Bagian Satu

23.8K 566 20
                                    

Kenalan yuk sama karakter baru cerita ini, Rony masih aku ajak di sini, ya. I am big fans of him dan aku mau mengabadikan dia di karyaku. So semoga berkenan, dan happy reading ❤️

Masih Ada

Denting piano membuyarkan lamunan Saskia. Sudah satu jam ia duduk di sana dengan isi kepala yang riuh. Sebuah kegalauan menghinggapinya sejak pagi tadi ketika seseorang menghubunginya. Saskia menyesap coklat panas yang sudah dingin itu sejenak, kemudian mencoba menikmati pertunjukan di hadapannya. Ia sedang duduk di salah satu cafe bernuansa clasic dekat tempat tinggalnya.

Saskia memalingkan matanya dari pertunjukan piano di depannya ke ponsel. Melihat kembali isi pesan yang pagi tadi diterimanya. Ia menghembuskan nafas berat. Masih tidak tahu apakah pesan itu harus ia balas atau sebaiknya ia abaikan saja.

Malam kian larut dan Saskia masih berada di tempatnya. Menikmati alunan nada yang bersautan dari pemain piano di sudut ruangan, sambil membayangkan banyak hal. Salah satunya adalah bagaimana jadinya kalau ia bertemu lagi dengan orang yang mengiriminya pesan tadi. Sanggupkah hatinya untuk terus merasa biasa saja atau ia justru akan jatuh kembali pada orang itu.

Lamunan Saskia kembali terinterupsi dengan getaran ponselnya.

"Kenapa?"

"Salam dulu ke, apa. Gak sopan," seru orang yang meneleponnya itu.

"Assalamualaikum, Devan. Ada yang bisa saya bantu?" Saskia menarik nafas sejenak. Jika sahabatnya itu sudah menghubunginya sudah dipastikan ia akan direpotkan.

"Lo dimana, Kia?" Tanya Devan setelah mendengar ada suara piano di dekat Saskia.

"Di tempat biasa, kenapa?"

"Oke, gue susulin lo kesana sekarang. Jangan kemana-mana dulu lima belas menit lagi sampai."

Sebelum sempat menjawab, panggilan telepon itu sudah terlebih dahulu diputus Devan. Saskia hanya bisa menarik nafas berat. Ia sudah hafal tabiat sahabatnya itu.

Devan menghampiri Saskia tepat lima belas menit setelah ia memutuskan panggilan telepon.

"Kenapa Van?" Tanya Saskia setelah Devan selesai dengan urusannya bersama seorang waitress.

"Dia ada di kota ini," ucap Devan sambil memandang Saskia dengan tatapan khawatirnya.

Kemudian Saskia menyerahkan ponselnya pada Devan membiarkan laki-laki itu membaca email yang tadi pagi diterimanya.

"Lewat emal banget ini?" Komentar Devan ketika melihat seseorang menghubungi Saskia lewat email.

"Mungkin cuma email gue yang bisa dia dapetin."

Devan tidak menjawab. Ia memilih membaca dan meresapi isi pesan yang Saskia terima. Sesekali ia berdecak dengan satu tangan yang sudah terkepal di bawah meja.

"Jadi gimana, Ki?" Tanya Devan setelah ia berkali-kali membaca pesan itu. Itu adalah caranya untuk bisa mengingat kata-kata dalam pesan itu.

"Gue gak tau, Van." Saskia kembali melihat ke arah piano yang sedang dimainkan itu.

Devan meraih tangan Saskia. Ia tahu sahabatnya itu sedang tidak baik-baik saja. "Ikutin kata hati lo aja, Ki. Gak perlu bingung. Kalau hati lo mau ketemu, temuin. Tapi kalau rasanya gak perlu, gak usah lo temuin," ucap Devan selembut mungkin agar Saskia bisa lebih tenang.

"Gue geli, Van. Kenapa jadi sweet gini sih lo?"

"Kia, tolong, lah. Gue kira lo lagi mellow. Terus gimana?"

"Menurut lo gimana, Van?"

"Terserah lo aja sih, Ki. Saran gue sih temuin dulu aja. Kan gak harus balikan juga," ucap Devan sambil tersenyum meledak.

"Jangan mulai deh, Van. Jadian aja gak pernah gimana bisa balikan." Saskia menekuk wajahnya sebal.

Devan terkekeh melihat wajah Saskia. Laki-laki itu memang suka melihat mood sahabatnya itu yang cepat sekali berubah.

*****

Rony Nalendra
kepada saya

Hi Saskia Samira,
Apa kabar kamu saat ini? Setelah sekian tahun akhirnya aku memberanikan diri lagi menghubungi kamu. Dan aku harap kamu masih ingat aku.

Kia, aku bahagia banget saat kembali ke sini dan ngelihat karir kamu makin bagus dan karya kamu makin dikenal banyak orang. Selamat ya Kia kamu hebat banget. Aku juga masih suka dengerin lagu-lagu kamu. Dan semua lagumu emang selalu keren.

Saat memutuskan untuk kembali lagi ke sini, orang pertama yang aku pikirkan adalah kamu. Aku pengen ketemu kamu lagi, Kia, Kalau kamu ada waktu, boleh kan kita ketemu lagi? Aku rasa ada hal yang harus kita selesaikan.

Rony Agra Nalendra

****

**bantu aku tinggalin vote dan komen ya**

Thank you

Masih AdaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang