Bagian Lima Puluh Lima

5.9K 400 10
                                    

Saskia menatap cincin yang melingkar di jari manisnya dengan dada yang menghangat. Senyumnya tidak bisa berhenti merekah. Ia tidak menyangka Rony akan melamarnya secapat itu. Meski Saskia tahu Rony sedang berjuang untuk mimpi-mimpinya, lelaki itu tetap ingin memberinya kepastian. Membuat hati Saskia menjadi penuh.

Dering ponselnya membuat ia bangkit dari tempat tidur. Berhenti sejenak memandangi jari manisnya.

"Assalamualaikum, Ma," sapa Saskia ketika wajah mamanya terlihat di layar ponsel.

"Waalaikumsalam Dek. Kamu lagi apa?"

"Adek lagi seneng ma. Mama tahu nggak, tadi sore Rony ngelamar Sasa."

"Pantesan aja muka kamu berseri gitu. Jadi kapan mau ke rumah?" Kini papa Saskia yang buka suara.

"Pelan-pelan pak supir," seru Saskia. "Rony lagi siapin album pa. Dia bilang kalau albumnya udah beres bakal nemuin papa mama."

"Oke bilang sama dia papa tunggu di rumah ya."

"Ya pa nanti Sasa bilang. Tapi Rony itu orangnya suka insecure pa. Tadi aja sebelum ngelamar aku dia insecure dulu. Katanya belum punya apa-apa lah, belum jadi siapa-siapa lah. Dia juga bilang gak enak sama mama papa kalau ngajak aku tinggal di apartemen habis nikah nanti karena dia belum punya rumah. Padahal kan biasa aja, ya? Dulu juga kita tinggalnya di kontrakan," tutur Saskia. Ia gemas dengan kelakuan Rony yang suka insecure.

"Wajar itu dek. Papa juga dulu gitu sebelum nikahin mama. Takut nanti gak bisa bahagiain anak orang. Itu nalurinya laki-laki."

"Aku kadang bingung, tahu. Gimana caranya ngehadepin Rony kalau penyakit insecure-nya kambuh."

Orang tua Saskia di seberang sana terkekeh mendengar keluhan anaknya.

"Biasanya kamu jago motivasi orang. Masa ngasi motivasi calon suami sendiri bingung?" Ucap mama Saskia sembari tertawa.

"Tapi Rony ini beda ma."

"Yang penting dia udah punya niat baik untuk serius sama kamu. Kamu juga harus bisa support dia terus, sambil kasi semangat biar gak insecure lagi. Papa tahu kamu bisa semangatin dia."

Saskia mengangguk mendengar nasihat papanya.

"Papa tunggu kalian di rumah setelah albumnya Rony beres ya."

"Yaah, aku mau dilangkahin Sasa dong pa?" Suara Adnan terdengar oleh Saskia.

"Makanya cari pacar, jangan main di hutan terus!" Seru mamanya dengan nada bercanda.

"Lama-lama kamu jatuh cinta sama orang utan, mas," celetuk papanya.

Kemudian wajah Andan terlihat di layar ponsel Saskia. "Eh artis, kenalin dong masmu ini sama temen artismu. Capek tiap hari ngeliatin kebucinan papa mama doang. Pengen ngerasain juga."

Saskia tertawa. Begitu juga kedua orang tuanya.

"Mainnya jangan ke hutan mulu makanya mas. Awas jangan sampai bucin ke si surili yang kemarin kamu temuin di Argopuro itu," Saskia tertawa.

Begitulah keluarga Saskia. Penuh dengan tawa. Saling roasting satu sama lain, namun itu yang membuatnya menjadi hangat.

****

Seminggu setelah Rony melamar Saskia, mereka belum sempat bertemu sehari pun. Kesibukan mulai menghalangi pertemuan mereka. Saskia denga segala ke-hectic-annya mengurus mini konser di Jakarta, juga media visit untuk promo albumnya. Belum lagi baru-baru ini ia dikontrak sebagai brand ambassador sebuah produk kecantikan. Kesibukannya benar-benar bertambah karena itu.

Masih AdaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang