Vote+komen!
💜Happy Reading💜
***
Ternyata Gavin masih asik menikmati bibir mungil istrinya itu. Bahkan sesekali dia pun menggigit kecil bibir bagian bawah milik Alin Istri tercintanya itu."Ngh..." Alin hanya bisa mendesah menikmati kelembutan permainan Gavin. Sungguh benar-benar lembut lidah Gavin bermain di dalam rongga mulut Alin. Walaupun sesekali Alin meringis karena Gavin menggigit-gigit kecil bibir Alin. Namun semua itu tidak terasa sakit karena Alin dan Gavin sama-sama menikmatinya.
Kini tubuh Gavin pun sudah berada diatas tubuh Alin. Dan tangan Gavin sudah mulai nakal membuka kancing baju yang Alin kenakan. Mungkin sudah terbawa suasana makanya Gavin melakukan hal itu. Sedangkan Alin? Lagi-lagi dia hanya menikmati apa yang suaminya lakukan. Sepertinya Alin begitu pasrah terhadap ulah Gavin. Mungkin Alin takut Gavin marah kalau sampai dia menolaknya.
"Nghh..." Lagi-lagi terdengar desahan dari mulut Alin saat ciuman Gavin sudah turun ke leher jenjangnya yang putih itu. Beberapa tanda merah pun berhasil Gavin buat disana.
Namun, sedang asik-asiknya kedua pasangan suami istri itu.
Tiba-tiba saja terdengar suara seorang wanita paruh baya yang tak lain adalah Nyonya Ratore sang Mama.
"Aduh, maaf-maaf, Mama gak sengaja. Mamah gak maksud ganggu kok," ujar Nyonya Ratore yang tiba-tiba saja membuka pintu kamar Gavin dan melihat adegan romantis anak dan menantunya itu.
"Mama?" pekik Alin yang langsung mendorong tubuh Gavin agar menjauh dan melepaskan ciumannya.
Alin pun bergegas bangun dan membenarkan posisinya menjadi duduk. Begitupun dengan kancing bajunya yang segera dia kancingi kembali. Sedangkan Gavin justru begitu terlihat kecewa dengan kehadiran Mamanya itu.
"Hufth, Mama ganggu aja deh. Kan gai baru mau usaha mah," dengus Gavin kesal dan berhasil mendapat satu cubitan dari Alin.
"Aduh? Kok dicubit sih sayang? Kan kita emang baru mau usaha tadi, tapi Mama keburu datang dan ganggu kita," protes Gavin melirik kearah Alin.
"Malu tau gak Vin," balas Alin menundukkan kepalanya. Nyonya Ratore yang melihatnya hanya tertawa kecil dengan tingkah anak dan menantu kesayangannya itu.
"Udah, kan nanti bisa diterusin lagi? Mama cuma mau pamitan aja kok. Mama mau ke supermarket soalnya persediaan makanan di rumah ini sudah tinggal sedikit," jelas Nyonya Ratore masih dengan senyumannya yang sangat khas itu.
"Iya juga sih mah. Tapi tetap aja Mama ganggu, padahal tadi tinggal sedikit lagi lho mah, iya gak sayang?" Gavin menaik turunkan sebelah alisnya melirik kearah Alin.
"Apaan sih Vin? Malu tau. Ada Mama tuh," Lagi-lagi Alin hanya menunduk malu terhadap ucapan Gavin yang dari tadi ngasal terus.
"Ya udah, terusin aja. Mama mau pergi sekarang. Good Luck!" Nyonya Ratore tersenyum kearah Gavin kemudian segera menutup pintu kamar Gavin dan Alin dari luar.
"Siip Mah," Gavin mengacungkan jari jempolnya kearah Nyonya Ratore yang kini sudah keluar dari dalam kamarnya.
Gavin melirik kearah Alin dengan tampang yang penuh kecurigaan. Alisnya pun dia naik-turunkan sebelah.
"issh.. Kamu kenapa sih? Kok gitu banget lihatinnya??" tanya Alin heran.
"Kenapa ya? Aku juga gak tau nih sayang," Gavin malah tersenyum pura-pura tidak tau, lalu berjalan mendekati Alin.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Devil Husband (On Going)
RomansaFollow sebelum membaca demi kepentingan kita bersama: ) Genre romance! Warning 17+ Ini tentang kehidupan seorang gadis dan pemuda. Seorang gadis yang terus-menerus menangis dan meratapi kehidupannya yang tidak sesuai dengan ekspektasinya. Dia yang...