MDH 8

2.7K 165 15
                                    

Vote+komen!

💜Happy Reading💜



***
Gavin dan Rere ternyata masih asik mengobrol berduaan di ruang tengah. sesekali Rere pun tertawa karena Gavin terus menggombali dan menggodanya.

"Issh... Apaan sih Vin, dari tadi kamu tuh ngomong nya ngelantur mulu. Gombal tau gak," risih Rere sedikit kesal dan memalingkan mukanya.

"Eh, masa dibilang gombal sih sayang? Aku tuh serius tau gak, bukannya gombal," protes Gavin tidak terima lalu menarik pelan dagu Rere agar menatap kearahnya.

"Apa?" tanya Rere masih dengan tampang bete nya. Gavin tersenyum melihat gadis cantik yang memang sangat dia sayangi itu.

"Ish, ngapain senyum-senyum?" heran Rere mengernyitkan keningnya.

Gavin tidak menjawab. Dia justru malah menarik pelan dagu Rere agar mendekat ke wajahnya.

"Vin, ka.... Kamu mauu..." Belum sempat Rere meneruskan ucapannya itu, tiba-tiba saja Rere merasakan ada sesuatu yang menempel di bibir mungilnya. Rere sangat kaget dengan apa yang Gavin lakukan padanya.

Akhirnya aku bisa ngerasain sentuhan hangat dari bibir manis kamu ini sayang. batin Gavin dan mulai menjalankan aksinya. Rere yang masih kaget hanya bisa diam mengikuti permainan Gavin yang bermain di dalam rongga mulutnya.

Cukup lama Gavin menempelkan bibirnya di bibir mungil Rere. Mereka berdua pun tampak begitu menikmati setiap permainan yang mereka berdua lakukan.

Namun, sangat berbeda dengan Alin. Dia begitu sakit melihat adegan menyesakkan itu di depan kedua bola matanya sendiri.

"Ya Tuhan Gavin, kamu? Hiks, aku gak nyangka Vin kamu ngelakuin adegan kaya gitu dengan wanita lain. Apalagi di depan aku sendiri." Alin melotot kaget melihat wajah Gavin begitu dekat dengan wajah Rere. Bahkan bibir mereka menempel satu sama lain.

Alin menggeleng seolah tidak percaya. Dia berjalan mundur dengan air mata yang terus mengalir di pelupuk matanya. Hati Alin benar-benar hancur melihat Gavin berciuman dengan perempuan lain di depan matanya sendiri.

"Hiks... Aku gak tau apa aku masih bisa bertahan di sini Vin. Aku gak tau..." lirih Alin yang langsung berlari menuju kamarnya. Hingga dia pun tidak sengaja menyenggol Vas bunga di sampingnya sampai jatuh dan pecah.

"Praaang!" Vas bunga itu pun jatuh dan berhasil membuat Rere dan Gavin kaget hingga akhirnya bibir mereka pun terlepas tidak saling menempel lagi.

"Suara apa itu Vin?" heran Rere melirik kearah sumber suara.

Jangan-jangan Alin lagi? Dia pasti lihat pas tadi gue lagi ciuman sama Rere. pikir Gavin menerka-nerka dan mengacuhkan pertanyaan Rere tadi.

"Vin, kamu kenapa? Kok malah bengong?" tanya Rere lagi yang berhasil membuyarkan lamunan Gavin.

"Eng...gak kenapa-kenapa kok sayang. Sebentar ya aku lihat ke dalam dulu," Gavin beranjak berdiri dan segera berjalan menuju arah tangga yang terdapat pecahan Vas bunga yang jatuh tadi.

"Alin?" pikir Gavin yakin begitu melihat pecahan Vas bunga yang berserakan di lantai tanpa ada orang lain disana. Bahkan hewan seperti kucing pun tidak dia lihat. Jadi dugaan Gavin benar pasti Alin lah yang memecahkan Vas bunga itu.

Nih cewek benar-benar ngeselin! batin Gavin dengan wajah kesalnya yang siap meluap itu.

Tanpa babibu lagi, Gavin langsung menaiki tangga rumahnya menuju lantai kamar mereka.







My Devil Husband (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang