Bagian Lima Puluh Enam

5.6K 398 18
                                    

Hari-hari sibuk masih juga menghalagi pertemuan Saskia dan Rony. Menciptakan kerinduan yang menggebu di hati keduanya.

Jadwal Saskia mulai normal lagi setelah turnya usai dan masalah yang dihadapinya tuntas. Sepertinya Candra telah mengembalikan jadwal Saskia seperti semula. Sementara Rony, jangan ditanya. Kesibukannya makin hari makin bertambah. Ia mengambil nyaris semua tawaran pekerjaan yang diberikan padanya. Katanya ia harus mencapai target sebelum bertemu orang tua Saskia. Tergetnya tidak muluk-muluk. Sebuah rumah di Kemang. Rony telah lama mengincarnya, namun ia belum cukup modal untuk menggapainya.

Hari itu sembilan hari mereka tidak bertemu selepas tur terakhir Saskia di Jakarta. Komunikasi mereka juga makin sulit karena jadwal yang bentrok dan kelelahan.

"Saskia," panggil mama Rony ketika tidak sengaja melihat Saskia di depan sebuah pet shop.

Saskia menghampiri mama Rony kemudian mencium tangannya.

"Tante ngapain di sini?"

"Ketemu sama temen-temen tante tadi. Ini mau pulang. Kamu sendiri ngapain di sini?"

Saskia menunjukan beberapa kantong yang ia bawa. "Habis beli kebutuhan majikan ku tante," sahut Saskia sedikit bercanda.

"Ada berapa majikanmu Sas?" Mama Rony paham maksud kata majikan yang Saskia sebut itu adalah binatang peliharaannya.

"Ada dua tante. Aku pelihara kucing british short hair. Tante suka kucing nggak?"

"Suka sih tapi om gak suka binatang. Jadi gak boleh ada peliharaan di rumah."

"Yaah, sayang banget ya. Oh ya, tante pulang naik apa? Saskia anterin yuk," tawar Saskia.

"Kamu gak lagi sibuk emang?"

"Nggak tante. Tadi ada photoshoot doang tapi udah beres kok," sahut Saskia sembari tersenyum. Kemudian menggandeng tangan mama Rony menuju mobilnya.

Dalam perjalanan mereka asik berbincang. Membicarakan banyak hal-hal random. Benar kata Rony, mamanya ternyata juga random jadi Saskia merasa nyambung berbicara dengan wanita itu. Mama Rony ternyata juga seperti Saskia ketika dalam perjalanan, suka mengomentari kegiatan orang di luar mobil. Suka mengumpat ketika ada pengendara lain yang ugal-ugalan. Suka bergerutu ketika mendengar suara klakson saat lampu lalu lintas berubah warna.

"Saskia, tante denger kamu maafin Hana dan tutup kasusnya. Kamu yakin lakuin itu? Takutnya dia berulah lagi." Mama Rony tampak khawatir pada Saskia.

"Saskia gak maafin dia tante. Kalau disuruh baikin dia kayanya Saskia belum bisa. Tapi Saskia kasihan sama Aria, apalagi Rony sayang banget sama anak itu."

"Kamu gak mau tuntut dia aja? Aria biar dirawat sama nenek dan kakeknya di Kendari."

"Nggak tante. Seenggaknya dia udah ngerasain hasil perbuatannya. Rony udah gak mau perduli lagi sama dia. Padahal selama ini yang paling perduli sama dia cuma Rony dan keluarga tante."

"Bener juga sih apa kata kamu. Kemarin om ngabarin keluarga di kendari kalau kami gak bisa jaga Hana lagi. Kami gak menoleransi kejahatan. Kalau bukan karena keputusan damai kamu, kita pasti akan dukung agar dia bisa dihukum seberat-beratnya."

Saskia meraih tangan mama Rony sembari tersenyum. "Makasi ya tante dan keluarga selalu support aku," ucap Saskia tulus dari hatinya.

Mama Rony membalas dengan elusan di tangan Saskia.

"Sas, Rony sibuk banget ya belakangan ini?"

"Ya tente, sibuk banget dia. Kadang sehari bisa ngambil tiga job. Aku kadang kasihan sama dia takut kecapean terus sakit," sahut Saskia sembari menceritakan keresahannya.

Masih AdaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang