Vote dan komennya jangan lupa ya..
Sekarang posisi Adelard dan keempat putra nya
sedang berada di luar sebuah ruang pemeriksaan.
menunggu Adrian yang sedang melakukan pemeriksaan
terhadap si bungsu.Begitu mengetahui fakta dari si kecil kalau anak itu
terkena kanker Leukemia, tentu mereka terkejut sekaligus
tidak percaya dengan omongan anak itu. bagaimana bisa Galvin berpikir kalau dirinya terkena kanker itu? padahal dia belum melakukan pemeriksaan apapun.Tapi ketika Galvin mengatakan kalau dirinya tau
dari Google, mereka seolah masih tidak percaya walaupun
ciri-ciri penyakit leukemia itu sudah ada pada si bungsu.Maka dari itu, Adelard dan keempat abang Galvin
segera membawanya ke rumah sakit setelah mimisan
anak itu mulai berhenti. Adelard memerintahkan sang adik
agar melakukan pemeriksaan itu dengan benar sampai tidak boleh melakukan kesalahan. berharap laporan yang akan ia terima memuaskan dan ucapan si kecil salah.Kelima orang berbeda usia itu masih nampak
tegang dan cemas. mereka sibuk dengan pikirannya
masing-masing. "Aku harap ucapan Ino tidak benar" gumam Kai yang dapat didengar oleh Adelard."Tentu, boy. adik mu pasti akan baik-baik saja"
Kyler mengepalkan tangannya, tak sabar dengan
hasilnya. kenapa Papa nya sangat lama di dalam? apakah
terjadi sesuatu pada adiknya lagi? ah tidak. dia tidak boleh
berpikiran negatif terus. Galvin pasti baik-baik saja. pasti."Pa, bagaimana dengan hasilnya? Ino baik-baik saja kan?"
tanya Liam begitu melihat Adrian keluar.Semua pasang mata mulai beralih pada Adrian.
mereka semua berdiri, melihat Adrian menghela nafas
berat. wajahnya terlihat sangat tegang. "Berdasarkan hasil
pemeriksaan, Galvin ternyata memiliki kanker leukemia di
tubuhnya dan sekarang sudah stadium tiga" jawab Adrian,
membuat semua yang mendengar nya tegang bukan main.Adelard melangkah mundur, hampir saja goyah
begitu mendengar ucapan yang tidak sesuai dengan
ekspetasi nya. begitupula yang lainnya.Mereka menggeleng ribut, menolak kenyataan ini.
Ken memegang tangan Adrian. "Pa, ini nggak mungkin kan.
Papa pasti bercanda kan? Ino, adik kami tidak mungkin.. dia
hiks" Ken menangis bersimpuh di kaki Adrian.Adrian menyamakan tinggi nya dengan sang
keponakan, mengelus rambut Ken dengan lembut.
dia juga sama terkejut dan khawatir dengan kondisi
Galvin sekarang ini."Kamu tidak perlu khawatir, nanti Papa akan berusaha
semaksimal mungkin untuk bisa membuat adik mu sembuh
dan kembali hidup dengan normal seperti sedia kala. kita bisa melakukan kemoterapi pada Galvin" ujar Adrian, mencoba menenangkan sang keponakan dan yang lainnya."Aku mohon lakukan yang terbaik, Pa. Kai tidak
ingin kehilangan adik Kai lagi. Kai sangat menyayangi
Ino, tolong lakukan yang terbaik hiks" mohon Kai sudah
menangis. entah kenapa Kai selalu gampang menangis jika
sudah menyangkut keselamatan atau kehidupan adik nya itu. padahal sebelumnya dia jarang menangis atau bahkan
tidak pernah sama sekali."Pasti" ucap Adrian.
"Aku percaya padamu, Adrian. aku harap, aku bisa
memegang ucapan mu. hidup anak ku sekarang ada
di tangan mu" ucap Adelard.Adrian hanya mengangguk sebagai jawaban,
sembari tersenyum tipis. "Apa kami boleh menemui
Ino?" suara Kyler kini menginterupsi."Tentu"
.
.
.
Galvin membuka kedua matanya, begitu
merasakan elusan lembut di rambut. "Abang" panggil
nya lemah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Galvin Malvelino
Teen FictionGalvin Malvelino adalah remaja berusia 15 tahun yang tidak pernah membayangkan kalau ternyata dia adalah anak bungsu dari keluarga mafia yang bermarga Alvarendra yang selama ini telah hilang dan di cari-cari oleh keluarganya. Galvin yang dasarnya me...