Vote+komen!
💜Happy Reading💜
***
Hari ini Gavin sengaja tidak masuk kantor karna dia berencana untuk mengajak Alin sang istri untuk berbelanja perlengkapan bayi. Entah kenapa tiba-tiba Gavin ingin sekali mengajak Alin pergi, padahal perut Alin sudah semakin membesar saja, tapi Gavin tidak peduli dan tetap saja kekeuh ingin mengajak Alin pergi."Ayah kamu itu benar-benar keras kepala sayang, gak tau apa kalau Mommy udah susah jalan gini? Tapi tetap aja Daddy kamu itu ngajakin Mommy pergi, padahal semua alat-alat perlengkapan kamu 'kan udah komplit semuanya, Daddy kamu mau beli apalagi coba sayang?" Terlihat Alin terus menggerutu tidak jelas saking kesalnya dengan sikap Gavin itu. Dia bagaikan orang yang tidak waras karna berbicara dengan perutnya sendiri yang buncit itu.
"Udah deh sayang. Cuma belanja aja juga, lagian aku pasti jagain kok, jadi gak mungkin kamu sama baby kita kenapa-kenapa." Gavin keluar lebih dulu dari dalam mobilnya. Dia membantu Alin untuk keluar karna memang sedikit kesulitan.
"Tapi perlengkapan baby kita semuanya udah lengkap 'kan Vin? Mau beli apalagi coba?" Alin menatap Gavin masih dengan tatapan kesal.
"Beli apa ajalah, beli baju buat Mommynya juga boleh, iya 'kan sayang? Muachh." Gavin menjawab ngasal seraya mengecup perut besar Alin. Dia terlihat begitu bahagia dengan raut wajahnya yang berseri itu.
"Ya udah terserah Daddy aja, tapi jangan lama-lama ya Dad belanja nya," pasrah Alin akhirnya mau mengikuti apa yang diinginkan oleh suaminya itu.
Gavin pun kembali tersenyum dan segera menggandeng mesra tangan Alin untuk memasuki area perbelanjaan yang cukup ramai.
***
"Yang ini bagus ya Mom?Warnanya merah hitam, trus ada gambar lucunya juga, kita beli ya?" Gavin menunjuk sebuah pakaian bayi kearah Alin, dia begitu antusias sendiri memilih berbagai macam baju atau perlengkapan bayi lainnya. Sedangkan Alin dari tadi hanya menghela nafasnya karna bingung dengan sikap Gavin yang tidak seperti biasanya itu."Itu 'kan buat anak yang usianya satu tahunan Dad, baby kita aja belum lahir, dia masih disini nih. Masa udah beli baju ukuran balita gitu?" protes Alin menunjuk perut buncitnya, dia semakin tidak mengerti akan sikap Gavin hari ini.
"Hehehe gak papa dong sayang, biar punya stok banyak, jadi kalau usianya udah beberapa bulan, baju ini pasti bisa dia pake, boleh ya sayang?" pinta Gavin menatap melas wajah Alin.
"Ya udah terserah Daddy aja deh, Mommy udah pengap di sini nih Dad, di mobil juga udah banyak 'kan yang Daddy beli? Kita pulang aja yuk? Capek Dad," pasrah dan ajak Alin yang sudah kelelahan itu.
"Capek Mom?" Gavin masih saja melontarkan pertanyaan yang konyol itu.
"Banget Dad, pulang ya? Mommy takut nanti baby kita malah kenapa-kenapa lagi," jawab Alin memasang wajah melas.
Gavin melirik perut besar Alin, dia juga menatap wajah Alin yang memang sangat terlihat lelah itu.
"Maafin Daddy ya Mom? Daddy gak ada maksud buat Mommy capek kok, ya udah kita pulang ya? Muach, maafin Daddy juga ya sayang?" ajak Gavin akhirnya. Dia mengecup lembut perut Alin kemudian segera beranjak untuk pulang, baju yang tadi dipilihnya pun tidak jadi dia beli karna tidak tega melihat wajah Alin yang sangat kelelahan itu.
***
Mobil Lamborghini hitam Gavin terlihat sudah terparkir rapi di depan rumahnya. Dia pun segera turun dan membantu Alin untuk keluar."Awas Mom, pelan-pelan," ucap Gavin begitu hati-hati membantu istrinya keluar dari dalam mobil.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Devil Husband (On Going)
RomanceFollow sebelum membaca demi kepentingan kita bersama: ) Genre romance! Warning 17+ Ini tentang kehidupan seorang gadis dan pemuda. Seorang gadis yang terus-menerus menangis dan meratapi kehidupannya yang tidak sesuai dengan ekspektasinya. Dia yang...