MDH 53

1K 61 9
                                    

Vote+komen!

💜Happy Reading💜


***
Pagi-pagi sekali wajah mungil bocah tampan ini sudah terbangun dari tidur lelapnya semalam, dia berusaha menggerakkan kepala dan tangannya memandangi ke sekeliling ruangan. Bibirnya tiba-tiba tersenyum mendapati wajah sang Daddy terlelap di sampingnya.



"Daddd ... Daddd," panggilnya pelan.

Namun tidak ada respon sedikit pun dari Gavin karna Gavin tertidur sangat begitu pulas.

Kenzo pun kembali memandangi sekeliling ruangan rawatnya itu, namun tidak ada orang lain selain sang Daddy.

"Mommm ... Mommm," panggilnya mencari sosok Alin yang entah berada dimana.

"Hiks ... Daddd Mommm Daddd Mommm." Dengan keadaan masih lemah dan tidak bisa apa-apa itu akhirnya Kenzo hanya bisa menangis.

"Ngh ... Kenzo kenapa? Kok nangis sih sayang?" Tiba-tiba Gavin terbangun mendengar suara isakan tangis Kenzo.

"Hiks ... Mommm Daddd Mommm," lirihnya menunjuk kearah pintu.

"Kenzo haus? Tapi 'kan ada selang infusnya, gak usah mimi sama Mommy juga gak papa sayang. Udah bobo lagi aja ya? Masih pagi kok, nanti siang baru kita pulang." Gavin mengelus kepala Kenzo dan menenangkannya.

"Mommm Daddd Mommm hiks Mommm ..." Suara Kenzo semakin melemah dengan tangan yang terus menunjuk kearah pintu.

"Iya-iya yaudah Daddy panggil Mommynya, jangan nangis terus, anak Daddy gak boleh cengeng. Tunggu sebentar ya sayang? Muachh, Daddy panggil Mommy dulu," ujar Gavin beranjak dari tempat duduknya lalu keluar ruangan untuk memanggil Alin.

"Lho, Kenzo kenapa Vin? Kok nangis?" Tiba-tiba Alin masuk dan berpapasan dengan Gavin yang hendak memanggilnya itu.

"Kebetulan kamu masuk, Kenzo kayaknya haus, kamu kasih dia Asi kamu dulu, kasihan Al, dari semalam hanya cairan infus aja yang masuk ke dalam tubuhnya," jelas Gavin menghentikan langkahnya menatap Alin.

"I ... iya Vin, yaudah aku kasih Asi aku buat Kenzo dulu ya?" izin Alin bergegas menghampiri putra pertamanya yang terus menangis itu.

Gavin hanya mengangguk kecil lalu kembali mendekati ranjang tempat tidur Kenzo dan duduk di dekatnya.

"Uhhh Kenzo haus ya sayang? Maafin Mommy ya? Semalam Mommy mau kasih Kenzo Asi tapi Kenzonya udah bobo, maafin Mommy sayang," lirih Alin menitikan air mata. Dia segera memangku Kenzo dan membuka kancing bajunya untuk memberikan Kenzo Asi.

"Hati-hati sama tangannya Al, nanti selang infusnya takut copot," ujar Gavin membantu memegang tangan kiri Kenzo.

"Iya Vin, aku pelan-pelan kok gendongnya juga," balas Alin mengangguk pelan.

"Momm ... uhh Momm ..." Kenzo memandang wajah Alin dan menunjukkan luka di kepalanya, dia bermaksud mengadu namun tidak bisa menceritakan apa yang terjadi padanya kemarin.

"Iya sayang, sakit ya? Nanti juga sembuh kok, sabar ya? Kenzo 'kan anak laki-laki, jadi harus kuat, kayak Daddy tuh, Daddy Kenzo kuat lho sayang, jadi Kenzo juga harus kuat." Alin tersenyum mengelus kepala Kenzo yang dililit perban dan terlihat bercak darah merah disana. Dia begitu lembut membalas setiap ucapan yang dilontarkan oleh Kenzo padanya.

Kenzo tersenyum sekilas lalu kembali menghisap Asi Alin dengan lahapnya.

"Kita bawa Kenzo pulang siang ini ya Al? Kayaknya Kenzo juga udah gak papa, nanti biar aku yang urus semua administrasinya, kamu tunggu disini, aku keluar sebentar," suruh Gavin berpamit keluar.

My Devil Husband (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang