Apa? mau baca? vote+coment dulu shayyy!!!!
________
Setelah menempuh perjalanan yang tidak terlalu lama. Akhirnya Gavin tiba juga dirumah sakit. Ia berlari terburu dan tergesa-gesa. Nafasnya sampai tersenggal karna tidak sabar ingin bertemu sang Papa.
"Pah. Papa dimana Pah?" Gavin berlari mencari ruangan kamar rawat Tuan Ratore. Wajahnya terlihat sangat cemas. Hingga akhirnya langkah ia terhenti tepat disebuah ruangan dimana disana Alin tampak berdiri dengan wajah cemasnya seraya menggendong Kenzo.
"Al, gimana keadaan Papa Al? Papa baik-baik aja kan Al? Papa beneran masih hidup kan?"Gavin bertanya lirih.
Alin tidak menjawab. Ia hanya menoleh menatap wajah Gavin dengan mata berkaca. Kepalanya ia gelengkan seolah ia tidak tahu keadaan Papa mertuanya itu.
"Ya Tuhan."tubuh Gavin seolah bergetar melihat ekspresi Alin yang seperti itu.
"Kamu bilang ternyata Papa masih hidup, tapi keadaannya kritis. Aku gak tahu apa aku harus bahagia atau justru bersedih.
Aku gak mau lihat Papa kayak gitu Al. Aku mau Papa sembuh. Aku mau Papa Al." Gavin memejamkan matanya lirih.Kenzo yang melihat ekspresi Daddynya seperti itu merasa bingung. Matanya terus memandang Gavin, tatapannya benar-benar bingung. Keningnya mengerut. Namun tangan mungilnya tiba-tiba menarik lengan baju Gavin yang dapat ia jangkau karna dekat.
"Dad! Opaa uuhh..."ucap Kenzo seraya menunjuk pintu ruangan kamar rawat Tuan Ratore.
"Apa sayang? Opa ada di dalam? Gimana keadaan Opa nak? Daddy gak sanggup kalau harus masuk ke dalam, Daddy takut."Gavin mengelus rambut poni Kenzo.
"Ih! Opaa uh Dadd! Zoo uhh Opa..."Kenzo menjambak baju Gavin dengan ekspresi kesalnya. Entah apa maksudnya. Namun sepertinya ia sangat menginginkan agar Gavin masuk ke dalam.
"Yaudah kamu masuk aja dulu. Siapa tahu dengan kedatangan kamu kondisi Papa bisa semakin membaik. Aku yakin Papa sangat sayang sama kamu, pasti dengan kehadiran kamu disana bisa membuat Papa membaik dan siuman dari kondisi kritisnya sekarang."Alin berujar pelan. Gavin menoleh, menatap nanar wajah perempuan cantik istri tercintanya itu.
Alin mengangguk kecil, begitu pun dengan Kenzo yang ikut mengangguk-anggukan kepalanya seolah menyuruh sang Daddy agar segera masuk.
Gavin akhirnya melangkahkan kakinya mendekati pintu. Ia meraih handle pintu tersebut dan membukanya perlahan.
"Krekkk..."
Nyonya Ratore langsung menoleh kaget mendengar suara pintu ruangan kamar rawat Tuan Ratore yang dibuka dari luar. Matanya sekilas menatap tajam sosok Gavin dengan tatapan penuh kebencian.
"Mama,"Gavin berjalan masuk diikuti Alin dan Kenzo dari belakang.
Nyonya Ratore tidak membalas sapaan Gavin. Ia malah memalingkan wajahnya tanpa mau melihat wajah Gavin sekilas pun.
"Mah, Mama masih marah sama Gavin?
Gavin minta maaf Mah. Gavin nyesel. Gavin gak ada maksud sedikit pun buat benci Mama sama Papa. Gavin nyesel Mah. Gavin minta maaf." Gavin menunduk lirih. Namun lagi-lagi Nyonya Ratore tidak menjawab. Ia tetap memalingkan wajahnya, beranjak dari tempatnya duduk dan beralih berdiri mendekati Alin."Kenapa kamu bawa anak tidak tahu diri ini kemari?"tanya Nyonya Ratore tampak kesal. Actingnya benar-benar sangat bagus dan memukau. Gavin sampai menunduk takut dan merasa bersalah.
"Opaaa!! Dadd Zooo uhh!!"tiba-tiba Kenzo berteriak kesal. Ia menarik baju Nyonya Ratore seraya memukulnya. Sepertinya ia sangat tidak terima Daddynya diperlakukan demikian oleh sang Oma.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Devil Husband (On Going)
RomanceFollow sebelum membaca demi kepentingan kita bersama: ) Genre romance! Warning 17+ Ini tentang kehidupan seorang gadis dan pemuda. Seorang gadis yang terus-menerus menangis dan meratapi kehidupannya yang tidak sesuai dengan ekspektasinya. Dia yang...