Bagian Dua Puluh Satu

6.2K 318 9
                                    

Suasana salah satu studio milik stasiun televisi nasional terlihat riuh. Beberapa orang sibuk berlalu lalang untuk kelancaran acara yang akan diselenggarakan malam nanti. Saskia duduk di salah satu ruangan yang telah dipersiapkan untuknya dan tim. Memainkan ponselnya menanti dipanggil untuk gladi resik. Di kursi seberang ada Rony yang sibuk menghafal lirik lagu yang akan ia bawakan di atas panggung. Itu adalah kali pertamanya tampil live di tv setelah ia kembali.

Hari itu merupakan malam puncak perayaan ulang tahun stasiun tv yang membesarkan nama mereka. Rony akan berkolaborasi dengan beberapa peyanyi tanah air, juga teman-temannya di ajang pencarian bakat dulu. Dan yang membuatnya sangat excited malam itu adalah ia akan kembali berduet dengan Saskia. Menyanyikan lagu yang mereka ciptakan tiga tahun lalu.

"Ron, giliran lo," ucap Rey kakak Rony yang sekaligus sebagai personal manager-nya.

Rony bangkit dari tempat duduknya, membawa kertas lirik di tangannya sembari membenarkan ear monitor yang menggantung di bahu kirinya.

"Saskia gak ikut?" Rony berbalik ketika menyadari Saskia tidak menyusul langkahnya.

Saskia mengalihkan pandangannya dari ponsel ke cermin. Melihat pantulan tubuh Rony di dalamnya sambil menggeleng. Kemudian Rony melanjutkan langkahnya meninggalkan ruangan itu setelah melihat gelengan Saskia.

Lima belas menit kemudian Saskia menyusul Rony ke atas panggung setelah salah satu crew memanggilnya. Seperti de javu baginya, bernyanyi di atas panggung besar bersama Rony yang tiga tahun lalu merupakan hal biasa baginya. Kembali mengulangi momen itu, beradu tatap dengan Rony, diiringi musik yang mengalun indah, dengan vokal mereka yang saling bersautan.

"Ron, yang bener. Bawain lagu sendiri loh. Masa masih salah lirik," Saskia geram, mendengar Rony yang beberapa kali merubah lirik lagunya karena lupa.

"Gue nervous Kia. Ngertiin dong. Udah lama nih," protes Rony yang tidak terima dimarahi Saskia.

"Oke, ini latihan terakhir. Jangan sampai salah lagi. Malu-maluin," Saskia memukul pundak Rony. Kemudian kembali ke posisinya.

Rony menarik nafas berat, kembali membuka kertas lirik yang ia gulung. Membacanya sejenak sebelum lagu dimulai.

****

Rony mondar-mandir di ruangan yang disediakan khusus untuknya dan Saskia itu sambil terus bersenandung. Ia setengah mati menahan gugupnya. Sebentar lagi, ia akan kembali tampil di panggung besar, tersorot kamera yang juga akan disiarkan secara langsung di televisi.

Sementara Saskia sedang duduk di depan cermin menikmati wajahnya yang sedang dirias oleh seorang make up artist. Ia memandang cermin sambil sesekali memeriksa riasannya. Juga memperhatikan Rony yang tampak tidak tenang.

"Santai aja Ron," seru Saskia.

Rony berhenti mondar-mandir, kemudian mengambil tempat duduk di seberang Saskia.

"Jangan marahin gue ya nanti kalau salah lirik dikit. Sumpah Ki, gue gugup banget," sahut Rony.

Saskia terkekeh melihatnya. Ia ingin sekali tertawa, namun kegiatan merias wajah itu menghalanginya.

Saskia menoleh pada Rony sambil tersenyum setelah make up-nya rampung. "Semangat, Ron. Everything will be ok," ucap Saskia sembari mengelus bahu Rony.

Saskia bangkit dari temapat duduknya untuk berganti pakaian. Sementara Rony masih salah tingkah karena elusan tangan Saskia di bahunya tadi.

****

"Nyanyi berapa lagu hari ini?" tanya Zidan yang tiba-tiba mengambil tempat duduk di kursi kosong sebelah Saskia.

Beberapa menit lagi giliran Saskia yang bernyanyi. Ia akan berkolaborasi dengan beberapa juara di kompetisi yang sama dengannya.

Masih AdaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang