BAB 66

160 4 0
                                    

Vote+komen!

💜Happy Reading💜

***
"Dokteer ... Dokteeer...!!"

"DEGG!!"

"O...om?"

"Ren cepat panggil Dokter Ren, cepat Ren."

"I...iya tante, Reno panggil Dokternya sekarang!"

"Pah, Papa ... Papa kenapa? Papa harus kuat Pah, Reno lagi panggil Dokternya, papah harus kuat, jangan tinggalin Mama. Hiks jangan tinggalin Mama Pah."

Alin buru-buru menepis tangan Gavin. Suara teriakan serta isak tangis Nyonya Ratore di dalam ruangan rawat Tuan Ratore membuatnya kaget dan khawatir.

"ALIN!"

"Aku harus lihat Papa Vin, aku takut Papa kenapa-kenapa."

"Enggak! Kamu gak boleh masuk kesana lagi. ALIN!! Berhenti aku bilang!"

"Isssh, dasar istri pembangkang."

"PLAKK!!"

Karena tidak mau mendengarkan ucapannya, akhirnya dengan sangat kasar Alin menarik paksa tangan Alin dan mendaratkan satu tamparan kerasnya di pipi Alin.

Air mata Alin jatuh seketika. Kedua bola matanya menatap nanar melihat sikap suaminya itu.

"Papa sakit Vin, tadi aku dengar Mama berteriak panik dan menangis disana. Aku khawatir, aku mau lihat keadaan Papa Vin,"lirih Alin memegangi pipinya.

"Itu pasti hanya acting! Sekarang kamu ikut aku pulang sebelum aku berbuat LEBIH kasar lagi!"tegas Gavin tetap keras kepala. Ia meraih Kenzo dari gendongan Alin kemudian menarik paksa tangan Alin agar segera berlalu meninggalkan rumah sakit dan tidak mempedulikan Tuan Ratore lagi.

"Hiks, maafin Alin Pah, maafin Alin." Alin memandang lirih ruangan rawat Papa mertuanya itu dengan kaki yang terus melangkah meninggalkan rumah sakit.




"BRUGGH!!"

Gavin melempar kasar tubuh Alin ke atas tempat tidur. Pristiwa hari ini benar-benar membuatnya emosi dan kehilangan kendali. Tamparan, bentakan keras, dan perlakuan yang kasar Alin terima bertubi-tubi. Gavin benar-benar sudah gila, ia sampai tidak memikirkan bagaimana perasaan Alin akan keegoisannya itu.

"Sekali lagi kamu ngebantah aku, aku gak akan segan-segan bawa Kenzo pergi. Kali ini aku serius. Aku gak main-main sama ucapan aku!"

Alin tertunduk lirih di sudut tempat tidurnya. Hatinya terasa amat sakit, air matanya terus mengalir tanpa bisa ia tahan, sedangkan Kenzo sendiri hanya duduk di sampingnya memandang ia pilu.

"Momm, Zoo,"lirihnya merangkak pelan mendekati Alin.

"Sini sayang, gak boleh nangis ya? Sini sama Mommy, hiks." Alin meraih tubuh malaikat kecilnya, mendekap dan memeluknya erat. Mencium puncak kepala Kenzo yang bersender di dadanya.

"Dad, Mom ... Dadd Zoo hiks." Kenzo menunjuk kearah Gavin tanpa berani melihat wajah menakutkan Daddynya itu. Ia sangat takut karna baru kali ini melihat Gavin bisa semarah dan semurka ini.

My Devil Husband (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang