Vote+komen!
💜Happy Reading💜
***
Gavin baru saja selesai membuatkan segelas susu hangat untuk Alin, dia pun segera masuk dan menemui Alin yang menunggunya di dalam kamar."Nah susu hangatnya udah jadi nih. Tinggal kamu minum sayang, abis itu kamu baru boleh tidur biar jagoan Daddy semakin sehat," ujar Gavin dengan sangat semangat menyodorkan segelas susu khusus Ibu hamil kepada Alin.
"Makasih ya Vin. Kamu udah perhatian banget sama aku," Alin tersenyum seraya meraih segelas susu tersebut, dia tidak menyangka kalau Gavin bisa menjadi perhatian padanya.
"Iya sayang sama-sama, ini udah jadi kewajiban aku buat perhatiin kamu sama baby kita, sekarang kamu minum dulu susunya, aku gak mau kalau sampai kamu dan Baby kita kenapa-kenapa," jelas Gavin lembut. Dia duduk di samping Alin sambil sesekali mengelus perut datar Alin, sungguh calon Ayah yang sangat baik dan perhatian Gavin ini.
Alin pun menuruti apa yang Gavin perintahkan, dia segera meneguk susu khusus Ibu hamil itu sampai habis, sementara Gavin begitu seksama memperhatikan Alin meneguk susu tersebut.
"Hueek!!" Perut Alin mendadak mual saat cairan putih atau susu hangat itu masuk kedalam tenggorokannya, rasanya dia ingin sekali memuntahkan kembali susu yang dia minum.
"Kenapa?" tanya Gavin heran plus khawatir.
"Aku gak bisa minuu... Hueek!!" Perut Alin langsung kembali mual dan ingin memuntahkan susu tersebut, tapi dia terus berusaha menahannya karena takut Gavin kecewa susunya malah dia muntahkan.
"Ya udah sayang jangan dipaksain. Aku gak mau kalau perut kamu langsung mual gara-gara minum susu ini, sekarang istirahat aja ya? Besok kita ke Rumah Sakit buat periksa kehamilan kamu, sekalian kita beli obat untuk mengurangi rasa mualnya. Sekarang kamu tidur ya Al? Muachh, aku sayang banget sama kamu. Muachh, Daddy juga sayang banget sama kamu," jelas Gavin begitu lembut, dia membaringkan tubuh Alin dan mengecup kening juga perut Alin dengan sangat lembutnya.
Alin sendiri hanya bisa tersenyum melihat perlakuan Gavin terhadapnya. Dia tidak tau bagaimana cara mengungkapkan rasa bahagia itu walaupun kehamilan pertamanya cukup membuat repot karena mual-mual terus.
"Makasih ya Vin, aku senang banget kamu seperhatian ini sama aku, bahkan kamu juga gak marah karena aku gak minum susunya, makasih ya?" ujar Alin tersenyum kearah suaminya itu.
"Iya sayang sama-sama, harusnya aku yang berterima kasih sama kamu Al karena kamu udah mau merawat calon bayi aku, kamu juga udah izinin dia tumbuh di dalam perut kamu ini, aku cuma bisa jagain kamu dari sini Al. Dan aku juga gak mungkin kalau harus paksa kamu minum susunya kalau kamu sendiri kesiksa karna mual. Aku gak mungkin maksain itu sayang," jelas Gavin begitu lembut sambil menarik selimut tebalnya, dia pun ikut berbaring di samping Alin dan mendekap begitu erat tubuh Alin kedalam pelukan hangatnya.
"Aku sayang banget sama kamu," lirih Alin sambil menenggelamkan wajahnya di dada bidang Gavin, tangannya pun balas memeluk Gavin dengan erat seolah takut untuk kehilangan sosok suami dan calon Ayah yang sangat perhatian itu.
"Aku lebih sayang sama kamu Al, kamu adalah segalanya buat aku. I love you sayang," Gavin mendaratkan satu kecupan hangatnya tepat di kening Alin, hatinya terasa begitu nyaman dan damai berada dalam posisi seperti ini. Hingga akhirnya mata Gavin dan Alin terpejam dan terlelap dalam posisi yang saling berpelukan.
***
"TING-TONG!!!" Terdengar bunyi suara bel yang ditekan oleh seseorang dari luar.Alin pun terlihat berjalan begitu buru-buru menuju pintu utama rumahnya, langkah kakinya pun semakin dia percepat karena bel di depan rumahnya itu terus berbunyi berulang-ulang.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Devil Husband (On Going)
RomanceFollow sebelum membaca demi kepentingan kita bersama: ) Genre romance! Warning 17+ Ini tentang kehidupan seorang gadis dan pemuda. Seorang gadis yang terus-menerus menangis dan meratapi kehidupannya yang tidak sesuai dengan ekspektasinya. Dia yang...