Bagian Lima

7.1K 389 2
                                    

Saskia melihat jam di pergelangan tangannya berkali-kali. Sudah hampir setengah jam ia berdiri di depan gerbang sebuah rumah namun belum ada yang membukakan pintu. Ia yakin ada orang di dalam, hanya saja mungkin ia berkunjung terlalu pagi.

Sebuah mobil hitam berhenti di depan rumah itu dengan seorang gadis berkerudung putih yang turun dari dalamnya.

"Kak Saskia?"

Saskia segera melangkah kemudian memeluk gadis yang baru saja turun dari mobil itu. "Sha, aku kangen," ucap Saskia masih memeluk tibuh mungil Aisha.

"Tumben ke rumahku pagi-pagi gini kak?" tanya Aisha kemudian membuka kunci gerbang rumahnya.

"Orang tua kamu gak di rumah Sha? Aku dari tadi di sini tapi gak ada yang bukain."

"Gak kak, baru aja aku drop mereka ke bandara mau ke Aceh. Adik-adik aku juga kayanya udah berangkat sekolah. Yuk masuk," ajak Aisha setelah pintu gerbang rumahnya terbuka. Gadis itu melangkah memasuki mobil dan membiarkan Saskia masuk ke halaman rumahnya lebih dahulu.

"Kamu ada job gak hari ini, Sha?" Tanya Saskia ketika ia sudah duduk manis di sofa ruang tamu Aisha.

"Gak sih kak, kenapa?"

"Kuliah?"

"Nanti ada kelas jam sepuluh."

"Sha, ada yang kangen kamu. Kamu mau ketemu orangnya gak?"

Saskia melihat perubahan raut wajah Aisha. Pasti sekarang yang ada di benak gadis itu adalah Devan, dan Saskia sudah bisa menebaknya.

"Aku gak lagi ngomongin Devan, ya Sha. Masalah kalian biar jadi urusan kalian aja, aku gak mau ikut campur lagi. Ngeri kalau Aisha marah," Saskia terkekeh sejenak. Mencoba mencairkan suasana.

Aisha menoleh. Lantas kalau bukan Devan siapa yang membuat Saskia rela datang jauh-jauh ke rumahnya. Apalagi itu masih pagi. Aisha kenal Saskia. Perempuan yang sudah ia anggap kakaknya itu pasti akan lebih memilih tidur sampai matahari tinggi ketimbang keluyuran sepagi itu.

"Rony," ucap Saskia sebelum Aisha sempat menjawab.

"Kak Rony?"

"Ya, Sha. Dia pengen ketemu kamu. Aku gak bisa hubungin kamu karena kamu blokir nomorku. Padahal aku pengen banget kita kumpul berempat kaya dulu."

"Kak Rony balik?"

Saskia mengangguk. Kemudian ia meraih ponsel dalam totebagnya. Menyentuh layarnya sejenak mencari nama Rony di kontaknya dan segera melakukan panggilan video.

Wajah Saskia menegang ketika melihat wajah siapa yang terpampang di ponselnya ketika panggilan video itu terjawab. Tidak kalah dengan Saskia, Aisha juga memasang wajah yang sama kagetnya. Gadis itu menutup mulutnya karena kaget.

"Rony lagi di toilet. Tunggu ya gue panggilin dulu."

Perempuan di video itu menghilang. Menyisakan suara langkah kaki dan tembok putih yang terekam kamera ponsel Rony.

Saskia dan Aisha saling tatap sejenak. Kemudian Aisha meraih pundak Saskia dan mengelusnya. Sementara Saskia, ia masih shock dengan apa yang baru saja terjadi.

"Kak Rony," seru Aisha ketika wajah Rony terlihat di ponsel Saskia.

"Ai, apa kabar? Lagi sama Saskia?"

Aisha mengangguk. Namun ia tidak menunjukkan wajah Saskia pada Rony. Gadis itu masih mematung di tempat.

"Kak Rony kapan balik? Kok gak kabarin aku?"

"Aku susah cari nomor kamu, Ai. Kamu juga udah pindah rumah, kan?"

"Kapan-kapan kita ketemu ya kak. Aku kengen banget sama Kak Rony."

Masih AdaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang