"Lima, itu cukup banyak, dibanding denganku yang hanya dua saja." Aku kemudian mengambil sesuatu dari meja, sebuah gelas dan juga daun teh, "Apa kau mau teh, Pinova?"
"Boleh, tapi ... Kau adalah manusia, itu merupakan pencapaian yang luar biasa, kebanyakan manusia disini tidak memiliki akses kekuatan dalam hidupnya, kecuali mereka mengambil perjanjian dengan makhluk magis atau yang populer di kalangan manusia adalah sihir."
Aku kemudian menyeduh teh dan menuangkan gula di cangkir, "Ya, sepertinya begitu, mereka nampak membedakan dunia hanya dengan dua sisi, nyata dan gaib, begitu kan?"
"Aku terkesima, kau bisa memahaminya."
"Sebelum aku kesini, ratuku yang narsistik selalu bilang bahwa dunia tak terdiri dari dua warna saja dan dia selalu memberiku pelajaran cukup ambigu." Aku kemudian menyerahkan secangkir teh padanya,
"Aphh-- panas--" Pinova terperanjap ketika sensor mulutnya langsung bereaksi terhadap suhu yang tinggi.
"Hati-hati, alat termos yang baru saja dibeli Sonra itu bisa menyimpan panas air dengan baik."
Gerimis belum juga reda, jadi kami butuh sesuatu yang hangat untuk mempertahankan kestabilan suhu fisik.
"Ya, aku mengerti." Pinova kemudian kembali menaruh gelas yang terbuat dari aluminium itu ke meja. Ia lalu kembali berkata, "Jadi, kau bilang soal ratuku? Siapa dia?"
"Aku pernah bilang padamu sebelumnya aku adalah orang yang pernah terlempar ke dunia lain sebelum ke dunia ini kan? Nah, di dunia itu, dia adalah ratu yang sendirian, tanpa seorang pun disisinya."
"Ah, ya, kau tak perlu mengulangnya lagi, tapi dia pasti seorang perempuan yang kuat."
"Tentu saja."
Aku kembali menyesap tehku secara perlahan untuk mengusir hawa dingin yang kembali masuk melalui celah-celah bangunan.
"Kau pasti mencintainya."
"Apa-- Ughh."
Aku tersedak ketika Pinova berkata seperti itu, bagaimana tidak, ia seolah mampu membaca pikiranku. Aku kemudian langsung menaruh teh itu kembali ke meja.
"Kau tak apa?"
"Jangan khawatir--- aku tidak apa-apa, tapi kenapa kau menyimpulkan hal seperti itu."
Dia kemudian tersenyum ke arahku dengan lembut, "Habisnya, seseorang yang sedang jatuh cinta itu memiliki aroma yang berbeda, dari pandangan baik juga dari tingkahnya."
"Tapi, aku belum terlalu cocok untuknya, lagipula dia lebih tinggi dariku."
"Aku tak mengerti soal hubungan asmara, tapi kalau soal kecocokan, bukan hanya soal status kan?"
Dia benar, menjalin hubungan dengan seseorang tidak hanya berdasar sebuah kesamaan atau perbedaan, tapi itu berdasar kecocokan.
"Apa menurutmu aku cocok dengannya."
"Entahlah, aku belum melihatnya langsung," ucap Pinova kembali menikmati teh yang kusajikan. "Sepertinya tubuhku sudah mulai membaik, bagaimana kalau kita membantu mereka?"
"Di tengah hujan seperti ini, kurasa untuk tubuhmu sekarang kurang cocok, mari kita bantu dalam jarak jauh saja."
"Memang itu maksudku."
***
Aku kembali melihat ke gadget yang sudah terpasang online, jadi melalui skill Sonra, kami dapat melakukan sambungan dari sini, dan melihat apa yang ada di sana.
Aku duduk bersebalahan dengan Pinova untuk mengamati video yang terekam secara langsung, nampak alat yang dipasang di beberapa tempat dan drone telah diatur oleh Sonra, jadi kami juga bisa melihat lebih leluasa pertarungan yang terjadi.
Para petualang mulai bertarung di garis depan, bentuk makhluk berbeda dari yang kuduga, beberapa terlihat semacam golem, itu adalah makhluk yang terbuat dari bebatuan, lalu beberapa lagi ada kelabang dan kalajengking yang besar.
"Berhati-hatilah Sonra, di depan ada banyak makhluk yang berdatangan," ucapku padanya, yang kini ia berada di atas dinding gerbang menggunakan senapan.
"Jangan khawatir para penggemarku, ini adalah tempat dimana kita akan berburu monster dan dia disampingku ada Ryuna, meskipun dia kecil, tapi dia adalah pendekar yang hebat," terangnya.
"Apa yang dia katakan?" Pinova nampak bingung dengan reaksi Sonra yang nampak perkataannya cukup serasa tidak hanya ditujukan pada kami.
"Entahlah-- Tapi tunggu."
Aku segera menggulir layar gadget ke fitur lain, lalu membuka streaming beberapa situs, lalu darisitu aku menemukan, dia sedang melakukan streaming dengan akun yang khusus untuk siaran langsung di dunia fantasi. Dia menciptakan media hiburan di internet sembari membasmi iblis.
"Dia itu benar-benar--"
"Kenapa Mikka?"
"Entah bagaimana bilangnya, aku akan bilang nanti setelah dia datang saja."
Aku mengembalikan ke layar utama lalu melihat lagi situasinya. Sonra itu, bisa-bisanya ia membuat akun video semacam itu, mungkin ia ingin menaikkan trafik dan transaksi, tapi kalau dalam situasi perang semacam itu, bisa saja ia terkena standar komunitas atau secara moralitas, itu mungkin akan dipertanyakan.
"Hei, lihat itu Mikka, dia cukup hebat," dari arah kamera lain terlihat seorang perempuan bertudung yang menghajar cukup cepat monster-monster itu, ia terlihat memiliki beberapa kemampuan, saat aku memfokuskan pandangan ke arahnya, levelnya cukup tinggi. Mencapai level 100.
"Sepertinya dia bukan petualang daerah sini."
"Ya, itu nampak bagus tapi dia nampak--"
"Dikendalikan?"
"Benar, kau bisa merasakannya juga?"
"Entah mungkin hanya intuisiku, bukankah lebih baik kita menyuruh Sonra dan Ryuna kembali?" ucapku pada Pinova.
"Ya, kurasa, lebih baik begitu, lagipula sepertinya serangan gerombolan dari iblis itu tidak terlalu banyak dari yang petualang lain informasikan."
Aku kemudian segera mengaktifkan speaker kembali untuk langsung menghubungi Sonra, "Hei, Sonra kembalilah dengan Ryuna."
"Eh, memangnya kenapa, kita baru saja melakukan siaran langsung, ini belum klimaksnya kan?"
"Ada orang terlihat mencurigakan disana, sebaiknya kembalilah sebelum orang itu menyadari keberadaan kita."
"Baiklah, aku akan kembali," ucapnya sembari mengambil barang-barangnya di sekitarnya.
"Ayo kembali Ryuna."
Setelah Sonra dan Ryuna berkemas lalu berjalan kembali ke kota, aku segera memeriksa kamera lain di tempat pertarungan para iblis dan petualang.
Aku lihat gadis bertudung itu nampak diam lalu melihat ke arah kamera drone menatap kami dengan tersenyum mengerikan. Itu membuatku langsung menutup layar video.
"Apa dia menyadari keberadaan kita?"
"Mungkin."
Ini adalah rasa takut, ia memiliki pandangan membunuh meskipun terasa samar tapi ada sudut pandang yang mengerikan, "Haruskah kita pindah saja, Pinova?"
*****
KAMU SEDANG MEMBACA
Travel in a Different Sky
FantasyHidupku terasa hampa dan melelahkan. Meskipun sudah melakukan segala sesuatu sebaik mungkin, aku masih terjebak dalam dunia korporasi, ekonomi, dan politik yang monoton. Tidak ada lagi orang yang percaya padaku, terutama setelah aku dipecat karena f...