Bagian Tiga Puluh

6.5K 362 6
                                        

Sore itu Saskia baru saja tiba di rumahnya setelah mengantar kedua kucingnya ke pet shop untuk divaksin. Ia memasukkan kedua kucing itu ke dalam kandang kemudian melangkah menuju dapur, mencari minuman karena ia kehausan.

Bel rumahnya berbunyi beberapa saat kemudian. Ia meletakkan gelasnya di wastapel kemudian melangkah membuka pintu. Dahinya mengernyit ketika melihat Candra yang datang.

"Masuk, Bang," serunya mempersilahkan managernya itu masuk dengan tanda tanya di kepalanya. Apakah ada sesuatu yang terjadi sehingga managernya itu tiba-tiba datang?

"Sas, ada masalah."

Feeling Saskia tepat. Ada sesuatu yang terjadi sehingga Candra harus jauh-jauh datang ke rumahnya.

"Ada masalah apa, Bang?"

Candra meraih tabletnya kemudian menjunjukan pada Saskia. Gadis itu tampak memikirkan apa yang terjadi, ia belum sepenuhnya paham.

"Itu desainer yang ngasi kamu baju saat tour ke Medan kemarin, dia udah bayar ke kita. Masalahnya kamu gak pake bajunya jadi dia komplen ke management," tutur Candra sembari menunjukkan gambar baju yang seharusnya Saskia kenakan.

Saskia memutar otak. Saat di Medan, Dinda hanya memberinya satu pakaian yang pastinya dia terima dari Fitri, personal stylist-nya. "Terus sekarang gimana Bang?" tanya Saskia.

"Dia nuntut kita, karena harusnya baju itu kamu pakai di Medan."

"Kalau aku pakai next event emangnya gak bisa bang?"

"Bisa aja, sih. Tapi udah ada endorse dari brand lain. Emangnya kamu gak cek langsung ke Fitri?"

"Nggak Bang, biasanya Dinda yang ngurusin itu," sahut Saskia. Selama ini memang ia tidak pernah dipusingkan oleh wardrobe.

"Sekarang Dinda kemana?"

"Kuliah."

Candra mendengus. "Masalahnya lagi, baju yang kamu pakai kemarin itu rancangan desainer terkenal. Mereka gak pernah endorse kita dan kita pun gak pernah nyewa ke mereka. Aku udah tanya Fitri dia bilang baju itu bukan yang dibawa Dinda kemarin. Jadi kamu dapat dari mana?"

Candra menunjukan foto lain pada Saskia. Dalam foto itu terdapat sebuah gambar rancangan baju yang sama persis seperti yang ia kenakan kemarin.

"Baju yang kamu pakai itu masih belum selesai dibuat, jadi kemungkinan ada yang nyuri desainnya. Desainernya hubungin aku. Kamu ada beli baju itu di suatu tempat?"

"Nggak ada Bang, aku cuma pakai baju yang dibawa Dinda."

"Oke. Hubungin dia sepulang kuliah suruh langsung ke kantornya Fitri. Kita harus selesaiin masalah ini sebelum melebar."

Saskia menarik nafas. Sebenarnya ia belum terlalu mengerti apa yang terjadi. Ternyata masalah pakaian yang ia kenakan bisa juga jadi masalah besar.

****

Fitri menyapa Candra dan Saskia ketika mereka tiba di kantornya. Wajah gadis itu terlihat tidak sesantai biasanya. Membuat Saskia juga ikut takut melihatnya. Sebesar itukah masalah yang sedang mereka hadapi sekarang?

"Fit, jadi gimana ceritanya?" tanya Saskia pada perempuan yang usianya sepantaran dengannya itu.

"Gue udah ngasih baju yang bener ke Dinda Sas. Karena gue juga kontekan sama desainernya," sahut Fitri.

"Kita tunggu Dinda deh," sahut Saskia.

Dinda tiba di kantor Fitri pukul enam sore. Gadis itu datang dengan wajah penasaran. Saskia belum memberitahunya permasalahan yang sedang mereka alami. Membiarkan dia fokus belajar terlebih dahulu.

Masih AdaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang