Vote+komen!
💜Happy Reading💜
***
Setelah selesai membersihkan tubuhnya. Gavin pun keluar dari dalam kamar mandi dengan mengenakan handuk putih yang dia lilitkan di pinggangnya. Sementara badannya sendiri tidak terbalut kain sehelai pun.
Gavin berjalan menuju lemari di dalam kamarnya itu. Dia membuka lemari dan mulai mencari baju yang akan dia kenakan.
"Issh mana lagi baju gue?" Gavin mengacak-acak lemari bajunya. Dia mencari kaos hitam favoritnya yang sering dia pakai itu. Sedangkan Alin hanya diam memperhatikannya tanpa bersuara sedikit pun.
Setelah lengkap memakai pakaiannya, Gavin pun segera menghampiri sofa di dalam kamarnya itu dan berbaring karena sangat lelah. Namun lagi-lagi Alin hanya diam memperhatikan Gavin tanpa sepatah kata pun yang keluar dari dalam mulutnya.
Kenapa kamu harus tidur di situ sih Vin? Kenapa kamu gak tidur di sini? Padahal aku ini istri kamu Vin, jadi udah sepantasnya kamu tidur di samping aku. batin Alin lirih menatap kearah Gavin yang wajahnya ditutupi sebuah majalah itu, sedangkan posisi Alin sendiri berbaring di atas tempat tidurnya.
"Vin?" tiba-tiba Alin memberanikan diri untuk memanggil Gavin.
"Apaan sih? Udah lo tidur aja deh. Udah malam tau gak!" balas Gavin ketus tanpa menoleh sedikitpun kearah Alin.
"Aku cuma mau kamu tidur di sini Vin, ini juga kan kamar kamu. Aku takut nanti badan kamu malah sakit kalau tidur di sofa terus. Lagi pula aku ini istri kamu, apa kamu gak mau tidur sama aku?" tanya Alin lagi. Dia memberanikan diri berbicara pada Gavin, walaupun sebenarnya dia sangat takut dan ragu.
"Udah deh lo gak usah minta yang macam-macam. Lo mau tidur di lantai lagi? Enggak kan? Kadi lo gak usah minta yang macam-macam lagi sama gue!" Gavin bangkit dan menoleh kearah Alin. Tatapan matanya begitu penuh amarah, bahkan ucapannya saja penuh dengan bentakan kasar.
"Ma...maaf Vin, aku...aku cuma takut kamu sakit aja. Aku gak bermaksud bikin kamu kesal, maaf," ujar Alin pelan. Dia menundukkan kepalanya karena takut dan tidak berani menatap Gavin.
"Sekarang mending lo tidur, gue gak mau dengar ocehan gak jelas lo lagi!" suruh Gavin ketus lalu kembali berbaring di atas sofa kamarnya itu untuk tidur.
"I...iya," balas Alin gugup. Dia pun segera berbaring dan mencoba untuk memejamkan matanya yang sangat sulit untuk dipejamkan itu karena Alin memang belum mengantuk.
Sampai kapan rumah tangga aku sama Gavin seperti ini terus? Ya Tuhan, berikanlah keajaibanmu untuk keluarga kecilku ini. Semoga sikap Gavin bisa berubah menjadi baik lagi dan gak kasar lagi ya Tuhan. batin Alin lirih, air matanya pun menetes dari kelopak matanya yang terpejam.
Kini Gavin sudah terlelap di alam mimpinya. Tidurnya begitu pulas bahkan sampai tidak terusik sedikit pun.
Sementara Alin, dia justru sangat gelisah tubuhnya pun terus terusik bergerak dan sangat sulit untuk memejamkan matanya.
Aduh, kok jadi gak bisa tidur gini sih? Padahal udah jam setengah satu malam, tapi kenapa mata aku gak bisa merem lagi. pikir Alin begitu gelisah, dia pun bangun dan melirik kearah Gavin yang sudah terlelap.

KAMU SEDANG MEMBACA
My Devil Husband (On Going)
RomanceFollow sebelum membaca demi kepentingan kita bersama: ) Genre romance! Warning 17+ Ini tentang kehidupan seorang gadis dan pemuda. Seorang gadis yang terus-menerus menangis dan meratapi kehidupannya yang tidak sesuai dengan ekspektasinya. Dia yang...