Rony Disini (Special Chapter)

6.4K 275 7
                                    

Hai, selamat pagi, selamat siang, selamat sore, selamat malam. Gue Rony, mau cerita ke kalian rasanya jadi suami dari everyone's girl crush. Siapa lagi kalau bukan Saskia Samira.

Gue dan Saskia lagi berantem. Dia marah banget karena ternyata gue udah sign kontrak buat iklan rokok yang artinya rencana liburan kami ke Jepang harus ditunda karena jadwal shootingnya yang bentrok. Saskia udah nyusun itenerary-nya dengan rapi. Dia tiap saat ngoceh di Jepang nanti mau ngelakuin ini dan itu. Kebayang kan gimana marahnya Saskia ke gue saat rencananya harus kepending?

Ngeri, cuy. Jangan ditanya deh. Dia yang bawel mendadak diem kaya kehabisan batrai. Kalian inget kan gue selalu bilang gue suka kebawelan Saskia, karena kalau dia diem, seisi dunia bisa ketar-ketir. Anjay, gue lebay.

Sekarang gue lagi berusaha bujuk dia. Giman caranya biar dia gak marah lagi. Jadi gue putusin untuk nyeret dia ke Bali. Meski cuma punya waktu tiga hari dua malam, gue rasa cukup untuk mengembalikan mood Saskia meski gak seratus persen.

Saskia masih diemin gue bahkan saat kita udah landing di Bali. Si Made, saudaranya Devan yang juga kenalan kami aja keheranan saat lihat Saskia diem. Sudah kubilang, biasanya istriku yang paling rame diantara semua orang yang rame.

Gue bisa pastiin kalau setelah sampai di penginapan yang gue pesen atas rekomendasi dari Made, Saskia bakal senyum lagi. Gue booking satu villa dengan view paling cantik menurut gue. Kalau kata Made, orang-orang nyebut tempat itu negri di atas awan. Penasaran kenapa? Oke gue ceritain.

Penginapan yang gue booking ada di desa Pinggan, masih di kawasan Kintamani. Tempatnya lumaian tinggi, punya view danau dan gunung Batur. Black lava-nya juga kelihatan jelas dari sini. Yang paling mengesankan adalah ketika pagi hari, tempat ini adalah spot sunrise terindah menurut gue. Kepulan kabut memutih di bawah sana, indahnya sunrise dan megahnya gunung Batur menjadi kombinasi yang luar biasa.

Saskia berdiri di balkon kamar, memeluk tubuhnya sendiri. Udara dingin memang sangat menusuk kulit. Gue meluk tubuhnya dari belakang. Saat ini gue yakin Saskia udah nggak ngambek lagi. Gue berani jamin.

"Sayang liat deh, keluar asep," kata gue saat uap udara keluar dari mulut gue saat bicara karena udara dingin.

Saskia menoleh ke samping, masih dalam pelukan gue. Dia ikut mengeluarkan udara dari mulutnya, "berasa kaya di drakor," ucapnya. Lucu amat istriku.

"Indah banget ya sayang," gue minta persetujuannya atas apa yang gue lihat. Gue yakin Saskia pun dalam hatinya lagi mengucap syukur.

Saskia mengangguk. Gue masih meluk dia. Andai waktu berhenti, gue berharap bisa berhenti saat itu juga. Gue berada di tempat dengan suguhan alam yang kuar biasa, bersama perempuan yang paling gue cintai di dunia. Rasanya semua sudah cukup. Gue ga butuh apapun lagi. Tapi kalau Saskia tahu isi kepala gue, pasti gue digetok. Dia selalu bilang gak mau waktu berhenti, dia selalu bilang kalau dia ingin melewati banyak waktu berdua, sampai kita menua.

"Tuhan baik banget ya Ki ke aku."

"Iya Ron, ke aku juga. Aku besyukur banget bisa ada di tempat seindah ini sama kamu. Cuma aku dan kamu. Kita."

Bisa-bisanya Saskia bikin gue salting pagi-pagi.

"Aku sayang kamu Kia."

"Aku sayang kamu Ron."

Percaya nggak, kita berdua ngucapin itu barengan. Kemudian aku dan Saskia ketawa. Bisa-bisanya isi kepala kita sama terus.

Sudah agak siang, kamu udah kelar bersih-bersih, ganti baju dan sarapan. Saat itu Saskia punya ide gila katanya untuk dia udah penasaran sejak lama dengan tempat itu. Dia ngajak gue pergi ke Trunyan. Ke pemakaman alias kuburan. Ngerti nggak KUBURAN.

Masih AdaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang