Selamat membaca ❤️
"Abanggg" panggil Galvin celingak-celinguk mencari keberadaan abang-abang nya. sekarang ini ia sedang bermain petak umpet bersama keempat abang nya dan juga Lance di dalam mansion Alvarendra.
Galvin melangkahkan kakinya, mulai mencari keberadaan abang-abang nya di ruang tamu. "Abang? abang ngumpet di mana si?" tanya anak itu sedikit berteriak agar abang-abang nya itu dapat mendengar ucapan nya.
Kyler yang bersembunyi di balik pilar besar di sana tersenyum tipis melihat si kecil yang nampak kesusahan mencari keberadaan mereka. awalnya ia tak ingin bermain bersama mereka, tapi karena terus mendapatkan paksaan ia akhirnya pun setuju dan ikut serta dalam permainan ini.
Galvin menarik salah satu gorden besar di sana. "Yah abang nggak ada di sini" ucap nya kecewa lalu kembali melajutkan pencarian nya.
Kai terkekeh gemas melihat kelucuan sang adik. tapi mulutnya langsung di bekap oleh Lance, karena kebetulan keduanya bersembunyi di tempat yang sama.
Lance menatap tajam Kai tanpa takut sedikitpun. "Diam lah" peringat nya membuat Kai mendengus kesal.
"Abang, kalian dimana si? ko Ino nggak ketemu-temu terus"
Hening.
Tidak ada yang menyauti ucapan si kecil membuat Galvin menggigit jari telunjuknya sendiri. ia melangkah menuju ke para maid yang sedang sibuk berbenah.
"Bibi, bibi!" panggil Galvin dengan wajah polosnya.
Para maid itu menolehkan kepalanya, seraya tersenyum ramah mendapati tuan muda kecilnya. "Ada yang bisa kami bantu, tuan muda kecil?" tanya para maid ramah.
"Bibi tau abang Ino ngumpet dimana nggak? soalnya dari tadi Ino nggak liat abang Ino di sini" tanya Galvin sembari mengedarkan pandangannya.
Mereka tersenyum tipis mendengar pertanyaan polos itu. sebenarnya mereka semua tau dimana abang-abang Galvin berada termasuk Lance, tapi mereka mana berani memberi tau kan itu pada si kecil. nanti yang ada mereka kena amuk para titan-titan psikopat itu.
"Maaf, kami tidak melihatnya tuan muda kecil. tapi
mungkin anda bisa mencarinya lebih teliti lagi" ujar salah satu maid.Galvin mengerucutkan bibirnya gemas. "Yah. tapi bibi mau bantuin Ino cariin mereka nggak?" tanya nya.
"Maaf tuan muda kecil, tapi kami sedang sibuk sekarang"
"Ih bibi nggak asik. Ya udah deh, Ino cari sendiri aja" setelah mengatakan itu, Galvin kembali mencari keberadaan kelima abang nya.
Di lantai dua, ada Jevan dan Adelard yang sedang
tersenyum tipis melihat Galvin. sejak tadi mereka terus memperhatikan bocah itu yang sedang kebingungan. "Putra ku terlihat sangat menggemaskan" gumam Jevan yang dapat di dengar oleh telinga tajam Adelard.Adelard yang mendengar itu seketika langsung di buat menoleh ke arah Jevan. "Dia putra bungsu ku. bukan putra mu" tekan Adelard.
Jevan bergidik ngeri dengan suara rendah yang dikeluarkan oleh Adelard. "Aku hanya bergurau kenapa dia sangat posesif pada Galvin? Galvin kan juga ingin ku angkat sebagai bungsu ku" lanjut Jevan di dalam hati. mana berani ia mengatakan itu di depan Adelard, nanti yang ada dia hanya tinggal nama saja. kan nggak lucu
Adelard mendengus samar. dia heran pada orang-orang yang setiap kali melihat Galvin, mereka pasti akan langsung mengecap anak itu sebagai anaknya. padahal jelas-jelas anak itu adalah putranya. seorang putra bungsu Alvarendra!
"Yeay, bang Ken ketemu!" sorak Galvin girang ketika berhasil menemukan abang ketiga nya. Ken tersenyum tipis menatap adik bungsunya.
"Kau hebat telah menemukan abang. sekarang ayo temukan yang lainnya juga" ujar Ken diangguki oleh Galvin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Galvin Malvelino
Ficção AdolescenteGalvin Malvelino adalah remaja berusia 15 tahun yang tidak pernah membayangkan kalau ternyata dia adalah anak bungsu dari keluarga mafia yang bermarga Alvarendra yang selama ini telah hilang dan di cari-cari oleh keluarganya. Galvin yang dasarnya me...