Vote+komen!
💜Happy Reading💜
***
Gavin terus melangkahkan kakinya secara perlahan menuju kamar Alin. Dia pun menghentikan langkahnya dan menarik napasnya panjang. Gavin mulai meraih handle pintu kamar Alin."Cklek..." Pintu kamar Alin akhirnya berhasil Gavin buka. Dia pun tersenyum karena ternyata pintu kamar Alin tidak dikunci.
Akhirnya aku bisa ketemu sama kamu juga Al. batin Gavin bernafas lega. Dia pun menutup pintunya kembali kemudian berjalan pelan menghampiri Alin yang sudah terlelap tidur.
"Cantik... Nyesal aku udah buat kamu sedih dan selalu nyakitin kamu..." gumam Gavin tersenyum menatap wajah cantik istrinya itu. Gavin pun duduk di samping Alin dan mengelus kening istrinya itu dengan sangat pelan karena takut Alin terbangun.
"Aku tau aku salah Al, aku tau ku emang gak pantas buat kamu, tapi aku bener-benar nyesal sayang. Aku nyesal udah buat kamu sedih, aku nyesal udah nyakitin kamu terus. Aku...aku beneran menyesal Al..." lirih Gavin menatap wajah polos Alin yang masih terlelap itu. Air matanya pun menetes mengingat semua perbuatannya terhadap Alin selama ini. Apalagi sampai membuat bayi yang Alin kandung tidak terselamatkan.
Gavin mengalihkan pandangannya. Dia menatap kearah perut Alin yang datar itu, tangan kanannya pun dia angkat dan daratkan tepat di atasnya.
"Aku udah buat bayi kamu pergi Al, aku udah buat calon anak aku sendiri pergi. Walaupun dia darah daging Devan, tapi dia tetap anak aku karena kamu istri aku Al, maafin aku sayang, maafin aku..." lirih Gavin lagi. Tangannya terus mengelus perut datar Alin bahkan Gavin mendaratkan satu kecupan yang begitu lembut di atas perut Alin, hingga Alin yang ternyata belum tertidur itu pun meneteskan air matanya karena terharu akan ucapan Gavin.
Kenapa baru sekarang Vin kamu bicara kaya gitu? Kenapa baru sekarang kamu menyesali semuanya? Kenapa gak dari dulu? batin Alin ikut menangis dengan matanya yang masih terpejam. Namun sepertinya Gavin melihat air mata yang menetes dari pelupuk mata Alin dan itu berarti Alin menyadari kehadirannya dan mendengar semua ucapannya.
"Aku tau kamu belum tidur Al, kamu pasti terusik karena kehadiran aku, tapi aku kesini cuma mau minta maaf, aku gak akan nyakitin kamu kok Al, aku cuma mau kamu maafin aku, Aku nyesal..." ujar Gavin tiba-tiba yang berhasil membuat Alin kaget dan membuka kedua matanya.
"Maafin aku ya? Kamu mau kan maafin aku sayang?" Gavin menatap kearah Alin dengan wajah yang penuh rasa sesal bahkan nada bicaranya pun terdengar sangat miris.
Alin tidak mengucap sepatah kata pun. Dia bangun lalu bersender pada tempat tidurnya dengan posisi duduk. Gavin pun mendekati Alin dan duduk di sampingnya.
"Aku tau kesalahan aku bukan kesalahan kecil, aku tau kamu pasti gak bisa maafin aku. Bahkan Tuhan sekalipun belum tentu mau maafin kesalahan aku.
Tapi aku nyesal Al, aku sungguh nyesal. Aku nyeselt karena selama ini udah sia-siain kamu. Aku nyesal selalu buat kamu nangis, aku nyesal udah kasar bahkan suka bentak-bentak kamu, aku nyesal udaaa..." Tiba-tiba ucapan Gavin terhenti karena Alin langsung memeluk tubuh Gavin."Cukup Vin cukup... Aku gak mau dengar semua itu lagi, aku gak mau ingat semuanya aku gak mau..." lirih Alin menangis di dada bidang Gavin. Hatinya sungguh sakit mengingat ucapan Gavin tadi. Apalagi selama ini Gavin tidak bernah bisa memperlakukan Alin layaknya seorang istri pada umumnya.
Gavin sendiri begitu kaget karena Alin memeluknya secara tiba-tiba, dia pun ikut menangis seraya membalas pelukan Alin yang begitu hangat dia rasakan.
"Jadi kamu mau maafin aku kan sayang? Kita bisa mulai semuanya lagi dari awal kan?Aku janji aku akan jadi suami yang baik buat kamu Al, aku janji akan jadi Ayah yang baik buat calon anak-anak kita nanti. Aku janji sayang, kasih aku kesempatan buat bahagiain kamu, please..." ujar Gavin memohon. Alin pun melepaskan pelukannya dan menatap tajam wajah Gavin tanpa sepatah kata pun keluar dari mulutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Devil Husband (On Going)
RomanceFollow sebelum membaca demi kepentingan kita bersama: ) Genre romance! Warning 17+ Ini tentang kehidupan seorang gadis dan pemuda. Seorang gadis yang terus-menerus menangis dan meratapi kehidupannya yang tidak sesuai dengan ekspektasinya. Dia yang...