Hari itu adalah hari pernikahan Sivia. Acara pernikahannya dilaksanakan di ballroom sebuah hotel terkenal di Jakarta. Saskia dan Aisha telah selesai dengan urusan make up-nya, segera menghampiri Sivia yang masih bersiap di kamarnya.
"Kak Sivia cantik banget," puji Aisha ketika melihat Sivia dengan gaun pengantinnya.
Saskia melirik heels milik Sivia yang masih tergeletak di sudut ruangan. Kemudian mengambilnaya.
"Pake dulu gue bantu," ucap Saskia sembari berjongkok memakaikan sepatu untuk Sivia yang masih ribet dengan urusan gaunnya.
"Vi, gimana perasaan lo hari ini?" tanya Saskia setelah selesai memakaikan Sivia sepatu.
"Campur aduk Sas. Gak bisa aku jelasin. Nanti lah kau rasain sendiri," sahut Sivia.
Acara pemberkatan dimulai pukul sembilan pagi. Sivia melangkahkan kakinya memasuki ballroom. Ayahnya berjalan di sisi Sivia menggandeng tangan anaknya. Sementara para bridge's maid mengekor di belakang. Di ujung sana Bayu siap menyambutnya dengan air mata yang mulai menggenang di pelupuk matanya. Melihat calon suaminya menangis, air mata Sivia ikut menetes.
Rony duduk bersama Devan di tempat duduk yang disediakan. Menyaksikan prosesi pemberkatan tersebut. Matanya tertuju pada Saskia yang terlihat begitu memukau. Gadis itu nampak bersinar di antara bridge's maid yang lain. Mungkin karena ia mencintai gadis itu, atau karena Saskia memang selalu bersinar.
"Gila cantik banget cewek gue," celoteh Devan yang membuat Rony menoleh.
"Cantikan juga cewek gue," sahut Rony tidak mau kalah.
Kemudian mereka berdua tertawa.
Mata Saskia fokus pada gaun panjang yang Sivia kenakan. Ia takut gaun itu terinjak dan akan menyusahkan Sivia. Maka setelah semua bridge's maid menepi, menempati tempat yang disediakan, Saskia justru bangkit. Memegangi bagian belakang gaun Sivia yang menjuntai sesekali merapikan posisinya. Saskia berlarian kesana kemari mengikuti langkah Sivia untuk membenarkan gaunnya.
Orang-orang di tempat itu memuji Saskia yang gerak cepat untuk sabahatnya. Gadis itu melaksanan tugas bridge's maid-nya dengan baik.
"Itu Saskia Samira? Buset aslinya cantik banget ya. Mana gercep banget bantuin istrinya Bayu."
"Gue baru liat aslinya juga, cantiknya itu gak bosenin. Kalo jadi istri gue, bakal betah sih di rumah."
"Saskia will you merry me?"
"Pengen gue halalin juga tu cewek."
Rony menoleh ke sumber suara, ada dua lelaki sedang bercakap di belakang mereka, yang ikut terpesona melihat gadisnya. Ia menghembuskan nafas berat, ingin rasanya membungkam mulut dua orang itu dengan mengatakab bahwa Saskia adalah calon istrinya.
"Lihat deh banyak yang kagum sama cewek lo," ucap Devan pada Rony yang juga ikut menyaksikan ke-gercep-an Saskia.
"She deserve it. Calon istri gue itu bro," sahut Rony. Ia pun tidak bisa menyembunyikan kekagumannya.
"Bakal nambah fanboy beliau."
"Gak perduli gue. Mau sebanyak apapun fanboy-nya Saskia, gue tetap pemenangnya," ucap Rony jumawa sembari mengeraskan suaranya agar lelaki dinbelakangnya tadi dapat mendengar.
"Dih! Pede banget idup lo," protes Devan.
Sejak kapan Rony mulai percaya diri? Bukannya biasanya ia yang paling insecure mendengar kata fanboy?
"Mau makan apa kau biar aku ambilin?" Bisik Saskia menghampiri Sivia ketika acara pemberkatan telah usai dan kini Sivia sibuk berbincang dengan para tamu yang mengucapkan selamat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Masih Ada
FanfictionKembalinya Rony setelah tiga tahun menghilang tanpa kabar menciptakan kebingungan dalam hati Saskia Rony tiba-tiba menghubunginya lagi. Laki-laki itu juga kembali membuka kenangan yang susah payah Saskia kubur dalam hidupnya. Ketika Rony kembali, a...