Di sebuah istana terlihat seorang pria berdiri dari singgahsananya, terdapat banyak pelayan manusia setengah monster dan juga pasukan undead. di sampingnya ia memelihara seekor griffin. Ia kemudian mengambil pedang yang tersarung di pinggangnya.
Dia adalah Dilma sang penguasa malam, julukannya tidak main-main, karena dia sendiri adalah seorang vampir, kecepatan regenerasi dan kekuatannya 20 kali lebih kuat dari ksatria pada umumnya, terlebih ia adalah seorang penyihir yang menguasai sihir pemanggilan.
Ia bahkan mampu memanggil banyak makhluk kuat dari alam bawah. Ia sudah hidup hampir ribuan tahun, itulah kenapa ia amat disegani.
"Jadi kau yang mengacau di kotaku ini, berani sekali kau menampakkan wajahmu di hadapanku," ucap Dilma dengan tatapan yang masih tenang, seolah lawannya bukan apa-apa baginya. "Seorang pahlawan ya? Kenapa harus melakukan kekejian semacam itu, kau mungkin bahkan lebih buruk dari raja iblis."
"Aku disini tidak mau mendengar ocehanmu, mari kita tentukan siapa yang lebih kuat." Doreran mengacungkan senjata pedangnya dengan penuh percaya diri.
Tiba-tiba seekor ular muncul dari belakang Doreran yang hendak melahapnya namun Zero tidak tinggal diam, ia langsung menebas ular itu dengan sekali serangan dan membuat ular itu terbelah.
Seharusnya Zero memang tidak sekuat itu, tapi setelah ia mendapatkan status perbudakan dari Doreran, maka sebagian statusnya mengalami peningkatan akibat efek pasif yang dimiliki Doreran dapat menduplikat sebagian kemampuan itu ke bawahannya.
"Kau tidak apa-apa Tuan?" ucap Zero.
"Kerja bagus Zero," tanggapnya.
"Sepertinya kau cukup curang juga melakukan serangan kejutan seperti itu, Dilma." Doreran memandang Dilma dengan penuh percaya diri.
"Ketahui tempatmu, makhluk rendahan." Doreran nadanya nampak meninggi, timbul aura kuat membuat seisi istana bergetar dan menciptakan retakan di dinding dan lantai.
"Hebat sekali beginikah kekuatan dari Penguasa malam."
Wash!
Seketika Dilma langsung menangkap leher Doreran dengan tangannya, menghantamnya ke dinding lalu menyeretnya dengan kecepatan tinggi hingga keluar istana dan menghantam tanah.
"Tuan!" Zero panik namun kemudian ia mendapat tendangan dari Dilma, membuat Zero terlempas jauh menghantam banyak rumah.
"Kau benar-benar hebat, tak kusangka makhluk asli dari dunia ini memiliki kekuatan yang lebih hebat dari pahlawan, hahaha."
Seketika Doreran langsung mengaktifkan beberapa skill pada dirinya.
[Skill aktif]
[Regenerasi : Penguatan tubuh : Peningkatan kecepatan : Pelapisan elemen api : Anti sihir : Grafitasi]"Bagaimana kau akan mengatasi ini!" teriaknya.
Namun Dilma tidak terlalu panik, ia langsung mendekat ke arah Doreran, "Memang benar, skill adalah kekuatan Dewa, berbeda dengan sihir. Terlebih kalian memiliki pohon skill, itu adalah yang membedakan pahlawan dengan manusia yang ada disini, tapi ..."
Seketika energi Dilma tekanannya lebih kuat dari sebelumnya, seperti angin yang menghempas, menghancurkan permukaan tanah dan bangunan sekitarnya. Tak hanya itu orang-orang di sekitar seketika mati ketika terkena hempasan energi itu, puing-puing, makhluk hidup segalanya seperti terhisap menyatu dengan energi tersebut.
"Aku Vampir berbeda dengan manusia, selama berada di waktu malam, aku bisa mengubah seluruh material menjadi energi sihir, sebanyak apapun skillmu kau takkan bisa mengalahkanku."
"Hei, apa tidak apa-apa, kau menghancurkan seluruh kotamu."
"Itu bayaran yang setimpal atas kematianmu, meski kau manusia, aku tahu bahwa kau lebih kejam dari para iblis."
"Karena manusialah yang menciptakan iblis!"
Doreran tak terlalu peduli dengan tekanan yang ada, ia langsung menyerang ke arah Dilma dengan pedangnya. Namun langkanya terhenti, sebuah lingkaran sihir tercipta di bawah pijakannya.
"Kau pikir aku hanya menghempaskan energi ke segala arah hanya untuk menggertakmu, lihatlah diatasmu."
"Apa!? Bagaimana mungkin."
Terlihat sebuah bola hitam raksasa di atas langit, ukurannya bahkan hampir setengah kota.
"Ya, hempasan itu hanyalah sebuah pengalihan."
"Kau gila! Bola itu juga akan menghancurkanmu!" teriak Doreran dengan wajah berkeringat dan tubuh bergetar.
"Tidak seperti kalian, seranganku takkan berdampak pada diriku sendiri."
"Apa kau ingin mengorbankan seluruh kota!"
"Jika kota ini hancur, maka aku tinggal membuatnya ulang. Kau seolah orang baik saja, padahal kau bahkan lebih buruk dariku, manusia. Bahkan dalam hal makanan, aku hanya memakan darah manusia, tetapi kalian para manusia memakan semuanya."
Beberapa saat bola itu kemudian menghantam ke arah Doreran menimbulkan ledakan dahsyat, suara gemanya cukup dahsyat, gempa pun terjadi cukup keras akibat bola energi itu menelan kota melenyapkan seluruh penduduk di sekitarnya.
Dalam beberapa menit setelah Dilma memastikan seluruh kota dan Doreran hancur, ia kemudian menjentikkan jarinya, seketika bola energi yang masih mengambang di kota menghilang, menyisakan permukaan tanah dan debu yang berterbangan di sekitar.
Dilma kemudian mendaratkan kakinya, tempat sekitar saat ini tak ada apapun. "Sial sekali hari ini, pasti butuh lama untuk membangunnya ulang."
Namun kemudian terdapat debu yang terbang lalu menusuk Dilma. Debu itu berkumpul kemudian terbentuk kembali tubuh Doreran.
Dilma belum mati, ia mengubah tubuhnya menjadi butiran debu sehingga energi kuat yang menghempas tersebut tidak sampai mengenainya, karena debu-debu sebelumnya menghisap ke dalam tanah.
"Bagaimana bisa--" Tubuh Dilma tak dapat bergerak, dengan kekuatannya yang masih ada, ia menjentikkan jarinya membuat tubuh Doreran menjadi meledak.
Namun tak butuh waktu lama Doreran dapat mengumpulkan kembali tubuhnya yang sudah berbentuk butiran debu lalu kembali mewujud seperti dirinya sebelumnya. Kini ia berada di hadapan Dilma.
"Sebenarnya, aku tak ingin menggunakan cara ini, karena rasa sakitnya luar biasa, tapi dengan ini maka ..."
Seketika tubuh Doreran menjadi debu kembali lalu merasuk ke dalam tubuh Dilma.
"Aghh!!" Teriakan Dilma begitu kuat, sebab Doreran tak hanya melukai bagian vitalnya, melainkan berusaha mengambil alih tubuh Dilma.
"Jangan pikir kau bisa--Aghh!"
Dilma dengan langkah terakhirnya berusaha menekan energi sihir ke tubuhnya lalu kemudian timbul ledakan kuat dari ledakan sebelumnya, meluluhlantakan tempat sekitar lebih luas, beberapa kota di sampingnya dan hutan pun tertelan, sampai kemudian dirinya pun ikut sirna.
Namun debu-debu itu kembali terbentuk namun bukan tubuh Dilma melainkan Doreran. "Benar-benar vampir yang menarik, sayangnya tubuhmu sudah menjadi milikku sekarang."
Doreran dalam waktu singkat telah mengambil alih tubuh Dilma dan menyatukannya dengan tubuhnya, kini ia tidak hanya memiliki skill hebat, melainkan tubuh yang kuat dan dipenuhi dengan kekuatan sihir.
Doreran kemudian menengadahkan tangannya, "Bangun Zero."
Tak berapa lama dari sisa-sisa debu tersebut, tubuh zero terstruktur kembali. Tubuhnya kini utuh setelah terkena ledakan sebelumnya.
"Aghh-- Tuan, kau menghidupkanku kembali."
"Ya, sekarang mari kita ke tempat lain, aku juga akan membangkitkan beberapa pengikut."
"Baik."
*****
KAMU SEDANG MEMBACA
Travel in a Different Sky
FantasíaHidupku terasa hampa dan melelahkan. Meskipun sudah melakukan segala sesuatu sebaik mungkin, aku masih terjebak dalam dunia korporasi, ekonomi, dan politik yang monoton. Tidak ada lagi orang yang percaya padaku, terutama setelah aku dipecat karena f...