Vote+komen!
💜Happy Reading💜
***
Setelah dibersihkan Alin dan bayinya pun dipindahkan ke ruang rawat oleh pihak Rumah Sakit karna ada pasien selanjutnya juga yang mau melahirkan. Gavin sendiri masih tidak bisa percaya akan kelahiran bayi mungil yang masih merah dan menjadi darah dagingnya itu. Dia sampai meneteskan air mata haru saat melihat wajah bayinya diletakkan di samping Alin sang istri."Aku gak mimpi 'kan Al? I ... ini anak aku Al? Ini benar-benar anak aku sayang?" tanya Gavin berkaca-kaca melihat wajah bayi mungil yang belum bisa apa-apa itu, air matanya menetes haru melihat makhluk baru yang akan menjadi bagian dari keluarga kecilnya.
"Kamu gak lagi mimpi Vin, bayi ini memang anak kamu, dia bayi kita, anak kita Vin, darah daging kamu," jawab Alin mengelus lembut pipi malaikat kecilnya, tak bisa dia pungkiri kalau hatinya pun merasa haru dan bahagia akan kehadiran buah hati pertamanya itu.
"Aku gak tahu harus bilang apa Al, aku gak tau harus gimana cara berterima kasih sama kamu, aku ... aku gak tau sayang.
Ini benar-benar anugrah yang paling indah, ini ... ini anugrah terindah dari Tuhan, aku udah jadi seorang Daddy Al, dan itu berkat kamu, berkat kamu sayang," haru Gavin mengecup kening Alin dengan rasa bahagia yang tidak bisa dia ungkapkan lagi, pandangannya terus tertuju pada bayi merah yang terlihat begitu polos dan belum bisa apa-apa itu, bayi yang kini mengalir darah dan daging dari Gavin dan Alin. Bayi yang juga akan mengisi hari-hari Gavin dan Alin dengan tangisan kecilnya, sungguh semakin dibuat bahagia Gavin melihat bayi merah itu."Aku yang harusnya bilang makasih Vin, kamu udah jadi suami yang sangat baik buat aku, kamu udah kasih semua rasa sayang dan cinta kamu buat aku. Aku gak tahu harus membalas semuanya dengan cara apa, aku ... aku hanya bisa kasih kamu ini. Bayi yang kamu impikan sejak dulu, hanya ini Vin," jelas Alin lirih meneteskan air mata bahagianya. Dia menatap bayi mungil yang begitu lucu, bayi yang belum bisa apa-apa, bahkan berkedip pun belum bisa, bayi itu hanya memejamkan kedua matanya dan mulut kecilnya sesekali bergerak seperti merasa lapar.
"Bagi aku ini sungguh luar biasa Al, kamu hebat, kamu hebat sayang." Gavin kembali mengecup kening Alin, kebahagiaannya sungguh tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata lagi, dia sangat sungguh bahagia.
"Sekarang kamu gendong bayinya, dia pasti pengen digendong sama Daddynya, gendong ya Vin," suruh Alin agar Gavin menggendong babby mereka.
"Se ... sekarang sayang? A ... aku harus gendong Alvin? Ka ... kamu gak salah Al?" tanya Gavin balik, sepertinya dia sangat ragu dan begitu takut menyentuh apalagi sampai menggendong bayi laki-laki yang dia sepakati untuk diberi nama ALVIN itu.
"Iya, gendong Alvin sekarang Dad? Baby kita pasti seneng banget kalau digendong sama Daddy tampannya," kata Alin lagi sambil mengangguk kecil sambil menggoda dan tersenyum kearah Gavin.
Dengan cukup keberanian dan tanpa rasa ragu lagi, Gavin pun akhirnya mengangkat bayi pertamanya itu dengan sangat hati-hati.
Ya Tuhan, aku benar-benar masih belum bisa mempercayai semua ini, bayi ini. Bayi ini memiliki nyawa, dia bisa hadir bergerak dan begitu terlihat polos, kulitnya pun begitu lembut, matanya perlahan bisa berkedip. Ya Tuhan, sungguh besar karunia-Mu ini, terimakasih Ya Tuhan. Puji Tuhan atas semuanya. batin Gavin menatap lekat wajah bayi pertamanya itu, dia pun mulai menghujami wajah sang bayi dengan kecupan-kecupan manisnya.
Alin hanya tersenyum penuh rasa bahagia, perjuangannya sungguh tidak sia-sia melahirkan bayinya tadi, walaupun sangat sakit dan seperti yang melepas nyawa, namun semuanya terbalaskan saat melihat bayi mungil yang digendong suaminya itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
My Devil Husband (On Going)
RomanceFollow sebelum membaca demi kepentingan kita bersama: ) Genre romance! Warning 17+ Ini tentang kehidupan seorang gadis dan pemuda. Seorang gadis yang terus-menerus menangis dan meratapi kehidupannya yang tidak sesuai dengan ekspektasinya. Dia yang...