Part 11

12.7K 625 3
                                    

Vote and komen juseyo💚

Di dalam kelas yang cukup sunyi, terdapat Galvin sedang meminum susu kotak rasa strawberry di pangkuan Lance. sebenarnya dia tidak mau dipangku oleh pemuda itu, tapi Lance tidak mau ucapannya di bantah. karena tatapan tajam dari Lance, akhirnya anak itu menyetujui ucapan Lance walaupun dia sedang menggerutu di dalam hati.

Lihatlah, anak itu terlihat sangat menggemaskan di pangkuannya, meminum susu kotak sembari menonton film tayo di ponsel pemuda itu.

Lance tersenyum tipis, berhasil mengikat rambut anak itu hingga menambah keimutan Galvin. dan pemandangan itu tak luput dari murid lainnya di sana. bahkan mereka juga ikut gemas dengan wajah lucu Galvin.

Untuk saat ini Galvin tidak ngereog. karena sekarang dia sedang sibuk menonton kartun tayo. sampai suara pintu terbuka dengan kencang, mengagetkan Galvin.

Brak

Galvin tersentak, memegang dadanya. melihat Galvin terkejut karena dobrakan pintu itu semua murid langsung menatap tajam sang pelaku.

"Maaf" ucap sang pelaku, dan duduk di tempatnya.

"Jangan peduli kan dia" ujar Lance.

Galvin turun dari pangkuan pemuda itu. membuat Lance menaikkan satu alisnya ke atas. "Galvin mau pipis bang"

Lance mengangguk paham, ikut berdiri. "Bang, lo ngapain berdiri?" tanya anak itu mendongak, menatap Lance.

"Mengantar mu ke toilet"

Galvin melotot pada Lance, menggeleng ribut. "Gak! lo ngapain nganterin gue? gue bukan anak kecil. gue bisa sendiri"

"Tidak menerima penolakan"

"Pemaksaan anjir. gak! pokonya gue gak setuju lo ikut"

"Udah di ujung nih, gue duluan bye!"

Anak itu berlari usai mengatakan itu pada Lance. membuat Lance mendengus kesal.

Galvin berjalan di koridor seorang diri, karena ia berhasil menyelinap keluar kelas dengan cara diam-diam tanpa sepengetahuan Bondan dan bodyguard yang lainnya.

Akhirnya ia bisa terbebas dari orang-orang menyebalkan itu walaupun hanya sesaat. "Asikk gue bebas!" pekik nya senang

Bukannya ke kamar mandi, anak itu malah melangkah menuju taman belakang sekolah ini. ia duduk di bangku panjang taman. anak itu memejamkan matanya menikmati udara segar.

Bugh!

"Gue bilang serahin uang lo bangsat!"

Galvin membuka kedua matanya ketika indera pendengaran nya dengan samar-samar mendengar sesuatu.

"Suara apaan tuh?"

Galvin berdiri, mencoba mengikuti suara keributan tersebut. langkah nya terhenti begitu melihat ada sekumpulan remaja sedang memukuli seorang pemuda berpenampilan culun.

Bugh!

Bugh!

Galvin melotot kaget. "Bangsat! main nya keroyokan! wah gak bisa di biarin nih" gumam Galvin.

Galvin berjalan menghampiri mereka dengan jiwa lakik nya. wajah tengil nya terpampang jelas di wajah imut nya.

"Woy!"

Kumpulan remaja itu kompak menoleh ke Galvin. "Siapa dia? kenapa ada kelinci di sekolah kita ini?" tanya Darren menatap remeh Galvin.

Galvin tak menghiraukan ucapan Darren. "Woy, mainnya jangan keroyokan dong! lakik bukan lo?!" seru anak itu.

Galvin Malvelino Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang