Suara nyanyian ayam jantan membangunkan Saskia dari tidurnya. Matanya mengerjap sejenak kemudian menyambar ponsel yang tergeletak di atas nakas. Ia menghembuskan nafas berat ketika Rony ternyata belum membalas pesannya. Semua pesan itu telah terkirim, namun tidak dibaca oleh lelaki itu. Saskia merutuki dirinya. Semestinya kemarin ia tidak bersikap kekanakan. Ia juga menyesal tidak menanyakan dimana Rony menginap.
Saskia : Ron, marah ya?
Saskia : Kok gak bales chat gue?
Saskia : hotel lo dimana? Gue samperin ya?
Saskia : Ron, let's talkSaskia meninggalkan ponselnya di dalam kamar, kemudian melangkah keluar menemui orang tuanya. Berharap setelah ia kembali, Rony telah membalas pesannya. Ia menghampiri Adnan yang sedang duduk di ruang tengah membawa segelas kopi dan laptop di hadapannya.
"Sa, lihat deh aku mau nunjukin sesuatu," panggil Adnan pada sang adik.
Saskia menghampiri kakaknya dengan penuh semangat. Biasanya kalau mereka sedang bersama Adnan akan memamerkan hasil foto dan video yang ia ambil selama berhari-hari di hutan dan Saskia selalu antusias melihatnya.
"Itu apa mas? Lucu banget, songong mukanya," Saskia menunjuk satu hewan berbentuk monyet dengan rambutnya yang runcing, wajah hewan itu bulat dengan hidung pesek, wajahnya berwarna lebih gelap dari tubuhnya.
"Surili namanya. Dia hewan endemik Jawa. Termasuk langka dan dilindungi. Aku beruntung banget bisa ketemu dia saat mendaki ke Argopuro, padahal penyebarannya harusnya gak sampai sana. Biasanya dia nyebar di Jawa Barat sampai Jawa Tengah aja," ucap Adnan menjelaskan pada adiknya hewat yang katanya songong itu.
"Wah jauh dia mainnya, mas," celetuk Saskia kemudian mereka tertawa.
"Mas ke Argopuro? Wah pasti asik banget ya. Aku juga pengen. Berapa hari perjalanan sampai puncaknya mas?"
"Delapan hari karena kami santai. Harus ngeliput satwa juga kan. Tapi normalnya sih empat sampai lima hari, Sa."
"Hm gak jadi deh. Mending aku rebahan."
"Dasar males."
"Selain Surili ketemu apalagi mas?"
Adnan menggulir mouse di atas meja.
"Cantik kan?" Adnan memamerkan keindahan merak jawa yang sedang mengembangkan sayapnya.
"Sering mas lihat ini di kebun binatang."
"Tapi beda cerita kalau lihat langsung di alam liar, Sa. Lebih cantik."
"Bener juga sih."
"Ini saudaramu," Adnan menunjuk seekor babi hutan yang tengah bersembunyi di semak-semak.
"Ih, kok babi sih? Gak seru hasil fotomu kali ini."
"Ye justru ini yang paling seru, Sa. Kamu tahu nggak waktu kita ngecamp di salah satu sabananya namanya Cikasur. Dulunya itu tempat landasan pesawat saat zaman Belanda. Sekarang ditumbuhin sama rumput-rumput tinggi. Salah satu carier kita hilang, semua panik nyariin ternyata dicuri babi hutan sampai bolong. Terus kita jadi kepikiran mengamati babi hutan. Yang bikin seru itu karena kadang mereka agresif, bisa nyerang kapan aja jadi ada adrenalinnya," Adnan menceritakan pengalamannya dengan sangat antusias.
Kemudian Saskia melihat-lihat lagi gambar-gambar hewan di laptop Adnan. Banyak sekali yang belum pernah dilihatnya. Yang membuat Adnan harus menjelaskan padanya.
"Sa, mumpung kamu di rumah, temenin aku jalan yuk," ajak Adnan.
"Pacarmu sana ajak mas."
"Aku mana ada pacar."
KAMU SEDANG MEMBACA
Masih Ada
Fiksi PenggemarKembalinya Rony setelah tiga tahun menghilang tanpa kabar menciptakan kebingungan dalam hati Saskia Rony tiba-tiba menghubunginya lagi. Laki-laki itu juga kembali membuka kenangan yang susah payah Saskia kubur dalam hidupnya. Ketika Rony kembali, a...