MDH 48

1K 56 9
                                    

Vote+komen!

💜Happy Reading💜

***
Gavin baru saja pulang dari kantornya. Dia menenteng tas kerja sekaligus mainan baru untuk Kenzo yang dia beli saat lewat toko mainan tadi. Wajah Gavin sangat semangat berjalan cepat memasuki kamarnya, bibirnya pun terus tersenyum tak sabar ingin bertemu dengan Kenzo juga Alin sang istri.

"Lho, Alin kemana? Kok di kamarnya gak ada? Kenzo juga gak kelihatan dari tadi?" gumam Gavin bingung. Dia beranjak keluar dari kamarnya dan mencari Alin juga Kenzo di ruangan lain.

"Hufth ... bikin khawatir aja sih. Biasanya juga suka di kamar kalau aku pulang kerja," gumam Gavin berjalan cepat menuruni anak tangga rumahnya.

"Lho? Kamu sudah pulang Vin?" tanya Nyonya Ratore tiba-tiba.

"Mama? Kok Mama ada di bawah? Yang lain kemana sih Ma? Kok rumah jadi sepi kaya gini?" tanya Gavin balik dengan ekspresi bingungnya.

"Alin sama Kenzo lagi di Rumah Sakit nemenin Papa. Mama sengaja pulang dulu untuk bawain beberapa baju Papa, habis ini Mama juga mau kesana lagi Vin," jelas Nyonya Ratore seraya memasukkan beberapa baju suaminya ke dalam tas.

"Ma ... maksud Mama?
Jadi Papa sakit Ma? Papa sakit apa? Kok Mama gak kasih tahu Gavin?" Gavin membolakan matanya kaget.

"Tadi pagi Papa pingsan Vin, Dokter bilang sih Papa harus dirawat beberapa hari soalnya kondisinya cukup lemah, mungkin Papa kecapean.
Kamu ikut Mama ke Rumah Sakit sekarang ya?" Nyonya Ratore menatap wajah Gavin dengan tatapan teduhnya.

"Kok bisa sih Ma? Bukannya semalam Papa gak papa? Trus tadi pagi juga gak kenapa-napa, masih sehat." Gavin mendadak lemas seketika mendengar kabar mencemaskan itu.

"Mama juga bingung, tapi sekarang kita ke Rumah Sakit aja ya? Alin sama Kenzo juga ada di sana kok, sekalian kamu antar mamah ke sana." Nyonya Ratore meraih tas kecil berisi beberapa baju ganti suaminya.

"Iya Ma, yaudah sini biar Gavin yang bawa tasnya," setuju Gavin meraih tas yang dipegang Nyonya Ratore.

Nyonya Ratore hanya mengangguk kecil dan tersenyum. Gavin berjalan lebih dulu menuju mobilnya, sedangkan Nyonya Ratore membuntuti Gavin dari belakang.

***
"Uhh Mommm, Opaaaa," teriak Kenzo menunjuk Tuan Ratore yang terbaring lemah di atas ranjang Rumah Sakit.

"Iya Opa. Opanya lagi sakit. Kenzo gak boleh berisik ya? Nanti Opanya keganggu, jadi gak boleh berisik, ssst," jelas Alin menempelkan jari telunjuknya di bibirnya.

"Ussss ..." Kenzo malah mengikuti apa yang Alin lakukan dengan menempelkan jemari kecilnya ke bibir mungilnya.

"Hihihi, lucu ih anaknya Mommy, muach." Alin tertawa kecil melihat tingkah menggemaskan Kenzo, satu kecupan pun dia daratkan di pipi Kenzo.

"Bisa bawa Kenzo ke sini Al? Papa pengen gendong Kenzo," pinta Tuan Ratore tiba-tiba.

"Boleh kok Pa, tapi biar Alin aja yang gendong ya? Papa 'kan masih sakit." Alin berjalan pelan menghampiri Tuan Ratore.

"Gak papa Al, Papa kuat kok. Sini sayang sama Opa?" pinta Tuan Ratore lagi. Dia mengulurkan tangannya untuk meraih tubuh mungil Kenzo.

My Devil Husband (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang