Maaf ya baru bisa up hehe
typo tolong ditandai ya, supaya bisa langsung di revisi.
terimakasih.Selamat membaca ❤️
Sebuah peluru baru saja menembus kepala Catherine, membuat wanita itu langsung mati seketika. Catherine langsung tumbang dan cekalan pada tangan Galvin juga ikut terlepas.
Darah wanita itu sontak mengenai wajah Galvin. Galvin bergeming sesaat, mencoba mencerna apa yang barusan terjadi pada saat ini.
Kepalanya menoleh dengan kaku, menatap si pelaku penembakan kepala Catherine. "Bang Liam?" lirih nya, menatap Liam tak percaya.
Liam yang di tatap masih setia menunjukkan raut datar. Galvin terus menatap Liam dan perlahan pandangan nya mulai samar-samar sebelum gelap menghampiri nya. Yap, Galvin pingsan pada saat itu juga saking syok nya.
"Ino!"
Kyler yang berada di dekat Galvin langsung mendekapnya agar tidak jatuh ke lantai. semua berlari ke arah Galvin. "Ky cepat bawa adik mu ke kamar!" perintah Adelard.
Kyler mengangguk, membawa Galvin ke kamarnya dengan segera. "Bondan, cepat telepon Papi!" perintah Ken.
"Siap tuan muda!"
"Jangan lupa urus mayat ini. pastikan jejak nya tidak tertinggal" tambah Liam yang diangguki pengawal pribadi si bungsu.
"Baik tuan muda Liam!"
Kyler membaringkan tubuh Galvin di ranjangnya dengan raut khawatir. "Kai, ambilkan air dan sapu tangan. cepat!"
"Baik kak"
Kai segera melaksanakan perintah dari si sulung. "Ken, ambilkan pakaian untuk Ino" Ken mengangguk dan mulai mengambil baju dan celana Galvin.
"Boy, untuk apa kau menyuruh Kai untuk mengambil air dan sapu tangan?" tanya Adelard sambil mengelus rambut Galvin yang masih memejamkan matanya.
"Untuk membersihkan darah wanita itu. apa daddy tidak melihat kalau darah nya mengenai wajah adik ku?" Kyler memandangi daddy nya dengan datar.
Adelard hanya mengangguk. "Cepatlah sadar, baby. jangan membuat daddy mu ini khawatir" ujar Adelard.
.
.
.
Seorang pemuda mengerjapkan matanya beberapa kali, dengan mata sayu. matanya melirik ke sekeliling. di lihatnya ada seluruh anggota Alvarendra di dalam kamar si bungsu.
"Kalian semua udah pulang?"
Suara itu berhasil mengalihkan seluruh atensi keluarga Alvarendra. mereka semua terdiam, mencerna pertanyaan yang di lontarkan oleh Galvin.
Galvin merubah posisi nya menjadi duduk. ia menggaruk belakang kepalanya dengan raut heran. "Ko gue ada di sini si? bukannya gue tadi lagi di dalam perjalan pulang, ya?" gumam anak itu, yang dapat di dengar oleh semuanya.
Semuanya kini beralih pada Adrian yang hanya diam memperhatikan Galvin. "Ada apa ini? kenapa dia berkata seperti itu?" tanya Adelard berbisik.
"Pa?" panggil Kyler dan Liam kompak, ketika Adrian hanya diam mengabaikan pertanyaan dari sang ayah. adik Adelard tersenyum tipis setelah beberapa saat.
"Mari kita bicara di luar. ada yang ingin aku sampaikan"
"Baiklah. Ken, Kai, kalian di sini saja. temani adik kalian"
"Baik, dad!"
Adelard, Adrian, Kyler dan Liam keluar dari kamar Galvin. mereka berbincang di ruang tengah yang ada di lantai satu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Galvin Malvelino
Teen FictionGalvin Malvelino adalah remaja berusia 15 tahun yang tidak pernah membayangkan kalau ternyata dia adalah anak bungsu dari keluarga mafia yang bermarga Alvarendra yang selama ini telah hilang dan di cari-cari oleh keluarganya. Galvin yang dasarnya me...