Bagian Lima Puluh Sembilan

5.8K 378 12
                                    

Sebulan berlalu. Rony benar-benar menepati janjinya untuk tidak begitu saja menerima semua tawaran pekerjaan. Ia lebih menyaring pekerjaan mana yang sekiranya tidak mengganggu proses pembuatan albumnya. Rony bisa dibilang masih sibuk sebulan belakangan, namun kedepannya ia mulai memiliki banyak waktu luang. Perilisan albumnya sebentar lagi. Mungkin ia akan disibukkan oleh promo-promo saja nanti.

"Nggak ya, nggak ada ceritanya pakai lekbong lagi!" seru Saskia ketika melihat baju di tangan Rony. Hari itu mereka berdua pergi ke salah satu mall untuk melepas penat.

"Cuma lihat-lihat doang sayang, gak mau beli kok," sahut Rony kemudian menaruh baju di tangannya.

"Liat-liat itu berarti ada keinginan untuk beli," gerutu Saskia kemudian melangkah menyusuri deretan pakaian di dalam store tersebut.

Rony mendekati Saskia, melingkarkan tangannya di leher gadis itu, sembari mencubit hidung Saskia. "Posesif banget calon istri," serunya.

Kemudian mereka sibuk berkeliling store tersebut. Sesekali Saskia meminta pendapat Rony atas beberapa pakaian yang membingungkannya.

"Ron, bagusan mana?" tanya Saskia memperlihatkan dua kemeja flanel dengan motif yang sama namun warna yang berbeda. Yang satu berwarna navy, yang satunya lagi berwarna abu-abu.

"Aku punya yang navy, beli ini aja biar kita couple-an," sahut Rony.

"Aku nanya bagusan mana bukan nanya kamu punya yang mana," sahut Saskia sambil meletakkan kembali kemeja tersebut di gantungannya.

"Gak jadi beli?"

"Nggak, nanti dikira orang-orang aku ikut-ikut kamu. Males," sahut Saskia. Kemudian netranya menangkap versity jaket berwarna hijau berlengan putih dengan gambar monster di dadanya.

"Ih, segitu gamaunya ya samaan sama aku?" Protes Rony.

"Sayang, pas banget ada inisialnya," seru Rony dengan mata berbinar melihat versity jacket yang tadi menarik perhatian Saskia juga.

Saskia menengok ke arah Rony keheranan. Bisa-bisanya pikiran mereka tertuju pada objek yang sama padahal Saskia belum menyebutnya.

"Buat kamu yang inisial R. Buat aku yang S," ucap Rony sembari menempelkan jaket tersebut pada tubuhnya.

"Kebalik Ron," seru Saskia sembari meraih jaket di tangan Rony.

"Nggak dong sayang, inisial R harus selalu ada di dada kamu. Inisial S harus selalu ada di dada aku," sahut Rony membuat Saskia mencibir.

"Rony Aneh Nalendra," cibir Saskia.

"Yaudah, kita beli ini ya, sayang? Kamu mau apa lagi?"

"Gak ada Ron. Kamu mau apa?"

"Mau kamu," sahut Rony asal yang berhasil membuat pukulan Saskia melayang ke lengannya.

"Makan mau nggak?" tanya Saskia sembari melangkah menuju kasir untuk membayar jaket mereka.

"Asal sama kamu, aku pasti mau," sahut Rony membuat Saskia mendengus.

"Bisa gak sih?" Saskia berseru gemas.

Setelah membayar mereka melangkah menuju lantai dasar. Kembali berkelilig sembari bergandengan tangan.

"Cantik banget perempuan di depan itu Ki." Saskia mengikuti arah pandang Rony, mencari sosok perempuan yang katanya cantik itu dengan perasaan agak kesal.

"Yang mana?" Tanya Saskia penasaran.

"Itu sayang yang di layar," sahut Rony sembari menunjuk sebuah layar di sebelah kiri mereka.

Saskia tertawa karena sempat merasa cemburu pada fotonya sendiri yang tadi Rony tunjuk.

"Mbak BA-nya cantik pengen aku nikahin," ucap Rony sembari menatap layar yang kini bergerak menampilkan video Saskia sedang mencuci wajah.

Masih AdaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang