Hari itu bisa dibilang cukup mendebarkan untuk Saskia. Ia mematut dirinya yang terlihat anggun dengan balutan kebaya berwarna mocca yang sangat pas di tubuh jenjangnya. Dadanya berdegup. Satu tahap dalam hidupnya sebentar lagi terbuka. Ia akan dilamar oleh lelaki pilihannya.
"Aduh kak Kia cantik banget," Aisha menghampiri Saskia, memeluk gadis itu dari samping.
"Kalau anggun gini aku akui kau cantik Sas," puji Sivia yang telah mendudukkan dirinya di tepi tempat tidur Saskia.
"Jadi biasanya gue gak cantik, Vi?"
"Cantik, kan kau perempuan," sahut Sivia seadanya.
"Gimana perasaan Kak Kia sekarang?" Aisha mengamati seorang make up artist yang sedang merapikan dandanan Saskia. Menambah sedikit polesan gliter di tulang pipinya agar wajah gadis itu terlihat lebih flawless.
"Aku degdegan banget Sha. Campur aduk lah."
"Baru lamaran aja kau udah campur aduk. Lebay," sahut Sivia yang berhasil membuat Saskia melempar lip balm miliknya yang tergeletak di atas meja pada Sivia.
"Mentang-mentang udah kawin, songong lo," gerutu Saskia.
Sivia terkikik mendengarnya. Sementara Aisha seperti biasa hanya menanggapi dengan senyuman.
****
Rony bersama keluarganya tiba di rumah Saskia sekitar pukul sebelas siang. Rumah itu telah dihias sedemikian rupa. Sesuai dengan keinginan Saskia yang tidak mau terlalu heboh. Sebuah tenda terpasang di depan rumahnya, berhiaskan beberapa bunga-bunga berwarna putih dan biru. Di di dalam rumah juga tidak berisi hiasan yang terlalu heboh. Ada hiasan kain yang menjuntai di sudut ruangan sebelah tangga, berhiaskan bunga berwarna putih dan pink, dengan lampu hias di tengah-tengahnya. Satu sofa panjang berwarna putih melengkapinya.
Mata Rony tidak teralihkan pada gadis yang duduk berhadapan dengannya. Terlihat sangat menawan. Gadis itu selalu bersinar. Saskia pun demikian, terpukau dengan lelaki yang mengenakan atasan batik yang memiliki warna senada dengan kebayanya.
Seorang MC berbicara, membuka acara tersebut dengan salam. Kemudian membacakan rangkaian acara. Rony dipersilahkan berbicara terlebih dahulu, menyampaikan maksud baiknya beserta keluarga di hari itu.
Rony berdiri, dadanya berdegup lebih kencang. Tubuhnya mengigil karena terlalu gugup. Ia menarik nafas dalam-dalam sembari meremas mic di tangannya.
"Assalamualaikum Om, Tante dan semuanya. Saya Rony beserta seluruh keluarga saya datang hari ini ke kediaman Om dan Tante, bermaksud untuk menyampaikan maksud baik saya untuk meminang puteri kesayangan Om dan Tante, menjadikannya istri saya. Saya minta izin untuk menggantikan tugas Om dan Tante untuk menjaga Saskia, mencintai dia dengan sepenuh hati saya." Mata Rony berkaca, ia tidak menyangka akan berada di tahap itu setelah apa yang ia lewati selama ini.
Kemudian MC memberian waktu pada Papa Saskia untuk berbicara. Lelaki itu meraih mic yang diberikan padanya setelah mengelus punggung puterinya.
"Ron, terimakasih atas niat baik kamu dan keluarga. Om dan Tante, juga semua orang tua dimanapun itu, pasti selalu menginginkan kebahagiaan untuk anak-anaknya."
"Ron, Saskia ini anaknya moodyan. Dia bisa berhenti berbicara kalau suasana hatinya lagi gak baik, padahal biasanya dia yang paling berisik. Kalau dia diam, kamu jangan marah ya Ron, dia gak akan tahan diam lama-lama kok." Papa Saskia terkekeh sejenak mengingat kelakuan anaknya.
"Saskia ini juga pemikir. Hal-hal kecil yang mengganjal di hatinya saja bisa membuat dia berpikir keras. Jadi tolong maklumi nanti kalau dia suka overthinking ya Ron, bantu dia untuk gak selalu mikirin hal-hal diluar kendalinya. Om minta, kamu tuntun dia jadi pribadi yang lebih baik lagi ya Ron. Om yakin kamu bisa jaga Saskia dengan baik."
KAMU SEDANG MEMBACA
Masih Ada
FanfictionKembalinya Rony setelah tiga tahun menghilang tanpa kabar menciptakan kebingungan dalam hati Saskia Rony tiba-tiba menghubunginya lagi. Laki-laki itu juga kembali membuka kenangan yang susah payah Saskia kubur dalam hidupnya. Ketika Rony kembali, a...