Saskia menyalami kedua orang tua Rony bergantian. Kemudian memeluk mama Rony dan Vina. Malam itu ketika Rony menemukan dua spy cam di kamar Saskia, gadis itu kian ketakutan. Ia terlalu takut untuk tinggal di rumahnya. Perasaan diawasi itu membuat Saskia benar-benar tidak tenang.
Rony kebingungan kemana harus mengajak Saskia agar bisa membuat gadis itu merasa aman. Menitipkannya pada Novia atau Nabila tidak mungkin rasanya, kedua wanita itu pasti akan banyak tanya perihal yang terjadi pada Saskia, dan itu akan membuat Saskia kesulitan. Maka menurut Rony satu-satunya tempat paling aman adalah keluarganya. Saskia menurut ketika Rony memutuskan mengajaknya pulang ke rumah orang tuanya. Menginap di sana beberapa hari tentu tidak masalah demi keamanan Saskia.
"Gimana keadaanmu nak?" tanya papa Rony pada Saskia yang kini ikut berkumpul di ruang keluarganya.
Tadi sebelum mengajak Saskia ke rumahnya, Rony meminta izin terlebih dahulu pada papanya dan menjelaskan tentang apa yang sedang terjadi pada Saskia.
"Saskia takut, om," sahut Saskia. Ia menundukkan kepala, memandang kaki telanjangnya dengan tatapan kosong.
"Di sini kamu aman. Om akan pastikan kamu aman di sini. Kamu mau tidur sendiri di kamar tamu, atau sama Vina saja? Biar ada yang nemenin kamu tidur jadi gak takut," papa Rony mengelus punggung Saskia bergantian dengan mama Rony yang duduk di sebelah Saskia.
"Kak Kia tidur sama aku aja, yuk. Nanti kita bisa cerita-cerita. Girls talk," Vina datang membawa beberapa nampan. Di atas nampan terdapat beberapa gelas berisi teh herbal. Keluarga itu biasa meminumnya tiap malam, katanya dapat membantu merilekskan badan.
"Biarin Saskia istirahat lah, Na. Malah diajak cerita," Rony berseru. Laleki itu sudah berganti pakaian lebih santai. Mengenakan kaos hitam dan celana pendek rumahan.
"Gak apa-apa dong. Aku tidur sama kamu aja ya, Vin. Biar bisa girls talk," ucap Saskia menyangkal omongan Rony.
Vina tersenyum kegirangan sembari menjulurkan lidahnya pada sang kakak. Merasa menang entah untuk apa.
"Kalau gitu ajak Kak Saskia ke kamar sana, Na. Bebersih, ganti baju terus istirahat. Tehnya minum dulu, Sas," titah mama Rony sembari menatap bergantian Saskia dan Vina.
****
Di dalam kamar, Vina tidak bisa menyembunyikan kegirangannya. Ia tidak pernah menyangka seorang Saskia akan tidur di kamarnya. Sosok Saskia sudah sejak lama ia kagumi. Di mata Vina, Saskia adalah sosok perempuan tangguh, perempuan hebat yang serba bisa. 'Kak Kia itu keren.' Itu yang selalu Vina katakan.
"Kak Kia, aku seneng deh, Kakak main lagi ke rumah. Nginep di kamarku pula," ucap Vina jujur dari hatinya.
"Aku juga seneng, Vin. Keluargamu baik banget sama aku."
"Tapi bakal lebih seneng lagi kalau Kak Kia jadi kakaku sih. Nikah aja lah kak sama Bang Rony."
Saskia menghentikan sejenak aktifitasnya membersihkan wajah. Kemudian tersenyum pada Vina. "Masih jauh itu, Vin," sahutnya.
"Berarti akan dong kak?"
Saskia mencerna pertanyaan Vina. Akan? Berarti suatu saat nanti bisa terjadi? Saskia tersenyum simpul. Pikirannya belum sejauh itu. Perasaannya saja masih mengambang. Perasaan Rony juga masih ia gantung.
"Bang Rony itu gak pernah bawa temen perempuannya ke rumah Kak. Sampai mama khawatir Bang Rony belok," Vina menahan tawa mengingat pemikiran mamanya yang kadang di luar nalar.
"Tahun ini Bang Rony udah masuk usia 27 kan, jadi mama agak khawatir, soalnya gak pernah ngenalin pacarnya. Emang sih, abangku itu lama di Aussie, tapi ekspektasi mama, pulang dari sana Bang Rony bakal bawa calon mantu. Makanya mama seneng banget pas kak Saskia datang waktu itu. Kata mama 'akhirnya abangmu bawa calon mantu mama ke rumah, Na."
KAMU SEDANG MEMBACA
Masih Ada
FanfikceKembalinya Rony setelah tiga tahun menghilang tanpa kabar menciptakan kebingungan dalam hati Saskia Rony tiba-tiba menghubunginya lagi. Laki-laki itu juga kembali membuka kenangan yang susah payah Saskia kubur dalam hidupnya. Ketika Rony kembali, a...