Vote+komen!
💜Happy Reading💜
***
Alin masih duduk di atas tempat tidurnya. Tangan halusnya pun tak henti-henti mengelus perutnya yang sudah sedikit terlihat membesar itu. Perlahan dia pun mulai membaringkan tubuhnya di atas tempat tidurnya itu. Namun entah kenapa air matanya terus saja mengalir kalau mengingat sifat Gavin selama ini."Hiks... Aku takut Vin, aku takut kalau seandainya kamu emang gak pernah menginginkan bayi ini. Aku takut kamu membenci bayi ini Vin, aku takut..." lirih Alin mencoba memejamkan matanya walau sulit. Air matanya pun kembai menetes membasahi pelupuk mata indahnya.
Hingga akhirnya Alin pun terlelap di dalam tidur indahnya.
Gue harus lakuin sesuatu, gue gak mungkin terus-terusan kaya gini. Gue harus ngelakuin hal yang akan membuat gue dan Alin bahagia. pikir Gavin yakin. Namun pancaran wajahnya masih terlihat penuh dengan emosi. Dia pun langsung keluar dari dalam ruangan kerjanya itu menuju kamar Alin yang bersebelahan dengan ruangannya
Gue harus lakuin itu Al, HARUS!batin Gavin yang sedari tadi terus meyakinkan dirinya. Dia pun berjalan menuju kamar mereka dan terlihatlah Alin yang sudah terlelap di atas tempat tidurnya.
Elo harus mati bocah sialan! batin Gavin penuh amarah. Sorotan matanya begitu tajam menatap kearah perut Alin yang selalu membuatnya emosi mendadak. Perlahan Gavin pun menghampiri Alin dan berdiri tepat di hadapan Alin.
Saat ini juga gue bakalan habisin anak haram elo ini Van. Gue gak akan pernah biarin dia berlama-lama tinggal di dalam rahim Alin. Gue akan buat dia nyusulin elo, BOKAP KANDUNGNYA! batin Gavin dengan emosi yang semakin menggebu. Entah setan apa yang sudah masuk kedalam pikiran Gavin hingga dia sangat bernafsu untuk membunuh bayi dalam kandungan Alin.
"Bangun elo!" Tiba-tiba Gavin mengguncang paksa tubuh Alin dengan kakinya.
"HEH, BANGUN!" suruh Gavin lagi dengan nada suara yang lebih tinggi. Perlahan Alin pun membuka kelopak matanya karena merasa terusik. Namun dit begitu kaget saat melihat kaki Gavin yang membuat tidurnya terganggu.
"Ga...gavin?" kaget Alin kemudian segera bangkit dan duduk di atas tempat tidurnya. Alin benar-benar kaget melihat wajah Gavin yang berubah mengerikan. Apalagi Gavin sampai membangunkan dirinya dengan menggunakan sebelah kakinya, sungguh Alin dibuat semakin kaget dan takut.
"Bangun elo!" suruh Gavin ketus. Alin semakin kaget dan dibuat takut. Dia hanya bisa menunduk dan menuruti ucapan Gavin.
"Isshh lama banget sih elo?" Dengan sangat kasarnya Gavin menarik paksa tangan Alin. Dia pun menyeret Alin keluar dari dalam kamarnya.
"Awh Vin, pelan-pelan... Tangan aku sakit..." Alin mencoba memegang tangan kanannya yang Gavin tarik paksa.
"DIAM ELO! Kalau elo gak bisa diam, gue bisa lebih kasar dari ini," ujar Gavin mengancam. Alin hanya menangis menahan rasa sakit di tangannya.
Kemudian Gavin pun menyuruh Alin agar masuk ke dalam sport hitamnya yang masih terparkir di depan rumahnya itu."Masuk!" suruh Gavin masih dengan nada suaranya yang tinggi.
"Ta...tapi kamu mau bawa aku kemana Vin?" tanya Alin memberanikan diri untuk bertanya. Padahal tubuhnya sendiri gemetar karena takut.
"Gak usah banyak tanya. Sekarang juga elo masuk! Gue bakalan nyingkirin bayi sialan elo itu!" tegas Gavin yang berhasil membuat jantung Alin seakan berhenti mendengar ucapannya itu.
"Ma...maksud kamu apa Vin?
Ka...kamu gak bakalan bunuh bayi aku kan? Ka...kamu gak sungguh-sungguh mau nyingkirin dia kan?" lirih Alin berkaca-kaca. Napasnya pun serasa sesak mendengar ucapan Gavin barusan.
![](https://img.wattpad.com/cover/240695756-288-k392401.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
My Devil Husband (On Going)
RomanceFollow sebelum membaca demi kepentingan kita bersama: ) Genre romance! Warning 17+ Ini tentang kehidupan seorang gadis dan pemuda. Seorang gadis yang terus-menerus menangis dan meratapi kehidupannya yang tidak sesuai dengan ekspektasinya. Dia yang...