Selamat membaca ❤️
Suara ketikan terdengar mengalun indah di tengah malam mansion Alvarendra atau lebih tepatnya di sebuah ruangan kerja milik si sulung dengan penerangan yang cukup minim.
Sebuah kacamata yang bertengger di hidung mancung
Kyler, serta rambut yang sedikit berantakan menambah
kesan ketampanan dari sosok nya. terlebih dengan kemeja putih yang ia kenakan.Sudah hampir lima jam lamanya pria itu berkutat dengan laptop nya sampai akhirnya ia memilih untuk menghentikan aktivitasnya.
Ia bersender pada punggung kursi, memejamkan matanya sambil memijat pelipisnya pelan. baru 1 menit memejamkan mata, Kyler kembali membukanya.
Pria itu berjalan ke sebuah meja untuk mengambil
minuman vodka nya lalu berjalan menuju balkon. ia meminum vodka tersebut, menatap pemandangan luar. matanya memicing, melepaskan kacamata nya dan menatap datar seseorang yang terlihat sangat mencurigakan.Dari balkon ruang kerjanya, dapat di lihat kalau ada seseorang sedang mengamati sekitar mansion. dan ia yakin bahwa orang itu adalah suruhan Logan.
Kyler memilih masuk ke dalam lagi dengan raut datar. ia mengambil sebuah revolver nya dan berjalan ke balkon lagi untuk memberikan pelajaran pada penyusup itu.
Merasa sudah tepat sasaran, tanpa ragu Kyler menarik pelatuknya sehingga terdengar lah suara tembakan yang cukup kencang. ia mengeluarkan ponselnya.
"Periksa ke luar sekarang dan buang mayat nya" setelah mengatakan itu Kyler memutuskan sambungan nya secara sepihak.
.
.
.
"Kak, semalam Kai mendengar suara tembakan. apakah terjadi sesuatu semalam?" tanya Kai memakan cemilan nya.
"Penyusup"
"Lagi?" beo Liam baru bergabung dengan mereka. Kyler hanya bergumam kecil sebagai jawaban atas apa yang di tanyakan oleh sang adik. memang ini bukan pertama kali nya keluarga ini di datangi oleh penyusup yang mereka yakini berasal dari Logan. tapi tak ada satupun dari mereka yang berhasil keluar dari sini dengan selamat karena mereka yang ketahuan langsung ditembaki.
"Ken heran, kenapa selalu ada penyusup yang datang tanpa ada sesuatu yang terjadi setelahnya? ini sudah kesekian kali nya kita mendapatkan kejadian yang sama. tapi kenapa 'dia' belum melakukan apapun selain itu?" tanya Ken penasaran.
"Sebenarnya apa rencana kakek tua itu?" ucap Kai.
"Entah rencana apa yang sedang kakek tua bangka itu lakukan, yang jelas kita harus waspada dan berhati-hati. untuk itu setiap kalian pergi, kalian harus membawa atau di kawal setidaknya oleh tiga bodyguard untuk berjaga-jaga" ujar Liam.
"Berwaspada saja tidak cukup. kita harus segera bertindak. jangan terlalu banyak bicara dan membuat rencana karena yang kita butuhkan hanyalah sebuah tindakan untuk habisi pria tua itu" ucap Kyler menyeruput vodka nya.
"Hm, kak Kyler benar. tapi kita saja belum bisa melacak lokasi yang di tinggalkan oleh kakek itu" ucap Kai menghela nafas berat.
"Abang!!" panggil Galvin berlari ke arah keempat abang nya. keempat pawang Galvin menatap anak itu sambil tersenyum hangat.
"Ino, kenapa kau kemari hm?" tanya Liam.
"Abang tadi Ino main lari-larian dong sama daddy di ruang tamu. tapi belum lama main pinggang daddy udah sakit jadi nya Ino kesepian deh karena daddy harus ke kamar"
"Lalu?"
"Ino mau ajak main abang. ayo kita main bareng"
Mereka mengangguk dengan kompak. "Baiklah, kita akan bermain. tapi kau tunggu saja di kamar mu. nanti kita akan menyusul" ujar Kyler.
KAMU SEDANG MEMBACA
Galvin Malvelino
Ficção AdolescenteGalvin Malvelino adalah remaja berusia 15 tahun yang tidak pernah membayangkan kalau ternyata dia adalah anak bungsu dari keluarga mafia yang bermarga Alvarendra yang selama ini telah hilang dan di cari-cari oleh keluarganya. Galvin yang dasarnya me...