Vote+komen!
💜Happy Reading💜
***
Mendengar Alin berteriak lagi. Gavin pun langsung berbalik arah dan segera berlari menuju kamar Alin."Hehh... Ada apa lagi sih lo." Tiba-tiba Gavin langsung menghentikan ucapannya begitu melihat Alin tergeletak di lantai dekat pintu kamar mandi.
"Gavin tolong Vin sakit," rintih Alin memegangi perutnya. Namun Gavin malah diam melihat kearah Alin yang terus merintih kesakitan itu.
"Gavin, please aku mohon tolong aku Vin, sakit," rintih Alin lagi yang memang sangat kesakitan akibat terpeleset tadi.
Ngapain gue nolongin nih cewek? Biar mampus aja sekalian. pikir Gavin yang langsung berbalik arah dan hendak meninggalkan Alin.
"Awwhss... Vin... Aku gak kuat Vin, sakiiit," jerit Alin mencengkram bajunya sendiri. Bahkan terlihat darah segar mengalir di betis putihnya.
"Aaarrrghh sial!" Gavin pun berbalik arah dan langsung menghampiri Alin. Dia mengangkat tubuh Alin dan buru-buru membawanya ke Rumah Sakit dengan mobil sport hitamnya itu.
***
Sepanjang perjalanan menuju Rumah Sakit Alin terus saja merintih menahan rasa sakit di perutnya itu. Sementara Gavin sendiri malah membentak dan membentak Alin karena tidak tahan mendengar rintihan Alin."Vin... Cepaat, aku udah gak kuat Vin, sakiit..." rintih Alin lirih. Air matanya pun sudah tak terelakan lagi membanjiri pipi mulusnya. Bahkan tangannya sampai mencengkram baju Gavin.
"Lo tuh bisa sabar gak sih? Gak tau apa kalau jalanan macet? Ini gue juga udah cepat, lo harusnya sabar tau gak?
Lagian ngapain juga lo pake sok-sok'an masuk kamar mandi. Udah tau gak bisa bangun. Jadinya gini deh NYUSAHIN!" omel Gavin yang kini malah menceramahi Alin dengan ocehannya yang kasar itu.Alin pun langsung diam mendengar Gavin berbicara seperti itu. Dia menggigit bibirnya agar tidak mengeluarkan suara rintihan lagi yang hanya membuat Gavin semakin kesal.
Hiks... Van, sakiit Van... Aku gak kuat. batin Alin yang kini mengadu pada Devan. Air matanya pun menetes semakin deras. Entahlah mungkin hanya Devan yang bisa merasakan dan mendengar rintihan hatinya itu.
Gavin pun terus fokus menyetir dan sesekali dia melirik kearah Alin. Karena sebenarnya dia sangat khawatir pada kondisi Alin. Namun entah kenapa dia sangat enggan menunjukkan sikap khawatirnya itu.
Maafin gue Al, gue cuma mau lo tenang. Gue gak ada maksud buat bentak lo. batin Gavin menatap lirih kearah kaca spion di depannya untuk melihat wajah Alin.
Hingga akhirnya mobil Gavin pun telah sampai di Rumah Sakit.
Gavin membuka pintu mobilnya dan langsung mengangkat tubuh Alin menuju ruang UGD.
"Maaf pak, sebaiknya anda tunggu di luar," cegah salah seorang suster Rumah Sakit saat Gavin hendak menerobos masuk ke dalam ruangan dimana Alin akan diperiksa.
"Iya sus," jawab Gavin pasrah. Dia pun langsung duduk di kursi ruang tunggu Rumah Sakit tersebut.
Ya Tuhan, mudah-mudahan aja Alin sama kandungannya gak kenapa-kenapa. Gue gak bisa maafin diri gue sendiri kalau seandainya hal buruk menimpa Alin juga janin yang di kandungnya. batin Gavin penuh harap, entahlah ternyata Gavin memang sangat mengkhawatirkan kondisi Alin juga kandungannya saat ini.
***
Setelah menunggu cukup lama. Akhirnya Dokter yang memeriksa keadaan Alin pun keluar dari dalam ruangan yang mengerikan itu."Suami dari pasien bernama Alin?" tanya Dokter tersebut melirik kearah ruang tunggu pasien yang cukup ramai itu dan berhasil mengagetkan Gavin dari lamunannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Devil Husband (On Going)
RomanceFollow sebelum membaca demi kepentingan kita bersama: ) Genre romance! Warning 17+ Ini tentang kehidupan seorang gadis dan pemuda. Seorang gadis yang terus-menerus menangis dan meratapi kehidupannya yang tidak sesuai dengan ekspektasinya. Dia yang...