MDH 21

2.4K 110 12
                                    

Vote+komen!

💜Happy Reading💜


***

Terlihat Gavin begitu fokus berkutat dengan semua pekerjaannya yang menumpuk itu. Maklum selama Gavin tidak masuk akibat kecelakaan kemarin tidak ada yang menggantikan posisinya, sedangkan Reno sendiri yang Gavin percaya juga ikut-ikutan tidak masuk karena orang tuanya sakit dan dirawat, jadi Gavin benar-benar ekstra kewalahan mengurusi pekerjaannya yang terbengkalai itu.

Hufth... Gila, ini kerjaan banyak banget? Sampai gak selesai-selesai dari tadi gue kerjain. pikir Gavin heran dengan tatapan mata yang tidak berkedip sama sekali terhadap layar laptopnya itu. Apalagi jari-jarinya yang tiada henti mengetik setiap huruf di keypad laptopnya.

Kalau aja elo masih ada. Perusahaan Papa ini pasti gak akan terbengkalai gini Van, elo pasti bisa gantiin posisi gue dan menghandle semuanya, gak seperti sekarang. Gue benar-benar kewalahan Van. Gue gak bisa ngurusin perusahaan-perusahaan Papa lebih dari satu ini. pikir Gavin lagi mengharap sesuatu yang memang sangat tidak mungkin terjadi.

Kalau seandainya Devan masih ada pasti dia bisa menghandle semuanya, karena Devan memang sangat ahli dalam bidang perbisnisan, sama seperti sang Papa yang terkenal dengan Pebisnis tersukses itu. Dan Gavin sendiri mungkin tidak akan ada disini kalau seandainya Devan masih ada. Dia pasti masih berada di Amerika untuk meneruskan studynya dan mengejar semua impiannya yang ingin menjadi seorang seniman terkenal itu.

Tapi gue gak nyesal kok Van, walaupun elo udah membuat gue hancur karena harus menggantikan semua posisi elo, tapi sekarang gue justru berterimakasih karena elo udah ngizinin gue buat mendampingi Alin. Gue sayang banget sama Alin Van, gue nyesal dulu udah nyakitin dia, tapi sekarang elo gak perlu khawatir, Alin pasti bakalan gue jaga dengan baik karena gue cinta dan sangat sayang sama dia. batin Gavin tersenyum membayangkan keadaannya saat ini. Wajah cantik Alin pun selalu menghiasi pikirannya, rasanya ingin sekali menyelesaikan semua pekerjaannya itu agar bisa cepat pulang dan bertemu dengan Alin sang istri.

Kira-kira kamu lagi apa Al? Aku kangen banget sama kamu. pikir Gavin menatap bingkai foto Alin yang diletakkan di atas meja kerjanya itu.

"Gue harus selesain kerjaan gue sekarang juga. Gue pengen banget pulang biar bisa ketemu Alin, iya gue harus kerjakan semuanya dengan cepat," yakin Gavin menyemangati dirinya. Dia pun kembali fokus terhadap laptop dan berkas-berkas kerjanya yang sangat menumpuk itu.

Namun, saat Gavin sedang fokus terhadap layar laptopnya itu, tiba-tiba Tuan Ratore datang dan melempar sebuah map beserta berkas-berkas tepat dihadapan Gavin.

"Brakkss..." Suara map yang dilempar sekuat tenaga membuat Gavin melotot kaget dan sejenak menghentikan pekerjaannya.

"Pa...Papah?" pekik Gavin kaget melirik kearah Tuan Ratore yang wajahnya sudah seperti seekor Singa yang akan menerkam mangsanya itu.

"Dasar anak GAK BERGUNA,
mengurus perusahaan ini saja tidak becus! Kenapa semua saham dan keuangan Perusahaan ini bisa menipis dan turun drastis? Kemana saja kamu sampai Perusahaan ini bisa hancur seperti ini? Apa kamu mau menghancurkan Papa?
Kamu pasti mau membuat perusahaan ini bangkrut, IYA KAN?" bentak Tuan Ratore murka. Gavin benar-benar dibuat kaget akan ucapannya itu.

"Ma...maaf Pa, Gavin memang gak masuk beberapa hari kemarin karna kecelakaan itu. Tapi Gavin janji kok Pa Gavin pasti bisa mengembalikan semuanya seperti semula lagi. Gavin gak ada maksud sedikitpun membuat perusahaan ini menurun, Gavin minta maaf pa," ujar Gavin sedikit gugup. Bahkan jantungnya pun sampai berdebar kencang mendengar bentakan dari Papanya itu.

My Devil Husband (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang