MDH 38

1.3K 79 20
                                    

Vote+komen!

💜Happy Reading💜

***
Gavin terus melangkahkan kakinya memasuki rumah yang sangat mewah itu, bibirnya tak berhenti tersenyum karna sudah tidak sabar ingin bertemu dengan Alin sang istri dan ingin melihat ekspresi wajah Alin kalau apa yang dia mau sudah Gavin belikan.

"Aku jadi gak sabar pengen lihat kamu makan buah-buahan yang aku bawa ini Al, pasti kamu bakalan gak berhenti senyum karna aku bawain macam-macam buah-buahan yang kamu suka, aku yakin kamu pasti senang." Bibir Gavin kembali tersenyum kecil, sesekali dia pun melirik kearah kantung plastik yang dibawanya, rasa bahagianya sungguh tidak bisa dia sembunyikan lagi walaupun sebenarnya masih kecewa pada Alin, tapi semua kekecewaan itu seolah sirna kalau sudah terbayang wajah cantik Alin sang istri.

"Ternyata masih setia nungguin Daddy ya?" ujar Gavin tiba-tiba saat melihat Alin duduk di atas sofa ruang tamunya. Gavin berjalan cepat menghampiri Alin dan mengelus perut Alin yang sudah membesar itu.

"Maaf ya sayang, jagoan Daddy pasti udah nunggu kelamaan," ujar Gavin lagi yang kini berjongkok seraya mengelus perut Alin. Dia sungguh sangat menyayangi calon buah hatinya itu, bahkan kalau sudah seperti ini Alin minta apapun pasti akan Gavin berikan karna Gavin tau apa yang Alin mau itu adalah kemauan calon bayinya juga.

"Gak papa kok Daddy, Daddy enggak lama perginya, jadi Mommy sama baby kita gak terlalu kesal nungguinnya," balas Alin tersenyum manis. Dia mengelus lembut rambut Gavin dengan perasaan yang sungguh bahagia hingga membuat Gavin pun ikut tersenyum kearahnya.

"Buah Pear nya dimakan ya Mom? Tadi udah Daddy beliin," ujar Gavin tiba-tiba yang membuat Alin sungguh kaget tidak percaya.

A ... apa Vin? Kamu udah mau manggil aku Mom lagi? A ... aku gak salah dengar 'kan? batin Alin menatap Gavin seolah tidak percaya kalau Gavin bersikap seperti biasanya lagi, padahal dia tau sendiri kalau semalam dan tadi Gavin sangat cuek padanya.

"Hey, kok Mommy malah diam? Katanya tadi mau Pear?
Atau mau Daddy kupasin?
Ya udah Daddy kupasin dulu ya?
Mommy tunggu di sini,"  ujar Gavin lagi yang berhasil membuyarkan lamunan Alin. Dia pun segera membawa beberapa buah Pear untuk dia kupas dan potong-potong terlebih dahulu agar Alin bisa langsung memakannya

"Ya Tuhan, ternyata Gavin beneran udah gak marah lagi, aku beneran beruntung bisa punya suami kaya Gavin, terimakasih ya Tuhan," lirih Alin terharu melihat sikap Gavin yang sungguh sangat baik dan penuh perhatian itu. Dia melirik perut buncitnya dan mengelusnya pelan, dia merasa kalau bayi yang tengah dikandungnya itu adalah sumber kebahagiaan yang bisa membuat Gavin begitu baik dan penuh kasih sayang.

"Makasih ya sayang, makasih karna kamu udah mau tumbuh di rahim Mommy. Mommy gak tau kalau kamu gak ada di sini, mungkin Daddy kamu udah gak akan sayang sama Mommy lagi, tapi karna kehadiran kamu sikap Daddy menjadi begitu tulus dan pehuh kasih sayang. Mommy sayang banget sama kamu nak, Mommy sayang," lirih Alin sampai meneteskan air mata bahagianya, tangan halusnya begitu lembut mengelus perutnya yang buncit yang kini tengah tumbuh buah cintanya bersama Gavin.

***
Gavin kini tengah memperhatikan Alin yang asik memakan potongan-potongan buah Pear yang Gavin sodorkan tadi, dia begitu seksama melihat wajah Alin saat melahap buah-buahan yang sangat manis itu.

Seneng deh bisa wujudin apa yang kamu mau Mom, rasanya hati Daddy lega banget. batin Gavin tersenyum menatap wajah Alin.

"Kok lihatinnya kaya gitu banget sih? Aku jelek ya?" tanya Alin heran. Dia pun menghentikan acara makan buah Pear 'nya karna merasa aneh Gavin menatapnya seperti itu.

My Devil Husband (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang