Vote+komen!
💜Happy Reading💜
***
Malam semakin larut. Jarum jam yang terpajang di dinding pun sudah menunjukkan pukul 23.00 wib. Atau lebih tepatnya pukul sebelas malam.Namun, meskipun sudah selarut itu, ternyata Gavin masih berada di dalam ruangan kerjanya.
Pekerjaannya yang sangat teramat banyak dan menumpuk itu belum juga selesai dia kerjakan, padahal kedua bola matanya sudah sangat sipit, rasanya sangat sulit untuk dibuka lagi karena tidak kuat menahan ngantuk."Hoaaam... Gila ngantuk banget sih? Padahal kerjaannya aja belum selesai semua. Hoaaam ngantukk," gumam Gavin sesekali menguap karena sudah sangat mengantuk. Dia menghentikan sejenak pekerjaannya, wajahnya sudah sangat lelah karena pekerjaannya belum selesai juga.
"Udah jam dua belas, pantesan aja nih mata gak bisa diajak kompromi lagi, hoaam... Udah ah buat besok lagi aja, gue gak kuat ngantuk." Gavin melirik arloji di tangannya. Dia pun segera beranjak untuk membereskan pekerjaannya yang masih belum selesai itu.
Namun, tiba-tiba mata Gavin terhenti saat melihat secarik kertas yang Alin berikan padanya tadi.
"Itu kan yang tadi Alin kasih ke gue? Isinya apaan ya?" gumam Gavin melirik kertas putih yang sempat ditepisnya tadi tergeletak di lantai.
"Ahh paling cuma kertas biasa yang gak penting!! Mending gue tidur aja deh, udah ngantuk banget," gumam Gavin lagi. Dia mengurungkan niatnya kemudian segera membereskan berkas-berkas kantornya juga laptop yang masih menyala.
Setelah semuanya beres, Gavin pun keluar dari dalam ruangannya itu, dia menginjak secarik kertas yang masih tergeletak di lantai tanpa menghiraukannya lagi.
"Tidur tidur tidur... Ngantuk banget gue," Gavin menutup pintu ruangannya itu dari luar, dia segera melanjutkan lagi langkah kakinya menuju kamarnya dan Alin.
Namun, Gavin merasa aneh dengan sandal yang dia pakai. Dia merasa ada sesuatu yang dia injak hingga menimbulkan bunyi yang tidak seperti biasanya.
"Huftth... Nih kertas pake acara nempel di sandal gue segala lagi, aneh banget sih!" dengus Gavin mengangkat sebelah kakinya. Dia pun mengambil kertas putih yang tiba-tiba berada di telapak sandalnya.
"Kertas apaan lagi nih?" gumam Gavin membuka secarik kertas tersebut dan mulai membacanya.
"Hah? Rumah Sakit? Alin?" gumam Gavin kaget saat membaca tulisan berlogo Rumah Sakit dibagian paling atas, dan disitu juga tertera nama Alin Kanara Garsiva atau Alin istrinya.
"Ngapain sih Alin pake acara ke Rumah Sakit segala? Manja banget cuma masuk angin kaya gitu doang juu..." Tiba-tiba mata Gavin mendadak melotot kaget melihat tulisan dikolom paling bawah, bahkan ucapannya sampai berhenti mendadak.
"Al... Alin, Alin positif? Al... Alin hamil?" gugup Gavin tidak mempercayai apa yang dilihatnya itu. Dia benar-benar kaget melihat tulisan yang memberitahukan kalau Alin positif hamil atas pemeriksaannya.
"I...ini? Ini? Ya Tuhan, apa benar yang aku lihat ini? Alin beneran hamil? Di...dia hamil anak aku?" ujar Gavin dengan mata berkaca-kaca. Dia sungguh terharu mengetahui kabar bahagia itu. Matanya yang tadi sudah mengantuk pun mendadak langsung terbuka kembali mengalahkan rasa kantuknya.
"Gue harus temuin Alin sekarang," gumam Gavin bergegas menuju kamarnya, sepertinya dia sudah tidak sabar menanyakan tentang kebenaran kabar baik itu.
Gavin membuka pintu kamarnya itu dengan sangat buru-buru karena rasa bahagianya sudah tidak bisa dia sembunyikan lagi.
"Al, Al apa benar kamuu..." Gavin berlari mendekat kearah tempat tidurnya, ucapannya tiba-tiba terhenti karena melihat Alin sudah tertidur pulas di sana.
![](https://img.wattpad.com/cover/240695756-288-k392401.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
My Devil Husband (On Going)
RomanceFollow sebelum membaca demi kepentingan kita bersama: ) Genre romance! Warning 17+ Ini tentang kehidupan seorang gadis dan pemuda. Seorang gadis yang terus-menerus menangis dan meratapi kehidupannya yang tidak sesuai dengan ekspektasinya. Dia yang...