Vote+komen!
💜Happy Reading💜
***
Alin pun beranjak dari duduknya untuk mengantarkan David sampai ke pintu depan."Maaf ya kalau aku udah ngerepotin. Aku cuma mau main-main aja kok. Aku pulang ya?" ujar David berpamitan, dia pun segera melangkahkan kakinya meninggalkan rumah Alin.
"I...iya," balas Alin sedikit gugup dengan senyum yang dia sunggingkan.
David pun ikut tersenyum dan segera berlalu memasuki rumahnya yang bersebelahan itu.
"A...duh, kenapa perut aku jadi sakit gini?" Tiba-tiba Alin merintih menahan rasa sakit pada perutnya, sepertinya bayi dalam kandungannya itu sedang berkontraksi jadi terasa sedikit sakit.
"Hufthh... Kamu jangan nakal ya sayang, Mommy gak kuat kalau kamu kontraksi terus. Sakit nak, kamu jangan dulu keluar sekarang karena belum waktunya." Alin mengelus perutnya dengan rintihan-rintihan kecil yang keluar dari mulutnya, bayinya terlalu aktif, jadi Alin sedikit kewalahan kalau sudah kontraksi seperti itu.
"Kita masuk ya sayang? Kita istirahat dulu di dalam.
Kita tunggu Daddy pulang." Alin mengajak bicara bayi dalam perutnya itu, kemudian melangkahkan kakinya untuk segera masuk ke dalam rumahnya.***
Setelah menempuh perjalanan yang tidak terlalu jauh dan hanya membutuhkan waktu sekitar lima belas menit, akhirnya mobil Gavin pun berhenti tepat di depan rumahnya. Dia pun langsung segera keluar dan masuk ke dalam rumahnya karena khawatir akan keadaan Alin."Hufthh, akhirnya sampai juga, aku benar-benar khawatir sama kamu Al. Mudah-mudahan aja kamus sama bayi kita gak kenapa-kenapa," gumam Gavin harap-harap cemas, dia pun berjalan cepat menuju pintu rumahnya.
Gavin merogoh kantung celananya untuk mencari duplikat kunci yang memang selalu Gavin bawa.
Namun, tiba-tiba Gavin mengerutkan keningnya karena merasa ada sesuatu yang aneh.
"Kok, gak dikunci?" gumam Gavin bingung, perlahan dia pun membuka pintu rumahnya untuk segera masuk.
Awas kalau sampai elo ada di dalam rumah gue Vid, gue gak akan ampunin elo! batin Gavin yang langsung berlari menuju kamar Alin di lantai atas. Ekspresi wajah Gavin pun berubah menjadi merah penuh amarah.
***
"Bagus-bagus. Pinter banget ya kamu sekarang? Udah berani ngelanggar pesan dari aku, udah berani masukkin cowok brengsek ini ke dalam kamar aku, bagus... bagus banget," ujar Gavin tiba-tiba saat melihat Alin dan David ada di dalam kamarnya, dia sampai bertepuk tangan menahan emosi karena Alin berani melanggar pesan darinya."Ga...Gavin?" pekik Alin menoleh kaget kearah Gavin dan segera menyingkirkan tangan David yang hendak membantunya tadi.
"Akhirnya anda pulang juga, tadi saya hanya berniat untuk membantu istri anda karena dia hampir saja terjatuh karena mengalami kontraksi yang cukup hebat, makanya saya bawa istri anda ini ke dalam kamarnya agar bisa beristirahat," jelas David dengan nada suaranya yang lembut itu, dia menyunggingkan sebuah senyuman kearah Gavin, namun Gavin justru malah membalasnya dengan senyuman sinis.
Dan...
"BUGHH!" Gavin melayangkan kepalan tangan kanannya tepat di wajah David hingga David terjatuh.
"GAK USAH BANYAK NGOMONG!
GUE TEGASIN SAMA ELO YA, GUE GAK SUKA KALAU ELO DEKATIN ISTRI GUE, GUE GAK SUKAA!" bentak Gavin penuh amarah tepat di depan wajah David."Sa...saya cuma mau menolong, sa...saya tidak bermaksud mendekati istri anda, sa...sa." Tiba-tiba ucapan David terpotong karena Gavin langsung meraih dan mencengkram kerah baju David.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Devil Husband (On Going)
RomanceFollow sebelum membaca demi kepentingan kita bersama: ) Genre romance! Warning 17+ Ini tentang kehidupan seorang gadis dan pemuda. Seorang gadis yang terus-menerus menangis dan meratapi kehidupannya yang tidak sesuai dengan ekspektasinya. Dia yang...