Setelah mendapatkan kabar dari bawahannya mengenai tikus-tikus licik yang sedikit mengganggu pekerjaan dunia bawah nya, Adelard segera menutup panggilan nya dan ia berjalan menuju ruang keluarga.
Di sana ia melihat keempat putra nya sedang berkumpul minus si bungsu. "Kyler, Liam, sepertinya kita akan pergi ke Eropa besok" ucap Adelard to the poin.
Mendengar ucapan itu lantas membuat keempat putranya menoleh dengan kompak. "Ke Eropa? untuk apa?"
"Untuk mengurusi dunia bawah. tadi daddy mendapatkan kabar dari salah satu bawahan kita kalau terjadi kekacauan di bagian kewilayahan kita di sana" ucap Adelard, menjawab pertanyaan yang dilontarkan putra keduanya, tadi.
"Ah mereka sangat merepotkan" cibir Kyler datar. ia sudah tau arah tujuan perbincangan ini. pasti ini karena ulah tikus tikus pengkhianat.
"Kalau daddy, kak Kyler dan bang Liam pergi, lalu bagaimana dengan Ino? kalian tidak lupa kan, kalau kami juga akan pergi besok, karena harus mengikuti perkemahan yang diadakan oleh kampus?" ucap Ken.
"Ya, tentu saja kami mengingat nya, boy" ujar Adelard.
"Kalau begitu, apakah kami harus membatalkan nya saja? kalau itu untuk Ino, Kai sama sekali tidak ada masalah. Kai tidak akan ikut acara itu" ucap Kai santai. ia sama sekali tak ada masalah jika harus membatalkan perkemahan itu demi adiknya. toh menurut Kai, Galvin adalah segalanya.
Ken yang mendengar penuturan saudara kembarnya
ikut mengangguk setuju. "Ken sependapat dengan Kai. jika itu memang yang terbaik, kami tidak akan ikut ke acara itu dan kami akan di sini untuk menemani Ino" imbuh Ken."Loh kalian nggak jadi camping?! kenapa?" tanya Galvin heboh ketika mendengar ucapan Ken. ia langsung berlari menuju keluarga nya yang sedang berkumpul.
Atensi semua orang di sana langsung teralihkan oleh kehadiran si bungsu Alvarendra. Adelard tersenyum tipis, memegang kedua bahu Galvin. "Boy, mereka tidak jadi pergi karena mereka lebih memilih untuk menemani mu di sini"
"Nemenin Galvin? buat apa? kan di mansion udah ada daddy, bang Kyler sama bang Liam" tanya anak itu kepo.
"Karena besok kami akan pergi ke Eropa, baby"
"APA?! PERGI?! KO DADDY, BANG KY, SAMA BANG LIAM NGGAK NGAJAK-NGAJAK GALVIN SI?!" teriak Galvin sedikit memekakkan telinga mereka yang ada di sana.
"Sttt hey, jangan berteriak. sudah berapa kali abang memperingatkan dirimu untuk tidak berteriak hm? apa
kau mau, tenggorokan mu sakit?" tegur Kyler."Ish bang Kyler diem dulu! abang tuh nggak di ajak.
daddy! kenapa daddy nggak ngajak Galvin ke Eropa hah? kalian mau seneng-seneng ya di sana tanpa Galvin?" protes Galvin melayangkan tatapan tajamnya."Tidak baby, itu sama sekali tidak benar. kami pergi ke
sana karena kami ada urusan yang sangat penting. kami akan berada di sana mungkin sampai tiga hari atau bisa saja lebih" jelas Adelard sambil membenarkan poni Galvin.Galvin memicingkan matanya. "Daddy lagi nggak bohongin Galvin kan?!"
"Tidak, baby. maka dari itu abang kembar mu memilih untuk membatalkan perkemahan nya besok, supaya kau tidak sendirian di mansion ini"
Seketika anak itu menoleh ke si kembar, sedangkan si kembar malah memamerkan senyum tipisnya. "Kalian kalo mau pergi, pergi aja gapapa. Galvin nggak perlu ditemenin!" ucap Galvin dengan senyuman liciknya. senyuman yang bisa ditebak oleh seluruh keluarganya.
"Jangan aneh-aneh, Galvin. kami tau maksud dari
senyuman mu itu dan kami tidak akan mungkin membiarkan dirimu tinggal di mansion ini tanpa ada
salah satu keluarga yang mengawasi mu, mengerti? jadi jangan senang dulu" ujar Kyler sangat memahami isi pikiran Galvin, membuat anak itu mendengus samar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Galvin Malvelino
Teen FictionGalvin Malvelino adalah remaja berusia 15 tahun yang tidak pernah membayangkan kalau ternyata dia adalah anak bungsu dari keluarga mafia yang bermarga Alvarendra yang selama ini telah hilang dan di cari-cari oleh keluarganya. Galvin yang dasarnya me...