S2 ✨ 10

4.9K 329 30
                                    

Selamat membaca ❤️

Seperti sudah rutinitas setiap malam, bungsu Alvarendra selalu saja berkeluyuran di tengah malam entah itu untuk melakukan balap motor atau hanya sekedar bertemu teman nya saja. yang jelas dia melakukan itu dengan cara diam².

Contohnya seperti malam ini. dia berhasil keluar dari mansion tanpa sepengetahuan para bodyguard keluarga nya. bahkan Bondan saja tidak tau kalau dia keluar. kenapa bisa? karena Galvin berani nekat keluar lewat balkon kamar nya.

Setelah melewati perjuangan yang cukup sulit, akhirnya Galvin berhasil turun di taman belakang mansion. malam ini Galvin baru saja bertemu dengan teman-teman nya dan sekarang dia sedang di dalam perjalanan pulang karena ini sudah menunjukkan pukul tiga dini hari.

Tapi laju kendaraannya perlahan mulai berhenti begitu netra nya tak sengaja menangkap beberapa sekelompok orang hendak membegal sebuah mobil.

Karena Galvin orang yang berperikemanusiaan, akhirnya dia turun dari motor. ia melepaskan helm full face nya. dia tersenyum miring. "Saatnya pahlawan beraksi" gumam nya.

Galvin turun dari motor, berjalan santai menghampiri sekelompok orang itu. jika di hitung jumlahnya sekitar ada lima orang. tapi itu bukan masalah bagi anak itu karena dia sudah memiliki caranya sendiri untuk mengurus lima begal itu. ah bicara tentang begal dia jadi teringat dengan kejadian beberapa tahun yang lalu. kejadian dimana dirinya di begal tapi untung berhasil digagalkan oleh Delon dan juga Kyler.

Seseorang yang ada di dalam mobil itu mengambil revolver nya hendak keluar dan menghabisi mereka. tapi suara anak berusia 17 tahun itu berhasil mengurungkan niatnya.

"Oi!" panggil Galvin.

Kelima begal itu menoleh ke Galvin. sedangkan sang korban menatap anak itu dari kaca spion nya.

Dia bertanya-tanya sedang apa bocah itu ada di sini? apakah dia sedang berlagak menjadi pahlawan? pikirnya.

"Siapa lo?!" tanya salah satu dari mereka.

"Gue? cowok yang paling tampan dan imut di seluruh dunia"

Seketika kelima orang itu melongo di buatnya. berbeda dengan orang yang ada di dalam mobil. dia tersenyum tipis mendengar balasan Galvin. lucu.

Galvin tersenyum. "Pergi sana lo bang. jangan suka malak, dosa bego!" usir anak itu seperti menantang maut.

"Siapa lo berani nyuruh-nyuruh kita?! nyari mati lo?"

"Udah, kita sikat aja nih bocah biar tau rasa!"

"Nah bener tuh. habisin aja nih bocah"

Galvin melotot kan matanya mendengar itu. "Anjir enteng banget tuh mulut. sembarangan mau ngabisin anak orang!"

"Banyak omong!"

Ketika mereka berlima ingin menyerang Galvin, Galvin sudah lebih dulu mengeluarkan sesuatu dari jaketnya yang membuat kelima orang itu berhenti melangkah.

"Pergi atau gue tembak?" ucap Galvin dengan pistol nya. kelima begal itu menelan ludahnya tanpa sadar. mereka perlahan mulai memundurkan langkahnya.

"Eh bocil, lo ngapain bawa senjata hah?!"

"Banyak omong. mau pergi apa enggak? kalo lo pada gak pergi nih peluru bakal tembus di ke kepala kalian. emang nya kalian mau mati muda?! gue tau lo pada masih belum kawin kan? makanya kalian pergi deh. inget masa depan lo bro!"

Kelima orang itu mengangguk dengan cepat sambil ketakutan. "Anjir bocil bukan sembarangan bocil" celetuk salah satu dari mereka, tapi tak ayal perlahan mereka mulai pergi.

Galvin Malvelino Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang