S2 ✨41

3.8K 287 10
                                    

"Jack, kembali ke kandang mu!"

Seolah mengerti apa yang dikatakan oleh tuannya,
anjing peliharaan Adrian langsung berhenti mengejar
Galvin dan beralih berlari ke dalam kandang membuat Galvin berhamburan berlari ke arah Adrian.

"Huwaa Papa, Galvin takut!"

"Tidak apa boy, Papa ada di sini. tidak ada yang perlu
kau khawatirkan. sekarang ayo kita masuk, Papa sudah membuatkan mu jus" ujar Adrian lembut sambil mengelus rambut sang keponakan.

Galvin mengangguk dan menoleh ke arah Nevan
yang sudah menunjukkan raut datar. ia berdecih saat
melihat raut Nevan yang gampang sekali berubah hanya dalam sepersekian detik. padahal pemuda itu tadi sedang asik tertawa terbahak-bahak, tapi sekarang dia malah mengubah ekspresi wajahnya. benar-benar menyebalkan!

"Nevanjing!" cibir Galvin, berlalu pergi.

"Hei, apakah dia baru saja mengumpat?" gumam
Adrian mencoba mengingat apa yang barusan anak itu katakan. ucapan nya terdengar enteng tanpa beban, sampai membuat Adrian hampir tak percaya.

Nevan berjalan dengan santai memasuki mansion,
melewati sang ayah begitu saja. ia duduk di ruang tengah, menatap Galvin yang sedang menatapnya sinis.

"Apa?" tanya Nevan datar.

Tak ingin menjawab, Galvin hanya terdiam sambil menunjukkan raut julid nya sambil menunggu Adrian datang, membawakan dua gelas jus yang baru saja pria setengah paruh baya itu buat.

Adrian duduk di samping Galvin. "Ini, ambilah jus kalian"

"Makasih, Pa!" ucap Galvin.

"Sama-sama boy"

Galvin dan Nevan kompak meminum jus itu. setelah nya Adrian menyuruh keponakan serta putranya untuk mandi dikarenakan hari sudah mulai menjelang malam. saat tiba makan malam, mereka kembali berkumpul di tempat yang sama, meja makan. malam ini menu nya adalah sayuran. makanan yang sangat-sangat dibenci oleh bungsu Adelard.

Di saat Nevan dan Adrian sudah mulai makan,
Galvin masih hanya terdiam memperhatikan semua
lauk nya tanpa minat. ia melirik ke arah ayah dan putra
nya itu. mereka terlihat menikmati makanannya dengan wajah tenang. sadar kalau Galvin tidak makan, ayah satu anak itu menghentikan aktivitas makan nya.

"Kenapa kau hanya terdiam, boy? apakah kau tidak
ingin makan?" tanya Adrian lembut.

"Galvin mau makan, Pa. cuma Galvin nggak suka sama lauknya. Galvin boleh ganti makanannya aja nggak?" tanya Galvin menatap Adrian memohon.

"Ah rupanya kau tidak menyukai sayuran. baiklah,
sekarang katakan kau ingin makan apa hm?" Tanya Adrian.

"Mie!!"

"Tidak ada makanan semacam itu, boy. makanan itu
tidak baik untuk kesehatan" ujar Adrian membuat Galvin mengerucutkan bibirnya.

"Yah, padahal Galvin lagi pengen banget makan itu"

Nevan melirik ke arah Galvin yang sedang menunjukkan raut melas. melihat wajah sedih anak itu, membuat dirinya jadi tidak tega. tapi dia hanya diam sambil memperhatikan.

"Kalau begitu pilih lah makanan yang lain, boy"

"Seblak! Papa bisa kan buatin Galvin itu?!"

Adrian nampak berpikir begitu mendengar nama
makanan itu. "Hm, sepertinya Papa pernah mendengar nama makanan itu"

"Kalau tidak salah makanan itu sering di jual dengan
rasa yang sangat pedas dan terbuat dari kerupuk. benar?" lanjut Adrian menatap Galvin yang tengah tersenyum.

Galvin Malvelino Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang