MDH 7

2.9K 169 17
                                    

Vote+komen!

💜Happy Reading💜




***
Setelah menunggu cukup lama. Akhirnya lampu merah di pertigaan jalan raya itu berubah juga menjadi hijau.

"Huft... Akhirnya nih mobil bisa maju juga," gumam Gavin lega. Karena akhirnya jalan raya yang dia lalui tidak macet lagi dan bisa berjalan lancar.

Pokoknya gue harus cepat-cepat temuin Rere. Gue gak mau kalau sampai dia kecewa karna gue gak tepat waktu. batin Gavin yakin dan segera melajukan mobilnya menuju ketempat yang dia tuju.






***
Gadis cantik bernama lengkap Teresia Auryn Fadilla, atau yang sering disapa Rere itu hendak keluar dari Bandara, tempat dia menunggu Gavin yang sampai sekarang belum juga datang. Rere segera mencari Taksi untuk dia tumpangi menuju rumahnya yang terletak di kota Jakarta ini.

"Kamu tuh beneran rese Vin. Katanya mau jemput. Tapi sampai telat bahkan gak ngasih kabar sama sekali," gerutu Rere kesal dan segera masuk kedalam Taksi yang sudah diberhentikannya.

Taksi itu pun segera melaju meninggalkan Bandara Soekarno Hatta menuju tempat yang Rere tuju.

Namun, entah kenapa tiba-tiba Taksi yang Rere tumpangi mendadak berhenti.

"Loh, kenapa pak?" tanya Rere heran. Supir Taksi itu menunjuk kearah luar yang terlihat sebuah mobil sport berwarna hitam yang memberhentikannya.

"Gavin?" pekik Rere dengan senyum yang mengembang dibibir mungilnya.

"Kenapa neng, kok malah senyum? Emangnya neng kenal sama orang yang di luar itu?" tanya supir Taksi heran melirik kearah Rere.

"Iya pak saya kenal, ya udah saya turun disini aja. Dan ini ongkosnya," jawab Rere tersenyum lalu menyodorkan lembaran uang seratus ribuan kearah supir Taksi tersebut kemudian bergegas untuk turun.

"Ma...makasih neng," Supir Taksi itu tersenyum senang saat Rere memberinya lembaran uang ratusan itu. Padahal dia saja belum mengantarkan penumpang nya itu. Tapi sudah mendapat bayaran. Mungkin nasibnya sedang beruntung.







***
"Kenapa malah naik Taksi? Kan tadi aku udah bilang mau jemput kamu," tanya seorang pemuda tampan yang berdiri didepan mobil hitamnya itu yang tak lain adalah Gavin.

"Aku pikir kamu gak jadi jemput. Makanya aku inisiatif buat naik Taksi aja," jawab Rere diiringi senyum menghampiri Gavin.

"Gak mungkinlah aku gak jadi jemput. Kan tadi aku udah janji," Gavin melontarkan senyuam manisnya kearah Rere lalu segera membukakan pintu mobilnya untuk Rere.

"Makasih Vin," ujar Rere tersenyum senang dan segera masuk ke dalam mobil Gavin. Sementara Gavin langsung menaruh koper Rere untuk disimpannya di bagasi belakang. Kemudian segera masuk untuk mengantar Rere ketempat tinggalnya yang sekarang.

Oh iya, Rere itu sebenarnya sahabat Gavin saat masih tinggal di Amerika. Gavin sudah lama menaruh hati pada Rere, bahkan dulu waktu SMA mereka sempat pacaran walau tidak terlalu lama. Dan sekarang rasa sayang dan ambisi Gavin untuk memiliki Rere muncul lagi. Padahal dia sendiri sudah memiliki Alin yang kini sudah sah menjadi istrinya.







***
"Ya ampun, Gavin kemana sih? Masa sampai sore gini dia belum pulang juga?" panik Alin khawatir akan keadaan Gavin. Apalagi handphone Gavin sangat sulit dihubungi karna tidak aktif.

"Vin, kamu jangan bikin aku khawatir gini dong. Aku takut kamu kenapa-napa Vin. Kamu dimana sih?"Alin semakin cemas saja memikirkan keadaan Gavin yang sebenarnya tidak kenapa-kenapa itu.

My Devil Husband (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang