keempat abang Galvin sudah berencana akan melakukan lari pagi bersama disekitaran mansion ini. tetapi sepertinya si bungsu sangat menolak keras ide lari pagi ini karena anak itu merasa kalau dirinya sudah masuk ke dalam kaum remaja jompo. padahal keempat abang nya sudah siap di bawah kecuali Kai yang memang ditugaskan Kyler untuk membangunkan Galvin."Kau tidak bisa menolaknya, Ino. bukankah tadi malam
kita sudah membuat kesepakatan?" ujar Kai masih bertekad membangunkan adiknya."Dih, kapan anjir?! nggak ada ya! Galvin nggak pernah
buat kesepakatan apa-apa tentang tadi malem" bantah anak itu, menatap Kai."Jangan berpura-pura amnesia, Ino. cepat mandi lalu
kita melakukan lari pagi bersama!" ujar Kai menyibak selimut tebal yang menutupi hampir sebagian tubuh Galvin."Jancok, pemaksaan anying. bang, gue nggak mau ikut
ah! ntr kalo gue encok gimana?! emangnya lo mau gendong gue?" ucap Galvin menantang dan diangguki oleh Kai."Abang tidak masalah jika harus menggendong mu.
jadi, sudah tidak ada alasan lagi untuk mu menolak kan?""Sialan lo, bang!"
Karena terus di desak, akhirnya Galvin menurut
walaupun jiwa dan raganya sangat menolak keras untuk
itu. ia mendengus kesal sebelum melangkah masuk ke dalam kamar mandi.Sepuluh menit kemudian Galvin keluar. ia menuruni
tangga saat sudah memakai pakaian olahraga diikuti Kai dibelakangnya. saat sampai di bawah, anak itu berlarian menghampiri sang ayah. ia memeluk Adelard dari samping dengan wajah cemberut."Huwaa daddy tolong selamatin Galvin dari setan-setan
ini" ucap Galvin merengek pada sang ayah, lalu melirik sinis ke keempat abang nya.Adelard tersenyum, mengelus rambut Galvin. "Ada apa
boy? apa yang perlu daddy selamatkan hm? bukankah ini semua demi kebaikan mu? olahraga bisa membuat tubuh mu menjadi lebih kuat dan sehat" ujar Adelard."Apa yang daddy kata kan itu benar, Ino" ujar Ken.
"Stttt bang Ken nggak di ajak. jadi bang Ken diem aja" balas Galvin cepat untuk membungkam mulut sang kembaran Kai yang sudah mendengus samar.
"Daddy, Galvin tau. tapi sekarang Galvin udah jadi
kaum remaja jompo. kalo Galvin olahraga, nanti Galvin bisa encok kaya daddy" ucap anak itu."Apa kau baru saja menghina daddy, boy?"
"Enggak, tuh. Galvin nggak ada hina daddy. kan Galvin ngomong yang rill rill nya aja. buktinya kemarin malem daddy nolak buat lari pagi hari ini karena takut encok, bener kan?"
Mendengar penuturan tersebut membuat Adelard
menjatuhkan rahang nya tak percaya. sedangkan keempat abang Galvin sudah tersenyum tipis mendengar celotehan sang bungsu Alvarendra."Wah, kau benar-benar.."
"Apa? emang bener kan?"
"Udah deh daddy, daddy jangan ngelak lagi. daripada
daddy banyak omong mendingan daddy suruh abang buat jangan ajak Galvin lari pagi" ujar Galvin."Semakin kau berkata seperti itu, semakin daddy mendukung abang-abang mu untuk mengajak mu lari pagi. boy, cepat bawa adik kalian untuk lari pagi sekarang sebelum celotehannya semakin jauh" ucap Adelard secara tak langsung mengusir Galvin membuat anak itu menatap sang ayah tak percaya.
"Baiklah, daddy." Kyler dan Liam mengapit si bungsu, menarik bocah itu untuk segera lari pagi. sedangkan Galvin tengah memberontak seperti monyet kelaparan.
![](https://img.wattpad.com/cover/340577142-288-k750498.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Galvin Malvelino
JugendliteraturGalvin Malvelino adalah remaja berusia 15 tahun yang tidak pernah membayangkan kalau ternyata dia adalah anak bungsu dari keluarga mafia yang bermarga Alvarendra yang selama ini telah hilang dan di cari-cari oleh keluarganya. Galvin yang dasarnya me...