Saskia meremas ujung kemejanya. Meskipun setengah mati memaksa otaknya untuk bisa berpikir netral nyatanya tetap saja, Saskia gugup setengah mati. Urusannya di panggung baru saja usai setelah menyanyikan tiga lagu. Kegugupannya dimulai sejak lagu kedua yang ia nyanyikan dan ada sepasang tatapan tajam yang tidak berhenti menatapnya. Rony datang tepat saat Saskia sedang melakukan brigding lagu keduanya. Laki-laki itu berdiri di tengah penonton dengan tatapan tajam dan senyum yang merekah. Sialnya, Saskia justru menemukan sosok itu dan mata mereka sempat saling adu tatap.
"Star, Din, balik duluan aja, aku ada janji sama seseorang," ucap Saskia pada Starla dan Dinda setelah acara manggung mereka usai.
"Gak mau ditemenin aja, kak?" Tanya Starla.
Saskia menggeleng. "Kalian balik aja. Oh, ya Syar, nitip Dinda ya. Din kamu pulang sama Starla ya, nanti biar aku yang nyetir sendiri."
"Mba Saskia beneran gak apa-apa nyetir sendiri? Atau aku tunggu aja, deh mba. Di parkiran juga gapapa kok," ucap Dinda.
"Kak Saskia kayanya mau ngedate, Din. Biarin aja. Yuk pulang."
Sebelum benar-benar berlalu, Starla menutup mulut dengan kedua tangannya kaget. Ia tidak menyangka siapa yang datang menghampiri mereka saat itu.
"Kak Rony?" Pekik Starla. Gadis itu benar-benar tidak menyangka.
Saskia mendelik ke arah Starla karena teriakannya tadi membuat beberapa orang menoleh padanya. Starla kembali menutup mulutnya.
"Baik, kak. Kamu apa kabar kemana aja selama ini?"
"Mencari ketenangan, Star. Oh ya, kita lanjut ngobrolnya lagi next time ya," ucap Rony. Ia sudah tidak sabar ingin berbicara empat mata dengan Saskia.
"Oh, oke paham kak. Pantesan kak Saskia mau balik sendiri."
"Din, kunci mobil," pinta Saskia sebelum Dinda berlalu bersama Starla dan teamnya.
"Balik sama gue aja, Kia," ucap Rony.
Saskia tampak menimbang sejenak. "Gak usah Ron, gue balik sendiri aja. Din mana kunci mobil?"
Rony mengalah. Ia tidak ingin terkesan terlalu memaksakan kehendak. Ia juga tahu Saskia adalah gadis yang tidak mudah dibujuk. Jadi biarkan saja. Meskipun ia berharap suatu saat nanti gadis itu bisa duduk di sebelahnya saat ia menyetir.
"Gue udah beli tiketnya. Tapi gue belinya yang jam delapan. Kita makan dulu kali ya." Rony menunjukkan dua tiket bioskop di tangannya pada Saskia.
Saskia melirik jam yang melingkar dintangan kirinya sejenak. "Oke. Gue pengen makan all you can eat, sih."
****
Saskia melahap makanannya tanpa berbicara sedikitpun. Sementara Rony sibuk membolak-balik daging yang ia panggang. Sesekali matanya melirik ke arah Saskia yang masih sibuk makan.
"Sekarang lo lebih kalem ya Ki," komentar Rony sambil memindahkan daging dari panggangan ke piringnya.
"Masa sih? Tapi orang-orang selalu ngatain gue berisik," sahut Saskia. Gadis itu masih sibuk dengan makanannya. "Lagi makan kan gak boleh banyak omong, nanti kesedak," sambugnya.
Rony hanya tersenyum mendengar ucapan Saskia. Kemudian mereka melanjutkan makan-makannya dengan diam.
"Kia," Rony membuka suara setelah keduanya sudah selesai dengan urusan perut.
"Kenapa Ron?"
"Apa selama tiga tahun ini lo hidup dengan baik?"
Saskia memalingkan wajahnya sejenak ke luar restaurant. Kemudian kembali menatap Rony.

KAMU SEDANG MEMBACA
Masih Ada
Fiksi PenggemarKembalinya Rony setelah tiga tahun menghilang tanpa kabar menciptakan kebingungan dalam hati Saskia Rony tiba-tiba menghubunginya lagi. Laki-laki itu juga kembali membuka kenangan yang susah payah Saskia kubur dalam hidupnya. Ketika Rony kembali, a...