Hari yang ditunggu kian mendekat. Satu persatu keluarga besar Saskia di Surabaya telah tiba di Jakarta. Saskia telah memesankan mereka hotel tempat acara pernikahan itu akan dilangsungkan. Meski demikian, pagi itu rumahnya telah ramai. Kehebohan terjadi di dalam rumah itu. Sungguh tidak menyangka Saskia akan mendahului Adnan kakaknya.
Saskia sangat merindukan momen tersebut. Jarang sekali keluarganya berkumpul seperti itu. Jarang sekali ada tawa yang memenuhi rumahnya. Biasanya Saskia lebih sering merasa kesepian.
"Sa, kita belum pernah ketemu sama calon suami kamu. Tapi di sekolah murid-murid tante ngomongin Rony terus," ucap salah satu adik mamanya yang berprofesi sebagai guru SMK di Surabaya.
"Gak cuma itu, Mbak. Di pasar juga ibu-ibu tiap hari bahasnya Rony. Katanya pengen jodohin sama anak gadisnya," sahut tante Saskia yang lainnya.
"Ayik juga cegil-nya Kak Rony loh Mbak Sasa, nanti kalau ketemu aku boleh minta foto nggak?" Itu Sari, keponakan Saskia, anak dari sepupu tertuanya yang sekarang sudah duduk di bangku SMA.
Mama Saskia memeluk anaknya. Tidak menyangka sebentar lagi gadis kecilnya akan menjadi seorang istri.
Saskia hanya tersenyum menanggapi semua perbincangan keluarganya mengenai calon suami Saskia tersebut. Ia juga sesekali menganggukkan kepala ketika berbagai nasihat terlontar untuknya. Sembari mendekap tubuh mamanya, Saskia terus saja menampilkan wajah bahagianya. Sebentar lagi. Sebentar lagi ia akan menjadi istri dari laki-laki yang dicintainya.
"Habis ini kamu ya, Mas. Gak malu apa dilangkahin Sasa?"
"Jangan main di hutan mulu, Mas, nanti keburu habis perempuan single di dunia ini."
"Mas Adnan gak pernah bawa gandengan, kalah sama truk."
Dan masih banyak lagi komentar yang memojokkan Adnan, membuat telinga lelaki itu panas.
"Udah punya calon juga dia. Cantik loh anak Jakarta juga," bela mamanya agar anak sulungnya itu tidak dipojokkan oleh keluarga besarnya.
"Iya Ma? Kok Mas gak bilang Sasa?"
"Ketemu di hutan, Sa," sahut mamanya sembari terkekeh.
"Mas?" Saskia menatap kakaknya dengan tatapan bertanya. Menuntut untuk bercerita.
"Nanti Mas kenalin. Pasti dateng dia di nikahan kamu. Fans-nya Rony juga," sahut Adnan.
Saskia mendengus. Banyak sekali rupanya lelaki itu memiliki penggemar. Dari tadi telinganya panas mendengar segala cerita tentang penggemar Rony.
****
Ribuan kupu-kupu terasa berterbangan di dalam perut Saskia. Jantungnya berdegup kencang, tubuhnya mengigil. Kakinya serasa tidak berpijak pada bumi. Perasaannya bercampur aduk sampai dirinya sendiripun tidak mampu menjelaskannya. Ia mematut tubuhnya. Balutan kebaya rancangan Gabriel telah melilit tubuhnya. Kemudian Anjas menghampirinya, menyalakan kamera dan mulai merekam. Saskia diminta bergerak senatural mungkin, agar hasil videonya nanti terlihat tidak dibuat-buat.
Tak lama, Sivia datang menghampirinya. Perempuan itu memeluk Saskia dari samping. Erat, sangat erat sampai Saskia memukul tangan Sivia.
"Engap Vi, gabisa nafas gue," keluh Saskia karena pelukan Sivia terlalu erat.
"Akhirnya nikah juga kau Sas. Gimana udah ngerasain perasaan aneh yang belum pernah kau rasain sebelumnya?"
"Iya Vi, dari beberapa hari yang lalu malah udah gue rasain."
Sivia terkekeh. Ia teringat perasaan yang beberapa bulan lalu pernah ia rasakan. Saking nervousnya, rasanya kakinya tidak sanggup berdiri. Selamat Saskia, sekarang giliran kamu.
![](https://img.wattpad.com/cover/350244788-288-k378808.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Masih Ada
FanfictionKembalinya Rony setelah tiga tahun menghilang tanpa kabar menciptakan kebingungan dalam hati Saskia Rony tiba-tiba menghubunginya lagi. Laki-laki itu juga kembali membuka kenangan yang susah payah Saskia kubur dalam hidupnya. Ketika Rony kembali, a...