Vote+komen!
💜Happy Reading💜
****
Rumah kecil yang biasanya selalu sunyi dengan kehangatan itu kini terasa gaduh dengan suara teriakan Alin dan tangisan Kenzo. Suara keduanya seolah memenuhi ruangan rumah kontrakan berukuran tidak terlalu besar itu."Hiks-hiks Mom ... Daddd Zoo Momm hiks ... Mommm..." Kenzo berteriak histeris melihat Alin yang diseret paksa oleh Gavin. Kedua tangannya ia ulurkan seolah ingin sekali membantu menarik tangan sang Mommy. Menghentikan kekasaran yang dibuat oleh Gavin.
"Daddd Momm Zooo Daddd ... Momm..." Air matanya menetes lirih membasahi kedua pipinya yang chaby. Hatinya benar-benar sakit melihat Alin diperlakukan sekasar itu oleh Gavin.
"Vin aku mohon cukup Vin. Sakitt..." rintih Alin memegangi lengan kirinya yang Gavin cengkram kencang.
"Rasa sakit ini tidak sebanding dengan rasa sakit akibat kebohongan kamu Al. Jadi kamu harus terima akibatnya!" tegas Gavin kembali menarik lengan Alin dan menyeretnya kasar.
"Tapi Kenzo nangis Vin. Aku takut dia jatuh. Vin aku mohon hentikan. Biar aku tenangin Kenzo dulu, habis itu aku pasrah mau kamu apapun juga. Aku gak tega lihat dia nangis. Aku mohon lepasin Vin. Aku ingin tenangin Kenzo dulu," pinta Alin memandang lirih melihat jagoan kecilnya menangis terisak memanggil dirinya. Rasanya hatinya ingin sekali menjerit tidak tega melihat darah dagingnya ia biarkan menangis terisak seperti itu.
"Kamu gak usah banyak berulah! KALAU KAMU masih banyak berulah, aku bisa LEBIH KASAR lagi dari ini Al, NGERTI KAMU?" Bukannya mendapat sedikit simpati, Alin justru malah mendapat bentakan kasar dari Gavin. Ia hanya bisa menunduk pasrah mendapati perlakuan buruk ini.
"Ya Tuhan, jangan biarkan putraku terus menangis. Aku gak bisa lihat dia menangis seperti ini. Tolong hentikan tangisnya ya Tuhan sampai Gavin puas meluapkan amarahnya terhadapku," batin Alin berderai air mata. Disana ia melihat kedua tangan Kenzo yang diulurkan, entah Kenzo meminta digendong atau meminta agar Alin mau menyambut uluran tangannya. Mungkin jika Kenzo sudah besar dan bisa berjalan ia akan berlari dan mencegah hal kasar sang Daddy terhadap Mommynya.
"Hiks Mommm ... Zoo Momm ... Dadd Mommm Dadd Mommm Zooo ... hiks-hiks Mommm," jerit Kenzo terisak lirih dengan tangisan nyaringnya.
"BRUKKK!!"
Tiba-tiba Gavin menendang keras pintu kamar mandinya. Tubuh Alin pun ia lempar hingga tersungkur keatas lantai kamar mandi yang sangat dingin itu.
"Aw, Vin sakit," rintih Alin memegangi lutut juga lengannya yang sedikit luka akibat terbentur.
"Sakit ya? Tapi hati aku JAUH LEBIH SAKIT karna KAMU Al!!" bentak Gavin kasar. Alin hanya menunduk takut di pojokan kamar mandi tersebut. Kejadian ini benar-benar terulang lagi, kejadian yang pernah membuatnya trauma karna ulah Gavin, dan sekarang semuanya kembali ia rasakan.
"Vin aku mohon maafin aku.
Aku tahu aku udah buat kamu kecewa. Tapi apa gak ada sedikit celah maaf buat aku Vin? Aku gak mau kamu berlaku kasar seperti dulu lagi. Kamu udah janji Vin, kamu udah janji gak akan pernah bentak dan kasar sama aku lagi. Tapi kenapa kamu melakukan hal ini? Aku mohon hentikan Vin. Aku mohon," lirih Alin sampai kedua tangannya menyentuh sepatu Gavin dengan tubuh yang bergetar ketakutan."Aku udah lupa sama janji aku yang dulu. Kamu saja berani melanggar janji kamu, jadi JANGAN HARAP aku akan menepati janji aku lagi! THINK SMART!!" Satu senyuman yang begitu licik Gavin sunggingkan. Senyuman yang entah mengapa membuatnya tega berlaku seperti ini. Ia bahkan menepis kedua tangan Alin yang menyentuh kakinya. Ia menendangnya kasar dan kencang sampai Alin meringis kesakitan.

KAMU SEDANG MEMBACA
My Devil Husband (On Going)
RomanceFollow sebelum membaca demi kepentingan kita bersama: ) Genre romance! Warning 17+ Ini tentang kehidupan seorang gadis dan pemuda. Seorang gadis yang terus-menerus menangis dan meratapi kehidupannya yang tidak sesuai dengan ekspektasinya. Dia yang...